Mengapa anda mengalami hari-hari yang menyebalkan? Dan bagaimana respon Anda terhadap hal-hal yang menyebalkan tersebut ?
Suatu hari Anda sarapan bersama di rumah. Anak perempuan anda tiba-tiba tanpa sengaja menumpahkan kopi sehingga baju seragam Kerja anda kotor. Anda lepas kendali, memaki-maki anak Anda sehingga dia menangis. Kemarahan anda merembet kepada pembantu karena menaruh cangkir kopi terlalu dekat ke anak Anda.
Terjadi debat kusir dengan pasangan anda. Dengan rasa jengkel, anda tinggalkan meja untuk ganti seragam. Selesai ganti pakaian, anda melihat anak anda masih menangis dan bersiap untuk pergi sekolah tanpa menyelesaikan sarapannya. Tapi dia ( anak ) sudah ditinggalkan mobil jemputan. Anda bergegas ke mobil dan berteriak kepada anak anda untuk segera naik mobil. Anda terpaksa mengantarnya ke sekolah.Kemudian ngebut karena terlambat.Sialnya waktu memotong jalan, anda dihentikan polisi dan terpaksa damai dengan memberikan imbalan Rp. 50.000,-. Sampai di sekolah, anak anda langsung lari dari mobil tanpa mengucapkan sepatah kata-kata. Setelah berjuang keras, akhirnya anda tiba dikantor terlambat 20 menit. Pada saat itu, anda baru sadar bahwa anda lupa membawa tas kerja anda. Anda memulai hari itu dengan kejadian yang menjengkelkan. Ketika waktu berlanjut, semua keadaan seolah-olah berubah menjadi semakin kacau.
Sore hari, anda pulang kerumah dengan lesu.
Disambut suasana "dingin" dari pasangan, anak dan pembantu anda.
Semua itu terjadi karena reaksi atau respon yang anda lakukan di pagi hari.
Mungkin kita pernah mengalami kejadian serupa. Kesialan diikuti berbagai kesialan lainnya. Hal-hal yang tidak menyenangkan datang silih berganti. Hal itu bisa berupa stress, rasa kurang bahagia dan kemarahan yang mengakibatkan putus hubungan persahabatan, dijauhi teman, menyebalkan dan kadang sangat menyakitkan. Coba cermati contoh kasus tersebut.
Mengapa anda mengalami hari-hari yang menyebalkan?
a) Apakah karena kopi tumpah di baju seragam anda?
b) Apakah karena anak anda yang menyebabkannya?
c) Ataukah karena Pak Polisi yang menilang anda?
d) Atau akibat perilaku anda sendiri?
Jawabannya adalah : Sesungguhnya anda bisa mengendalikan reaksi anda pada kejadian tersebut. Hanya reaksi spontan anda, yang mengakibatkan semua itu terjadi. Anda bisa merubah situasi menyebalkan itu menjadi lebih menyenangkan dengan menerapkan rumus 90: 10. Artinya, 10% dari kehidupan kita berupa "takdir" yang harus diterima, dan 90% lainnya, disebabkan oleh reaksi anda terhadap berbagai tekanan dan kejadian yang menimpa Anda. Kita tidak bisa mengendalikan 10% faktor takdir. Anak tidak sengaja menumpahkan kopi, mobil mogok. Jadual penerbangan terlambat sehingga seluruh rencana kerja menjadi kacau, dan terjebak dalam kemacetan lalu lintas. Ini realita yang tidak bisa dikontrol. Berbeda dengan aspek 90% sisanya. Anda bisa mengendalikan dan mengatur reaksi atau respon yang akan anda lakukan terhadap kejadian yang menimpa anda.
Jangan biarkan berbagai kejadian itu mengatur anda.
Anda pasti bisa mengendalikan bagaimana reaksi atau respon terbaik yang harus anda lakukan.
Berikut, contoh yang seharusnya anda lakukan.
Kopi menumpahi seragam anda.
Anak anda kaget bahkan terlihat akan menangis. Anda bisa berkata,
"Nak, tidak apa-apa cuma basah. Lain kali, berhati-hati kalau sarapan." Anda segera ke kamar dan mengganti baju seragam. Waktu anda kembali anda lihat anak anda sudah selesai sarapan dan segera lari ke depan, menuju mobil jemputan sambil melambaikan tangan kepada anda. Anda, anda masih bisa baca koran dan bercengkerama sebentar sebelum anda siap pergi ke kantor. Anda tiba di kantor 5 menit sebelum jam kerja, dengan gembira. Anda menyapa semua rekan dan anak buah anda di sepanjang jalan menuju kamar kerja. Anda mendapat pujian bos dan bawahan yang mengamati gerak gerik anda. Hari ini sungguh menyenangkan.
Amati apa perbedaan yang terjadi diantara dua skenario di atas.
Semua dimulai dengan kejadian yang sama, kopi tumpah (aspek 10%) yang tidak bisa anda cegah.
Namun hasilnya jauh berbeda, karena cara anda (aspek 90% ) kejadian tersebut berbeda. Jangan bereaksi negatif terhadap suatu kejadian yang tidak
menyenangkan. Berikan reaksi yang positif, dan yakinkan bahwa hal itu tidak akan merusak hari-hari anda selanjutnya.
Namun, apabila anda memberikan reaksi atau respon yang salah, maka pasti akan berdampak buruk bagi anda selanjutnya.
Apa reaksi anda bila terjebak kemacetan lalu-lintas?
· Apakah membunyikan klakson mobil sekeras-kerasnya.
· Apakah dengan berlaku seperti itu kejadian akan membaik?
· Apakah detak jantung anda menjadi normal atau sebaliknya?
· Apakah orang lain peduli bila akhirnya anda terlambat tiba di kantor 10-20 menit?
Mengapa anda membiarkan kejadian tersebut merusak seluruh hari anda?
Ingat rumus 90 :10.
Rahasia manfaat penerapan rumus 90 : 10 dalam kehidupan sehari-hari itu sungguh luar biasa. Namun, sedikit diantara'kita yang memahaminya, sehingga jutaan orang menderita stress dan berbagai macam masalah pribadi.
Kura-Kura dalam Perahu
Loper koran sungguh merupakan anak yang luar biasa, semangat hidup dan pengertian kehidupan akan hidup dan kehidupan yang mendasar menyertai kekayaan ilmunya.
Tempaan keras kehidupan yang dihadapi dengan tegar dan syukur telah menumbuhkan sikap rendah hati dan sederhana, walaupun penghargaan demi penghargaan diraihnya dengan gemilang. Sikap ini juga yang membuat Si Kaya lalai, bahwa justru Loper yang tampak lemah, bodoh dan kurang pergaulan inilah yang menjadi musuh beratnya.
Juara Kampung
Derit rantai sepeda mini usang seorang anak tanggung loper koran seolah memecah keheningan subuh, sorot matanya bening berkilat menatap pagi penuh energi dan harapan baru. Dengan enerjik, tangan kiri memegang setang sepeda, sementara tangan kanannya melempar koran ke halaman setiap rumah. Pekerjaan ini dilakukan rutin setiap pagi dan sore, riang tanpa rasa canggung atau malu, seolah memang olah raga rutin pagi sore yang menyehatkan tubuh.
Dia adalah anak kampung yang lain dari kebanyakan anak yang masih molor sambil mendengkur di dalam hangatnya sarung menyambut datangnya subuh. Walau tubuhnya ceking, namun tampak sangat bugar. Segudang prestasi dan penghargaannya sekolah maupun di lingkungan, mulai dari akademis hingga spiritual juga disapu habis oleh anak kampung ini.
Kesemuanya biaya pendidikan anak ini merupakan hasil keringat sendiri menjadi loper koran pagi dan sore, selain itu masih tersisih sebagian besar jumlah penghasilannya untuk membantu biaya hidup adik dan ibunya yang sudah ditinggal sang ayah. SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggipun dilaluinya mulus dengan beasiswa, hingga suatu saat datanglah kesempatan emas untuk bekerja dan dididik khusus oleh negara untuk menjadi calon pejabat tinggi.
Kesempatan kali ini tidak datang dengan mudah, karena syaratnya selain sarjana lulusan terbaik, juga wajib melalui proses seleksi ketat berikut masa karantinanya. Mata sang loper koran ini mulai terbuka ketika dia terseleksi masuk menjadi nominasi sarjana teladan ini. Di atas langit masih ada langit, ternyata yang menyandang predikat terbaik di seluruh negri ada ratusan sarjana. Mulai dari ujung barat hingga ujung timur negrinya, mulai anak orang kaya hingga miskin, sangatlah beragam.
Test pertama adalah Seleksi Nilai, dari ratusan sarjana teladan terjaring hanya sekitar 50 orang sarjana yang qualified. Si Loper koran dengan mulus menjadi salah satu diantara 50 sarjana terbaik.
Test kedua adalah Seleksi Pengetahuan Umum dan Sosial. Seleksi ini dilakukan dengan membagi 50 sarjana ini menjadi 5 kelompok. Dalam setiap kelompok akan dikompetisikan kemampuannya dalam forum pengetahunan umum dan sosial. Setiap kelompok hanya akan terpilih 1 orang saja yang akan keluar sebagai sarjana terbaik.
Proses menjalani persiapan, pelaksanaan hingga seleksi test ini tentunya menyita perjuangan tenaga dan waktu. Harap-harap cemas menunggu siapakah yang akan keluar sebagai 5 orang sarjana terbaik yang tentunya menjadi impian dan kebanggaan setiap orang di negrinya. Keseluruhan proses memakan waktu satu bulan, sekali lagi sang loper koran kembail terjaring sebagai 5 sarjana calon pegawai terbaik. Sungguh suatu kebanggaan baginya dan sang ibu, bahwa hanya seorang anak kampung yang miskin, loper koran pagi sore mampu lulus terpilih sebagai salah satu dari lima sarjana terbaik di negrinya.
Tahap ketiga, proses terakhir untuk menentukan siapa sarjana terladan terbaik yang akan berhak mendapatkan pelatihan khusus dari negara dan akan posisi karir strategis sebagai pejabat tinggi pemerintahan. Test ketiga ini sungguh tidak sederhana, kelima sarjana terpilih harus dikarantinakan selama satu bulan. Mereka akan mendapatkan kasus kondisi riil yang memang sedang terjadi di masyarakat untuk dievaluasi. Pada Senin pertama bulan berikutnya, kelima sarjana dihadapkan satu sama lain dalam satu forum terbuka di alun-alun pusat kota. Mereka harus memaparkan dan mempertahankan hasil evaluasinya, serta mengemukakan usulan penyelesaian kasus yang sedang dihadapi masyarakat saat ini.
Satu bulan tentunya bukanlah suatu yang singkat, namun bukan juga waktu yang cukup untuk mengevaluasi kasus riil yang sedang terjadi hingga memberikan dan mempertahan pandangan hingga usulan penyelesainya. Apalagi mereka semua hanya berbekal ilmu yang mereka timba dari sekolah tanpa pernah praktek secara nyata sebelumnya.
Diantara kelima calon ini terdapat seorang sarjana kaya, dia pintar dan sangat berambisi. Didukung oleh orang tuanya yang punya koneksi kusus di jajaran pejabat penentu hasil seleksi ini.
Si kaya mempunyai seorang sangat pintar sebagai penasehatnya. Satu per satu profil dan latar belakang keempat calon lainnya sudah berada ditangannya dalam sekejap. Perlahan dan halus dua orang calon telah dapat disingkirkannya dengan mudah, keduanya setuju untuk mengalah dalam forum terbuka nanti dengan imbalan sejumlah uang.
Selanjutnya tinggal Si Loper koran dan seorang Si Kutubuku yang harus disiasati. Si kaya memerintahkan penasehatnya untuk menyelidiki Si Loper dan Si Kutubuku untuk mencari tahu apa dan bagaimana mereka dalam kesehariannya.
Si penasehat mengunjungi Kutubuku, Kutubuku bicaranya sedikit, lurus tanpa tergoyahkan akan uang, karena memang latar belakang keluarganya berada. Setiap waktu terlihat selalu tangannya memengang buku, memang benar-benar seorang sarjana Kutubuku. Tampaknya merupakan musuh yang sangat tangguh.
Lain Kutubuku lain pula Si Loper yang tampak sangat bertolak belakang. Si Loper penampilannya ketinggalan jaman, tampak sangat sebagai anak kampung, kurang pergaulan dan pengetahuannya juga biasa-biasa saja, bicaranya malu-malu dan kurang tegas, terkadang beberapa kata asingpun tidak nyambung dan tidak dapat dilafalkan dengan benar. Kamar karantinanyapun hanya terdapat melompong, hanya beberapa buku, sebuah buku catatan yang sudah lusuh dan pena plastik tergeletak di atas meja. Disimpulkan Loper bukanlah musuh yang tangguh, juga sangat dimungkinkan lolos seleksi test kedua karena kebetulan saja.
Si kaya tertawa lebar setelah mendapat laporan dari penasehatnya, "Ini tidak serumit yang aku kira, ternyata yang harus aku hadapi hanya Si Kutubuku saja dan satu lagi hanya sekedar juara kampung bodoh yang kebetulan lolos seleksi. Aku pasti terpilih menjadi pemenang Sarjana Teladan ini." Serunya yakin.
Segera Si Kaya menghubungi koneksi ayahnya yang berpengaruh dalam forum kompetisi, dia menjanjikan sejumlah uang sebagai imbalan untuk menjegal Si Kutubuku dalam forum. Sementara Si Loper baginya tidaklah membahayakan, sudah pasti akan tumbang di tengah jalan karena dimata Si Kaya hanyalah seorang juara kampung kecil bukan tandingan seimbangnya.
Matahari mulai menyembul diantara pepohonan rindang alun-alun tengah kota. Senin minggu pertama telah tiba, deretan kursi undangan telah tertata rapi. Masa mulai dari pelajar, ibu-ibu, bapak-bapak hingga para pedagang kaki lima terlihat mulai menyemut memadati lingkar alun-alun. Mereka semua ingin tahu siapa anak bangsa yang beruntung untuk dididik menjadi pejabat tinggi negara itu.
Para undanganpun mulai berdatangan memenuhi tempat duduk yang disediakan, acara akan dimulai pukul 7.30 pagi. 5 menit sebelum dimulai para undangan dipersilahkan berdiri menyambut Mentri Pendidikan sebagai V VIP yang mewakili pihak pemerintah. Sekilas setelah sambutan Pak Mentri, forum pun dimulai. Masing-masing 5 peserta hanya berkesempatan 20 menit menyampaikan paparan mereka, selanjutnya serbuan pertanyaan oleh para juri penilai atas paparan mereka.
Penilaian juri dilakukan dalam dua tahap, 1. Tahap Penyisihan dan 2.Tahap Final. Penilaian juri dilakukan langsung di atas papan score. Di Tahap Penyisihan, kedua perserta yang sudah terkena uang semir memang banyak tidak bisa menjawab atas pertanyaan yang diajukan. Seperti prediksi Si Kaya, keduanya tersisihkan dengan mudah.
Masuk ke Tahap Final hanya tinggal Si Kaya, Si Kutubuku dan Si Loper. Kutubuku menjadi sasaran utama juri penilai untuk disisihkan dalam tahap ini. Skenario berjalan lancar, bombardi pertanyaan sang juri bayak yang tak terjawab Kutubuku dan nilainyapun mulai tertinggal oleh Si Kaya dan Si Loper.
Kini tinggal dua calon yang dijagokan menduduki posisi Sarjana Teladan. Mereka tampak sangat kontras Si Kaya yang tampak sangat pandai dan rapi, Si Loper yang tampak ndeso dan kurang pandai. 5 pertanyaan terakhir dilontarkan, anehnya bukannya membuat nilai berpihak kepada Si Kaya, namun justru membuat posisi perolehan angka mereka seimbang antara Si Kaya dan Loper. Wow, Si Loper yang tampak ndeso dan kurang pergaulan itu mulai unjuk gigi atas kebolehannya.
"Loper, Loper, Loper ....."Teriak penonton yang mulai tegang dan bersimpati atas gigihnya dan kebolehan si Loper dalam meladeni pertanyaan juri penilai.
Sungguh seru dan tegang kondisi saat itu, waktu terpaksa diperpanjang untuk pertanyaan tambahan. Kondisi semakin tegang ketika dua pertanyaan pamungkas telah dilontarkan dan tetap tidak merubah keadaan perolehan nilai yang sama Kaya dan Loper. Sungguh tidak dinyana, kalau anak kampung itu mempunyai kemampuan seimbang dengan si Kaya yang serba ada.
Sambil mengangkat tangannya, tiba-tiba Pak Mentri berdiri meminta waktu untuk bicara. "Saya ingin satu pertanyaan terakhir yang bersifat umum datangnya dari penonton yang hadir di sini," seraya menunjuk seorang ibu pedagang jamu tua yang sedang mengendong cucunya.
"Ibu, bisakah membantu kami dengan menyumbangkan satu pertanyaan saja." Pinta Pak Mentri.
Sambil mengeryitkan dahi ibu tua itu bertanya, " Nak, jadi pejabat tinggi itu pemerintah apa sih? Saya dari tadi kok tidak mudeng (ngerti)." Tanya ibu tua itu dengan polosnya.
Si Kaya dengan yakin dan pongahnya bergaya layaknya para pejabat yang lagi kampanye,
"Bundaku, itu artinya saya akan menjadi salah satu faktor penting untuk penentu arah kehidupan bangsa kita. Saya akan memberikan banyak kemudahan bagi rakyat kecil, contohnya sekolah gratis, makanan murah serta pengobatan gratis." "Saya tidak sekedar janji, saya akan membuat membuat rakyat hidup makmur."
Wow, mendengar jawaban ini seraya gemuruh tepuk tangan bergema mendengarkan janji surga seorang yang baru berangan-angan menjadi pejabat tinggi.
Kini giliran si Loper menjawab, dengan wajah yang sedikit merunduk dan dada terbusung seolah ada dentuman bedug di dalam dadanya, maka perlahan dan pasti berkatalah dia
"Ibu, Pejabat itu berarti tanggung jawab, maka Pejabat Tinggi berarti tanggung jawab yang sangat tinggi dan besar yang dipercayakan masyarakat di pundaknya. Seseorang yang menerimanya harus mengemban misi masyarakat dan berusaha dengan sepenuh hati tanpa pamrih berjuang untuk mewujudkannya. Seseorang yang menerimanya sudah menjadi wakil dan milik orang banyak dan bukan menjadi dirinya lagi sebagai seorang pribadi."
Jawaban ini membuat bukan menghasil tepuk tangan yang riuh, melainkan suasana senyap dan hening. Para pejabat dan pegawai pemerintah yang hadir merasa bagai disambar geledek, ini bagai tamparan keras seorang Loper koran bagi mereka yang hanya mencari popularitas untuk keuntungan pribadi semata.
Hening sekejap itu berubah menjadi tepuk tangan panjang sambil berdiri dari semua orang yang menyaksikan jawaban telak dan sangat dramatis oleh si Loper koran ini. Para juripun tak kuasa untuk duduk dan bersikap angker, merekapun ikut berdiri dan bertepuk tangan. Piagam dan Piala kemenangan menjadi Sarjana Teladan dan kesempatan berkarir sebagai pejabat tinggipun diserahkan dengan bangga kepada si Loper koran. Pilihan yang sungguh tepat.
Pembaca yang budiman,
Loper koran sungguh merupakan anak yang luar biasa, semangat hidup dan pengertian kehidupan akan hidup dan kehidupan yang mendasar menyertai kekayaan ilmunya.
Tempaan keras kehidupan yang dihadapi dengan tegar dan syukur telah menumbuhkan sikap rendah hati dan sederhana, walaupun penghargaan demi penghargaan diraihnya dengan gemilang. Sikap ini juga yang membuat Si Kaya lalai, bahwa justru Loper yang tampak lemah, bodoh dan kurang pergaulan inilah yang menjadi musuh beratnya.
Pesan moral strategi ini,
The law of attraction, itu istilah yang lagi ngetop saat ini. Sikap dan kondisi yang tampak biasa-biasa saja juga akan memberikan respon sekeliling kita menjadi bersahabat. Hal ini tidak akan mengundang feedback kecurigaan ataupun hal yang buruk.
Sementara kekayaan internal berupa mental, ahlak dan ilmu pengetahuan dibarengi dengan sikap rendah hati, sederhana dan tulus, justru akan membuat alam dan lingkungan mendorong kita menjadi sosok yang luarbiasa dengan otomatis, baik kita inginkan ataupun tidak.
Tempaan keras kehidupan yang dihadapi dengan tegar dan syukur telah menumbuhkan sikap rendah hati dan sederhana, walaupun penghargaan demi penghargaan diraihnya dengan gemilang. Sikap ini juga yang membuat Si Kaya lalai, bahwa justru Loper yang tampak lemah, bodoh dan kurang pergaulan inilah yang menjadi musuh beratnya.
Juara Kampung
Derit rantai sepeda mini usang seorang anak tanggung loper koran seolah memecah keheningan subuh, sorot matanya bening berkilat menatap pagi penuh energi dan harapan baru. Dengan enerjik, tangan kiri memegang setang sepeda, sementara tangan kanannya melempar koran ke halaman setiap rumah. Pekerjaan ini dilakukan rutin setiap pagi dan sore, riang tanpa rasa canggung atau malu, seolah memang olah raga rutin pagi sore yang menyehatkan tubuh.
Dia adalah anak kampung yang lain dari kebanyakan anak yang masih molor sambil mendengkur di dalam hangatnya sarung menyambut datangnya subuh. Walau tubuhnya ceking, namun tampak sangat bugar. Segudang prestasi dan penghargaannya sekolah maupun di lingkungan, mulai dari akademis hingga spiritual juga disapu habis oleh anak kampung ini.
Kesemuanya biaya pendidikan anak ini merupakan hasil keringat sendiri menjadi loper koran pagi dan sore, selain itu masih tersisih sebagian besar jumlah penghasilannya untuk membantu biaya hidup adik dan ibunya yang sudah ditinggal sang ayah. SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggipun dilaluinya mulus dengan beasiswa, hingga suatu saat datanglah kesempatan emas untuk bekerja dan dididik khusus oleh negara untuk menjadi calon pejabat tinggi.
Kesempatan kali ini tidak datang dengan mudah, karena syaratnya selain sarjana lulusan terbaik, juga wajib melalui proses seleksi ketat berikut masa karantinanya. Mata sang loper koran ini mulai terbuka ketika dia terseleksi masuk menjadi nominasi sarjana teladan ini. Di atas langit masih ada langit, ternyata yang menyandang predikat terbaik di seluruh negri ada ratusan sarjana. Mulai dari ujung barat hingga ujung timur negrinya, mulai anak orang kaya hingga miskin, sangatlah beragam.
Test pertama adalah Seleksi Nilai, dari ratusan sarjana teladan terjaring hanya sekitar 50 orang sarjana yang qualified. Si Loper koran dengan mulus menjadi salah satu diantara 50 sarjana terbaik.
Test kedua adalah Seleksi Pengetahuan Umum dan Sosial. Seleksi ini dilakukan dengan membagi 50 sarjana ini menjadi 5 kelompok. Dalam setiap kelompok akan dikompetisikan kemampuannya dalam forum pengetahunan umum dan sosial. Setiap kelompok hanya akan terpilih 1 orang saja yang akan keluar sebagai sarjana terbaik.
Proses menjalani persiapan, pelaksanaan hingga seleksi test ini tentunya menyita perjuangan tenaga dan waktu. Harap-harap cemas menunggu siapakah yang akan keluar sebagai 5 orang sarjana terbaik yang tentunya menjadi impian dan kebanggaan setiap orang di negrinya. Keseluruhan proses memakan waktu satu bulan, sekali lagi sang loper koran kembail terjaring sebagai 5 sarjana calon pegawai terbaik. Sungguh suatu kebanggaan baginya dan sang ibu, bahwa hanya seorang anak kampung yang miskin, loper koran pagi sore mampu lulus terpilih sebagai salah satu dari lima sarjana terbaik di negrinya.
Tahap ketiga, proses terakhir untuk menentukan siapa sarjana terladan terbaik yang akan berhak mendapatkan pelatihan khusus dari negara dan akan posisi karir strategis sebagai pejabat tinggi pemerintahan. Test ketiga ini sungguh tidak sederhana, kelima sarjana terpilih harus dikarantinakan selama satu bulan. Mereka akan mendapatkan kasus kondisi riil yang memang sedang terjadi di masyarakat untuk dievaluasi. Pada Senin pertama bulan berikutnya, kelima sarjana dihadapkan satu sama lain dalam satu forum terbuka di alun-alun pusat kota. Mereka harus memaparkan dan mempertahankan hasil evaluasinya, serta mengemukakan usulan penyelesaian kasus yang sedang dihadapi masyarakat saat ini.
Satu bulan tentunya bukanlah suatu yang singkat, namun bukan juga waktu yang cukup untuk mengevaluasi kasus riil yang sedang terjadi hingga memberikan dan mempertahan pandangan hingga usulan penyelesainya. Apalagi mereka semua hanya berbekal ilmu yang mereka timba dari sekolah tanpa pernah praktek secara nyata sebelumnya.
Diantara kelima calon ini terdapat seorang sarjana kaya, dia pintar dan sangat berambisi. Didukung oleh orang tuanya yang punya koneksi kusus di jajaran pejabat penentu hasil seleksi ini.
Si kaya mempunyai seorang sangat pintar sebagai penasehatnya. Satu per satu profil dan latar belakang keempat calon lainnya sudah berada ditangannya dalam sekejap. Perlahan dan halus dua orang calon telah dapat disingkirkannya dengan mudah, keduanya setuju untuk mengalah dalam forum terbuka nanti dengan imbalan sejumlah uang.
Selanjutnya tinggal Si Loper koran dan seorang Si Kutubuku yang harus disiasati. Si kaya memerintahkan penasehatnya untuk menyelidiki Si Loper dan Si Kutubuku untuk mencari tahu apa dan bagaimana mereka dalam kesehariannya.
Si penasehat mengunjungi Kutubuku, Kutubuku bicaranya sedikit, lurus tanpa tergoyahkan akan uang, karena memang latar belakang keluarganya berada. Setiap waktu terlihat selalu tangannya memengang buku, memang benar-benar seorang sarjana Kutubuku. Tampaknya merupakan musuh yang sangat tangguh.
Lain Kutubuku lain pula Si Loper yang tampak sangat bertolak belakang. Si Loper penampilannya ketinggalan jaman, tampak sangat sebagai anak kampung, kurang pergaulan dan pengetahuannya juga biasa-biasa saja, bicaranya malu-malu dan kurang tegas, terkadang beberapa kata asingpun tidak nyambung dan tidak dapat dilafalkan dengan benar. Kamar karantinanyapun hanya terdapat melompong, hanya beberapa buku, sebuah buku catatan yang sudah lusuh dan pena plastik tergeletak di atas meja. Disimpulkan Loper bukanlah musuh yang tangguh, juga sangat dimungkinkan lolos seleksi test kedua karena kebetulan saja.
Si kaya tertawa lebar setelah mendapat laporan dari penasehatnya, "Ini tidak serumit yang aku kira, ternyata yang harus aku hadapi hanya Si Kutubuku saja dan satu lagi hanya sekedar juara kampung bodoh yang kebetulan lolos seleksi. Aku pasti terpilih menjadi pemenang Sarjana Teladan ini." Serunya yakin.
Segera Si Kaya menghubungi koneksi ayahnya yang berpengaruh dalam forum kompetisi, dia menjanjikan sejumlah uang sebagai imbalan untuk menjegal Si Kutubuku dalam forum. Sementara Si Loper baginya tidaklah membahayakan, sudah pasti akan tumbang di tengah jalan karena dimata Si Kaya hanyalah seorang juara kampung kecil bukan tandingan seimbangnya.
Matahari mulai menyembul diantara pepohonan rindang alun-alun tengah kota. Senin minggu pertama telah tiba, deretan kursi undangan telah tertata rapi. Masa mulai dari pelajar, ibu-ibu, bapak-bapak hingga para pedagang kaki lima terlihat mulai menyemut memadati lingkar alun-alun. Mereka semua ingin tahu siapa anak bangsa yang beruntung untuk dididik menjadi pejabat tinggi negara itu.
Para undanganpun mulai berdatangan memenuhi tempat duduk yang disediakan, acara akan dimulai pukul 7.30 pagi. 5 menit sebelum dimulai para undangan dipersilahkan berdiri menyambut Mentri Pendidikan sebagai V VIP yang mewakili pihak pemerintah. Sekilas setelah sambutan Pak Mentri, forum pun dimulai. Masing-masing 5 peserta hanya berkesempatan 20 menit menyampaikan paparan mereka, selanjutnya serbuan pertanyaan oleh para juri penilai atas paparan mereka.
Penilaian juri dilakukan dalam dua tahap, 1. Tahap Penyisihan dan 2.Tahap Final. Penilaian juri dilakukan langsung di atas papan score. Di Tahap Penyisihan, kedua perserta yang sudah terkena uang semir memang banyak tidak bisa menjawab atas pertanyaan yang diajukan. Seperti prediksi Si Kaya, keduanya tersisihkan dengan mudah.
Masuk ke Tahap Final hanya tinggal Si Kaya, Si Kutubuku dan Si Loper. Kutubuku menjadi sasaran utama juri penilai untuk disisihkan dalam tahap ini. Skenario berjalan lancar, bombardi pertanyaan sang juri bayak yang tak terjawab Kutubuku dan nilainyapun mulai tertinggal oleh Si Kaya dan Si Loper.
Kini tinggal dua calon yang dijagokan menduduki posisi Sarjana Teladan. Mereka tampak sangat kontras Si Kaya yang tampak sangat pandai dan rapi, Si Loper yang tampak ndeso dan kurang pandai. 5 pertanyaan terakhir dilontarkan, anehnya bukannya membuat nilai berpihak kepada Si Kaya, namun justru membuat posisi perolehan angka mereka seimbang antara Si Kaya dan Loper. Wow, Si Loper yang tampak ndeso dan kurang pergaulan itu mulai unjuk gigi atas kebolehannya.
"Loper, Loper, Loper ....."Teriak penonton yang mulai tegang dan bersimpati atas gigihnya dan kebolehan si Loper dalam meladeni pertanyaan juri penilai.
Sungguh seru dan tegang kondisi saat itu, waktu terpaksa diperpanjang untuk pertanyaan tambahan. Kondisi semakin tegang ketika dua pertanyaan pamungkas telah dilontarkan dan tetap tidak merubah keadaan perolehan nilai yang sama Kaya dan Loper. Sungguh tidak dinyana, kalau anak kampung itu mempunyai kemampuan seimbang dengan si Kaya yang serba ada.
Sambil mengangkat tangannya, tiba-tiba Pak Mentri berdiri meminta waktu untuk bicara. "Saya ingin satu pertanyaan terakhir yang bersifat umum datangnya dari penonton yang hadir di sini," seraya menunjuk seorang ibu pedagang jamu tua yang sedang mengendong cucunya.
"Ibu, bisakah membantu kami dengan menyumbangkan satu pertanyaan saja." Pinta Pak Mentri.
Sambil mengeryitkan dahi ibu tua itu bertanya, " Nak, jadi pejabat tinggi itu pemerintah apa sih? Saya dari tadi kok tidak mudeng (ngerti)." Tanya ibu tua itu dengan polosnya.
Si Kaya dengan yakin dan pongahnya bergaya layaknya para pejabat yang lagi kampanye,
"Bundaku, itu artinya saya akan menjadi salah satu faktor penting untuk penentu arah kehidupan bangsa kita. Saya akan memberikan banyak kemudahan bagi rakyat kecil, contohnya sekolah gratis, makanan murah serta pengobatan gratis." "Saya tidak sekedar janji, saya akan membuat membuat rakyat hidup makmur."
Wow, mendengar jawaban ini seraya gemuruh tepuk tangan bergema mendengarkan janji surga seorang yang baru berangan-angan menjadi pejabat tinggi.
Kini giliran si Loper menjawab, dengan wajah yang sedikit merunduk dan dada terbusung seolah ada dentuman bedug di dalam dadanya, maka perlahan dan pasti berkatalah dia
"Ibu, Pejabat itu berarti tanggung jawab, maka Pejabat Tinggi berarti tanggung jawab yang sangat tinggi dan besar yang dipercayakan masyarakat di pundaknya. Seseorang yang menerimanya harus mengemban misi masyarakat dan berusaha dengan sepenuh hati tanpa pamrih berjuang untuk mewujudkannya. Seseorang yang menerimanya sudah menjadi wakil dan milik orang banyak dan bukan menjadi dirinya lagi sebagai seorang pribadi."
Jawaban ini membuat bukan menghasil tepuk tangan yang riuh, melainkan suasana senyap dan hening. Para pejabat dan pegawai pemerintah yang hadir merasa bagai disambar geledek, ini bagai tamparan keras seorang Loper koran bagi mereka yang hanya mencari popularitas untuk keuntungan pribadi semata.
Hening sekejap itu berubah menjadi tepuk tangan panjang sambil berdiri dari semua orang yang menyaksikan jawaban telak dan sangat dramatis oleh si Loper koran ini. Para juripun tak kuasa untuk duduk dan bersikap angker, merekapun ikut berdiri dan bertepuk tangan. Piagam dan Piala kemenangan menjadi Sarjana Teladan dan kesempatan berkarir sebagai pejabat tinggipun diserahkan dengan bangga kepada si Loper koran. Pilihan yang sungguh tepat.
Pembaca yang budiman,
Loper koran sungguh merupakan anak yang luar biasa, semangat hidup dan pengertian kehidupan akan hidup dan kehidupan yang mendasar menyertai kekayaan ilmunya.
Tempaan keras kehidupan yang dihadapi dengan tegar dan syukur telah menumbuhkan sikap rendah hati dan sederhana, walaupun penghargaan demi penghargaan diraihnya dengan gemilang. Sikap ini juga yang membuat Si Kaya lalai, bahwa justru Loper yang tampak lemah, bodoh dan kurang pergaulan inilah yang menjadi musuh beratnya.
Pesan moral strategi ini,
The law of attraction, itu istilah yang lagi ngetop saat ini. Sikap dan kondisi yang tampak biasa-biasa saja juga akan memberikan respon sekeliling kita menjadi bersahabat. Hal ini tidak akan mengundang feedback kecurigaan ataupun hal yang buruk.
Sementara kekayaan internal berupa mental, ahlak dan ilmu pengetahuan dibarengi dengan sikap rendah hati, sederhana dan tulus, justru akan membuat alam dan lingkungan mendorong kita menjadi sosok yang luarbiasa dengan otomatis, baik kita inginkan ataupun tidak.
Labels:
Kura-Kura dalam Perahu
Ilmuwan dengan Tikus Putih
Seorang ilmuwan tengah menguji potensi dan kekuatan seekor tikus putih. Setiap pagi ia mengeluarkan seekor tikus putih pilihan dari kandang lalu memasukkannya kedalam suatu mesin kaca yang penuh dengan air. Ilmuwan itu memperhatikan bagaimana tikus itu berjuang untuk dapat tetap hidup.
Apabila tikus itu kelihatan sudah kehilangan tenaga dan mulai tenggelam ke dasar air, maka ia segera memberikan tangan kanannya lalu mengangkat tikus itu. Ia selalu mencatat secara lengkap semua perkembangan selama satu minggu. Dari catatan tersebut diketahui bahwa kekuatan dan ketahanan tikus di dalam air meningkat dari hari ke hari.
Pada hari ke delapan, ia kembali menguji coba kekuatan dan ketahanan tikus. Tetapi belum lama berselang ia mendengar telpon genggamnya berdering. Ia berbincang cukup lama dengan seseorang di seberang telpon yang tak lain adalah pacarnya sendiri. Sedangkan tikus yang tengah berjuang di dalam air sengaja tidak berupaya lebih keras karena mengira sang ilmuwan pasti menolongnya. Tetapi nahas, saat itu si tikus benar-benar mati tenggelam karena ilmuwan tersebut terlalu asyik berbincang dengan pacarnya.
Siapakah yang membunuh tikus itu? Jawabnya adalah pikiran tikus itu sendiri. Secara ilmiah berdasarkan catatan perkembangan ketahanan dan kemampuan si tikus, ilmuwan itu menilai seharusnya tikus itu mampu bertahan lebih lama. Tetapi karena tikus itu terlanjur hanya mengharapkan bantuan yang tak kunjung datang, maka ia pun mati.
Pesan:
Si tikus mati tenggelam bukan karena ia tidak mampu berenang. Telah disebutkan bahwasanya kemampuan dan ketahanan tikus sudah cukup baik bahkan meningkat dari hari ke hari. Persoalannya adalah ia tidak bersedia memperjuangkan hidupnya itu dan hanya mengandalkan bantuan orang lain yaitu sang ilmuwan.
Kisah tersebut menginspirasikan bahwa setiap tingkat kemajuan atau keberhasilan seseorang selalu didahului dengan tantangan. Bila kita sudah dapat menahklukkan tantangan tersebut, dengan sendirinya kekuatan dan prestasi kita setingkat lebih maju. Sehingga keberhasilan kita terletak pada seberapa besar kemauan kita untuk menahklukkan tantangan tersebut, karena Tuhan YME sudah memberi kita dua tangan agar kita bisa membantu diri kita sendiri.
Tak ubahnya bila kita ingin sukses, maka kita harus bersedia memperbaiki diri dan gigih berusaha. "Victory belongs to the most persevering. - Kejayaan adalah milik mereka yang gigih," kata Napoleon Bonaparte, mantan penguasa di Perancis yang hidup pada tahun 1769 sampai tahun 1821. Karena keadaan kita tidak akan pernah lebih baik bila hanya mengandalkan bantuan orang lain.
Apabila tikus itu kelihatan sudah kehilangan tenaga dan mulai tenggelam ke dasar air, maka ia segera memberikan tangan kanannya lalu mengangkat tikus itu. Ia selalu mencatat secara lengkap semua perkembangan selama satu minggu. Dari catatan tersebut diketahui bahwa kekuatan dan ketahanan tikus di dalam air meningkat dari hari ke hari.
Pada hari ke delapan, ia kembali menguji coba kekuatan dan ketahanan tikus. Tetapi belum lama berselang ia mendengar telpon genggamnya berdering. Ia berbincang cukup lama dengan seseorang di seberang telpon yang tak lain adalah pacarnya sendiri. Sedangkan tikus yang tengah berjuang di dalam air sengaja tidak berupaya lebih keras karena mengira sang ilmuwan pasti menolongnya. Tetapi nahas, saat itu si tikus benar-benar mati tenggelam karena ilmuwan tersebut terlalu asyik berbincang dengan pacarnya.
Siapakah yang membunuh tikus itu? Jawabnya adalah pikiran tikus itu sendiri. Secara ilmiah berdasarkan catatan perkembangan ketahanan dan kemampuan si tikus, ilmuwan itu menilai seharusnya tikus itu mampu bertahan lebih lama. Tetapi karena tikus itu terlanjur hanya mengharapkan bantuan yang tak kunjung datang, maka ia pun mati.
Pesan:
Si tikus mati tenggelam bukan karena ia tidak mampu berenang. Telah disebutkan bahwasanya kemampuan dan ketahanan tikus sudah cukup baik bahkan meningkat dari hari ke hari. Persoalannya adalah ia tidak bersedia memperjuangkan hidupnya itu dan hanya mengandalkan bantuan orang lain yaitu sang ilmuwan.
Kisah tersebut menginspirasikan bahwa setiap tingkat kemajuan atau keberhasilan seseorang selalu didahului dengan tantangan. Bila kita sudah dapat menahklukkan tantangan tersebut, dengan sendirinya kekuatan dan prestasi kita setingkat lebih maju. Sehingga keberhasilan kita terletak pada seberapa besar kemauan kita untuk menahklukkan tantangan tersebut, karena Tuhan YME sudah memberi kita dua tangan agar kita bisa membantu diri kita sendiri.
Tak ubahnya bila kita ingin sukses, maka kita harus bersedia memperbaiki diri dan gigih berusaha. "Victory belongs to the most persevering. - Kejayaan adalah milik mereka yang gigih," kata Napoleon Bonaparte, mantan penguasa di Perancis yang hidup pada tahun 1769 sampai tahun 1821. Karena keadaan kita tidak akan pernah lebih baik bila hanya mengandalkan bantuan orang lain.
Labels:
Ilmuwan dengan Tikus Putih
Percaya Diri ? Arogan? Minder?
Minder adalah sikap yang menunjukkan keangkuhan.
Percaya diri (self confidence) adalah sikap yang menunjukkan seseorang yakin akan suatu produk atau jasa. Tidak hanya produk atau jasa, juga yakin akan suatu sistem yang bermanfaat untuk masyarakat luas. Dapat dikatakan, percaya diri adalah sikap yakin terhadap sesuatu. Seseorang dapat memiliki percaya diri yang baik apabila orang tersebut dapat menyampaikan pendapat kepada orang lain dan dapat menunjukkan suatu sikap yakin kepada orang lain. Percaya diri dikembangkan dengan memikirkan secara mendalam sewaktu menghadapi suatu, bertanya pada diri sendiri apakah yang harus dilakukan dan bagaimana menyampaikannya kepada orang lain. Percaya diri sangat bermanfaat dalam setiap keadaan. Percaya diri menyatakan seseorang bertanggung jawab atas perbuatannya. Percaya diri diwujudkan dengan menatap mata orang lain sewaktu berbicara, tidak melipat kedua tangan seperti kedinginan sewaktu berbicara kepada orang lain, tidak mengalihkan pandangan kepada hal lain sewaktu berbicara kepada orang lain dan cepat mendengar daripada berbicara. Sikap percaya diri dibentuk dengan belajar terus, tidak takut untuk berbuat salah dan menerapkan pengetahuan yang sudah dipelajari.
Arogan adalah sikap yang menunjukkan keangkuhan. Merasa diri dapat melakukan segala hal tanpa bantuan siapa-siapa. Dalam kamus kepribadian, sikap arogan termasuk dalam kategori sikap percaya diri yang berlebihan (over self-confidence). Arogan dapat terlihat dari sikap seseorang yang menonjolkan diri lebih daripada orang lain, belum diminta sudah menawarkan diri, tidak berperasaan, tidak peduli pendapat orang lain, kurang sabar, panik, melakukan tugas dengan amarah.
Minder adalah sikap yang menunjukkan keangkuhan juga. Selalu merasa diri bodoh, merasa diri tidak memiliki pendidikan yang cukup, merasa didi tidak mampu melakukan apa yang dilakukan oleh orang lain, rikuh, merasa diri tidak berguna, merasa diri selalu salah dan iri hati. Orang minder disebabkan karena orang tersebut tidak mendidik diri sendiri dengan membaca buku-buku, membaca media, menyampaikan pemikiran kepada orang lain. Hanya menunggu supaya orang lain melakukan sesuatu kepada dirinya. Orang minder dikatakan sebagai orang angkuh karena selalu menyalahkan orang lain. Padahal masalah timbul selalu dari diri sendiri.
Sewaktu kita menjalankan ibadah, sikap minder diperlukan, untuk menyadari adanya Yang Maha Kuasa, maka kita sadar bahwa kita adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan. Tetapi sikap minder TIDAK DIPERLUKAN dalam hubungan antar manusia. Karena pada dasarnya, setiap manusia selalu berbuat salah. Jika sikap minder dibawa dalam hubungan antar manusia, maka terjadilah konflik. Apalagi sangat berbahaya, jika sikap minder dibawa dalam urusan pekerjaan dan bisnis. Tidaklah mengherankan di Indonesia seringkali terjadi konflik karena setiap individu membawa sikap minder dalam hubungan antar manusia.
Maka tanyalah pada diri Anda sendiri sebagai berikut :
Apakah saya termasuk orang yang memiliki percaya diri yang baik?
Apakah saya termasuk orang yang arogan?
Apakah saya termasuk orang yang minder?
Saya anjurkan PILIHLAH menjadi orang yang memiliki percaya diri yang baik.
Percaya diri (self confidence) adalah sikap yang menunjukkan seseorang yakin akan suatu produk atau jasa. Tidak hanya produk atau jasa, juga yakin akan suatu sistem yang bermanfaat untuk masyarakat luas. Dapat dikatakan, percaya diri adalah sikap yakin terhadap sesuatu. Seseorang dapat memiliki percaya diri yang baik apabila orang tersebut dapat menyampaikan pendapat kepada orang lain dan dapat menunjukkan suatu sikap yakin kepada orang lain. Percaya diri dikembangkan dengan memikirkan secara mendalam sewaktu menghadapi suatu, bertanya pada diri sendiri apakah yang harus dilakukan dan bagaimana menyampaikannya kepada orang lain. Percaya diri sangat bermanfaat dalam setiap keadaan. Percaya diri menyatakan seseorang bertanggung jawab atas perbuatannya. Percaya diri diwujudkan dengan menatap mata orang lain sewaktu berbicara, tidak melipat kedua tangan seperti kedinginan sewaktu berbicara kepada orang lain, tidak mengalihkan pandangan kepada hal lain sewaktu berbicara kepada orang lain dan cepat mendengar daripada berbicara. Sikap percaya diri dibentuk dengan belajar terus, tidak takut untuk berbuat salah dan menerapkan pengetahuan yang sudah dipelajari.
Arogan adalah sikap yang menunjukkan keangkuhan. Merasa diri dapat melakukan segala hal tanpa bantuan siapa-siapa. Dalam kamus kepribadian, sikap arogan termasuk dalam kategori sikap percaya diri yang berlebihan (over self-confidence). Arogan dapat terlihat dari sikap seseorang yang menonjolkan diri lebih daripada orang lain, belum diminta sudah menawarkan diri, tidak berperasaan, tidak peduli pendapat orang lain, kurang sabar, panik, melakukan tugas dengan amarah.
Minder adalah sikap yang menunjukkan keangkuhan juga. Selalu merasa diri bodoh, merasa diri tidak memiliki pendidikan yang cukup, merasa didi tidak mampu melakukan apa yang dilakukan oleh orang lain, rikuh, merasa diri tidak berguna, merasa diri selalu salah dan iri hati. Orang minder disebabkan karena orang tersebut tidak mendidik diri sendiri dengan membaca buku-buku, membaca media, menyampaikan pemikiran kepada orang lain. Hanya menunggu supaya orang lain melakukan sesuatu kepada dirinya. Orang minder dikatakan sebagai orang angkuh karena selalu menyalahkan orang lain. Padahal masalah timbul selalu dari diri sendiri.
Sewaktu kita menjalankan ibadah, sikap minder diperlukan, untuk menyadari adanya Yang Maha Kuasa, maka kita sadar bahwa kita adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan. Tetapi sikap minder TIDAK DIPERLUKAN dalam hubungan antar manusia. Karena pada dasarnya, setiap manusia selalu berbuat salah. Jika sikap minder dibawa dalam hubungan antar manusia, maka terjadilah konflik. Apalagi sangat berbahaya, jika sikap minder dibawa dalam urusan pekerjaan dan bisnis. Tidaklah mengherankan di Indonesia seringkali terjadi konflik karena setiap individu membawa sikap minder dalam hubungan antar manusia.
Maka tanyalah pada diri Anda sendiri sebagai berikut :
Apakah saya termasuk orang yang memiliki percaya diri yang baik?
Apakah saya termasuk orang yang arogan?
Apakah saya termasuk orang yang minder?
Saya anjurkan PILIHLAH menjadi orang yang memiliki percaya diri yang baik.
Labels:
Percaya Diri ? Arogan? Minder?
Perencanaan Untuk Meraih Sukses
Sebagai orang yang hidup di masa kini dan memiliki masa depan, adalah sebuah keharusan bagi kita untuk membuat perencanaan dalam berbagai aspek kehidupan.Ada beberapa faktor mendasar yang menyebabkan seseorang menjalani hidup tanpa perencanaan.
Faktor pertama adalah tidak adanya keluarga atau figur yang diteladani. Apabila seseorang melihat ayah atau ibunya (bahkan saudara-saudaranya) hanya sekedar menjalani hidup tanpa pernah membuat perencanaan, ia pun akan mulai terkondisikan untuk sekedar menjalani hidup belaka. Tapi akan berbeda jika ia memiliki orangtua atau saudara yang ‘well-planned' (merencanakan segala sesuatu dengan matang dan rapi).
"Orang yang gagal membuat perencanaan adalah orang yang sedang merencanakan kegagalannya sendiri."
Dengan sendirinya ia akan mulai membuat perencanaan untuk memastikan agar perkembangan yang diharapkan dapat tercapai di waktu-waktu mendatang.Selain faktor keluarga, ada pula faktor komunitas (orang-orang yang memberi pengaruh di sekitar kita).
Jika seseorang bergaul dengan orang-orang yang hanya menjalani hidup belaka, tanpa disadari pola pikir, filosofi dan cara hidup dari orang-orang di sekelilingnya biasanya akan mulai mempengaruhi orang yang bersangkutan. Itu sebabnya, sangat penting untuk memperhatikan dengan siapa kita bergaul, karena jika kita sungguh-sungguh ingin meraih kesuksesan, perencanaan adalah sesuatu yang sifatnya wajib. Apabila kita rela bersusah-payah membangun dan merencanakan hidup kita pada saat ini, di kemudian hari kita justru akan menikmati seluruh usaha dan kerja keras kita. Karena itu, pastikan Anda terus belajar untuk membuat perencanaan dalam setiap aspek kehidupan dengan teratur dan rapi. Anda tidak akan pernah menyesali rancangan tersebut.Faktor ketiga adalah faktor mentalitas.
Mereka yang memiliki keluarga atau bergaul dengan orang-orang yang hanya sekedar menjalani hidup, tanpa sadar akan memiliki konsep pikir, pola hidup, filosofi dan mentalitas sebagai seorang survivor belaka. Dengan kata lain, keinginan dan mentalitas untuk meraih sesuatu tidak ada lagi dalam diri mereka. Orang-orang seperti ini tidak akan bisa hidup di tengah tekanan dan tantangan, sehingga tanpa disadari, perlahan tapi pasti ia akan mulai tergeser dari area persaingan yang ada.
Orang seperti ini biasanya mudah sekali menjadi down, karena -di sisi lain- tidak ada orang yang tidak ingin menjadi lebih baik. Masalahnya, menjadi lebih baik dalam hidup ini tidak akan terjadi dalam sekejap mata. Dibutuhkan usaha, disiplin diri, kerja keras serta perencanaan yang harus dijalani dengan baik dan konsisten. Contohnya, setiap orang pasti menghadapi tantangan atau tekanan tertentu di tempat kerja. Biasanya, orang-orang yang hanya menjalani hidup semata tidak akan pernah betah berada di sebuah pekerjaan/perusahaan yang menetapkan target atau memberikan tekanan tertentu. Ia akan lebih memilih untuk tinggal di zona nyaman. Sebagai akibatnya, ia akan mulai tergeser dari persaingan yang ada dan pada akhirnya tidak mampu bertahan.Faktor keempat adalah kondisi hati; di mana ini merupakan faktor yang sangat penting. Bagi orang-orang tertentu yang pernah membuat perencanaan dan mengalami kegagalan, trauma dan kefrustrasian dapat menjadi sebuah penghalang.
Selama kondisi hati seperti ini tidak ditanggulangi, biasanya orang-orang tersebut tanpa sadar akan terkondisikan untuk hanya menjalani hidup sebagaimana adanya. Kalaupun ada orang lain yang berusaha untuk memacu dirinya, ia akan cenderung untuk terus mengingat kembali kegagalannya di masa lalu, sehingga ia tidak memiliki daya dorong yang dibutuhkan untuk mengambil langkah baru. Seandainya orang yang bersangkutan mau menanggulangi kefrustrasian, trauma dan perasaan gagal yang selama ini menguasainya, ia akan bisa membuat perencanaan bagi hidupnya, sehingga pada akhirnya ia dapat menjadi bagian dari orang-orang sukses.Sebenarnya, ada banyak orang yang memiliki kemampuan yang cukup baik untuk membuat perencanaan. Sayangnya, kemampuan merencana yang baik itu tidak didukung oleh drive atau daya dorong untuk mewujudkan rencana tersebut, sehingga pada akhirnya rencana hanya tinggal rencana. Seringkali penyebabnya adalah karena orang yang bersangkutan cenderung memiliki mentalitas yang menginginkan segala sesuatunya sudah tersedia sehingga ia tinggal melangkah.
Orang yang memiliki mentalitas ‘cari gampang' seperti ini tidak mau mencari tahu apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan kapasitasnya. Kalaupun ia berusaha, ia ingin langsung melihat hasil usahanya pada hari yang sama. Sebagai akibatnya, jika ia tidak mendapati hasil yang diharapkan, apa yang sudah ia rencanakan hanya akan tertinggal di atas kertas belaka - tidak terwujud dalam tindakan nyata. Dalam hal ini, mau tidak mau mentalitas dan pola pikir orang yang bersangkutan harus diubah terlebih dahulu.Jika seseorang memiliki komunitas yang kurang mendukung dan mentalitasnya belum terbangun untuk membuat perencanaan, orang seperti itu seperti berada dalam ‘lingkaran setan'; ia tidak memiliki faktor pendukung, tekad yang besar, kemampuan untuk merencana, atau persiapan apapun.
Untuk bisa meninggalkan hal-hal negatif tadi dan membuat perencanaan untuk meraih sukses, hal pertama yang dibutuhkan adalah mentor. Ketika ada seseorang yang bisa menjadi mentor dalam hidupnya, ia akan bisa menerima arahan dan dibawa melewati suatu proses persiapan. Melalui hal-hal ini, tekad dan kesungguhan untuk melangkah akan menjadi jauh lebih mudah dibangun.
Dengan demikian, meskipun ia tidak berada di lingkungan yang kondusif, setidaknya ia memiliki seseorang yang mengharapkan dan terus mendukung dia untuk menjadi berhasil. Selama masih ada helping hand, masih ada harapan bagi orang yang berada dalam ‘lingkaran setan', asalkan orang yang bersangkutan bersedia menyambut helping hand itu. Selama masih ada orang yang mau menolong -dan orang yang ditolong mau meresponi dengan baik- akan selalu ada hasil.
Seringkali seseorang mendapati 1 fase dalam hidup ini di mana Tuhan ikut campur tangan dengan cara mengirimkan orang lain untuk menolong dirinya. Ketika ia tidak meresponinya dengan baik, kesempatan itu berlalu dan akhirnya penyesalan lah yang timbul. Karenanya, pastikan Anda terus belajar meresponi setiap pertolongan yang datang. Mungkin pertolongan itu kadang kala menyinggung ego atau harga diri kita, tetapi pada akhirnya pertolongan itu akan menolong diri kita sendiri.
Indikator penguji
Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menguji apakah perencanaan yang kita buat sudah cukup baik. Yang pertama, apakah perencanaan tersebut sudah cukup detil dan sistematis? Semakin detil dan sistematis perencanaan yang kita buat, semakin baik perencanaan tersebut.Indikator yang kedua adalah perencanaan yang jauh ke depan; bukan hanya sekedar dari hari ke hari, melainkan untuk 1 atau 2 tahun ke depan, atau (minimal) setengah tahun ke depan. Ketika kita mengetahui apa yang akan dicapai setengah tahun ke depan, dengan sendirinya langkah-langkah yang akan kita ambil setiap hari (minggu, bahkan bulan) akan menjadi sangat sistematis dan detil.Indikator ketiga, apakah perencanaan itu cukup realistis?
Sebuah perencanaan yang tidak realistis secara otomatis akan berakhir pada kegagalan. Lalu, indikator terakhir dari perencanaan yang baik adalah perencanaan yang ‘rangkap' - dengan kata lain, jika plan A gagal, kita memiliki plan B. Semua orang bisa membuat perencanaan. Selama ia tahu dengan pasti apa yang ingin dicapai, ia hanya perlu belajar memahami langkah-langkah untuk menggapai apa yang ingin diraihnya. Ketika ia mulai melakukan langkah-langkah tersebut, tanpa disadari sebenarnya ia sedang membuat perencanaan.
Semua manusia punya kemampuan untuk membuat perencanaan. Tuhan menganugerahkan otak yang dilindungi oleh tempurung kepala yang sangat keras dengan tujuan agar kita bisa mempergunakan otak untuk merencanakan/merancang apa yang ingin kita raih di waktu mendatang. Contoh yang paling sederhana dalam membuat perencanaan adalah ibu-ibu rumah tangga yang membuat planning menu selama seminggu ke depan. Contoh lainnya yang seringkali alpa dilakukan dan membawa efek negatif di kemudian hari adalah perencanaan dalam menggunakan uang. Jika kita tidak membuat perencanaan dengan baik, maka gaji sebulan bahkan THR yang baru kita terima dapat habis hanya dalam seminggu. Padahal, jika kita bisa membuat perencanaan dengan baik dan tidak lupa menabung, pengelolaan keuangan kita pasti akan lebih teratur dan terencana.
Contoh yang lain lagi adalah dalam hal keluarga. Pasangan muda yang baru menikah biasanya tidak merencanakan kapan mereka akan memiliki anak. Dengan adanya desakan dari orangtua atau keluarga, biasanya mereka memilih untuk cepat-cepat memiliki anak. Padahal, memiliki anak di jaman sekarang juga berarti peningkatan dalam hal pengeluaran, apalagi dengan bertambahnya usia anak. Kita pasti tidak ingin menyekolahkan anak di sekolah yang ‘asal-asalan'. Masalahnya, sekolah yang baik tidak ada yang murah. Itu berarti, kita harus membuat perencanaan dari awal: apakah secara ekonomi kita sudah cukup mapan untuk mempunyai anak, atau apakah anak kita sudah cukup siap untuk mendapatkan adik? Tanpa perencanaan yang baik, ini semua justru akan menjadi beban bagi kita sendiri, dan kondisi perekonomian pun tidak kunjung menjadi mapan karena banyaknya tanggungan yang harus dipikul sementara pemasukan kita masih terbatas.Inilah yang sering menjadi alasan mengapa banyak orang masih menjalani kehidupan yang begitu-begitu saja, atau bahkan lebih buruk, ditambah dengan adanya inflasi, resesi dan krisis ekonomi yang semakin memberatkan.
Saya pribadi sudah menikah selama 8 tahun, tapi saya baru memiliki 1 orang anak. Bukan karena kami tidak bisa atau tidak mau, tetapi karena kami merencanakannya. Saya menghendaki anak saya lahir ketika kondisi perekonomian kami sudah lebih mapan sehingga kami tidak akan ‘terbebani' oleh anak kami, dan di sisi lain anak kami pun tidak akan terlunta-lunta.
Faktor penyebab kegagalan
Ada 5 hal yang dapat menyebabkan seseorang gagal melaksanakan rencana yang disusunnya. Yang pertama adalah kurangnya tekad dan kekonsistenan. Setelah membuat perencanaan, orang yang bersangkutan harus belajar mendisiplin diri sendiri untuk melakukan setiap langkah yang sudah ia rencanakan dengan detil dan konsisten, sehingga apa yang dilakukannya dapat terus mengalami peningkatan. Tanpa tekad, konsistensi dan disiplin, kita tidak akan pernah bisa melihat sebuah rencana terwujud dalam realita.Penyebab kedua adalah kurangnya persiapan. Kadang kala kita sudah merencanakan sesuatu dengan baik, tapi gagal di tengah jalan karena tidak adanya persiapan.
Penyebab ketiga adalah kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat, seperti suami atau isteri, anak-anak maupun keluarga. Kadang, kurangnya dukungan bisa melemahkan fighting spirit yang kita miliki sehingga membuat kita gagal meraih rencana.
Yang keempat adalah mentoring. Seringkali seseorang gagal mewujudkan rencana karena ia tidak memiliki mentor yang bisa memberi arahan, menolong untuk menetapkan langkah-langkah persiapan ataupun menerapkan pendisiplinan pribadi atas hidup orang yang bersangkutan.Penyebab yang terakhir adalah campur tangan Tuhan, seperti yang terdapat dalam istilah ‘Manusia merencana, Tuhan juga yang menentukan'. Itu sebabnya, kita perlu terus belajar membangun kerohanian dan keimanan kita, sehingga campur tangan Tuhan bisa terus nyata dalam hidup kita. Mungkin orang menyebutnya sebagai keberuntungan, namun sesungguhnya keberuntungan itu sendiri merupakan pekerjaan Tuhan yang Ia lakukan secara diam-diam.Jenis mentalitas yang dibutuhkan untuk mencapai apa yang kita rencanakan adalah kekonsistenan dan fighting spirit - diperlukan adanya driving force yang tidak akan padam oleh situasi dan kondisi di sekitar kita.
Selain itu juga dibutuhkan tekad yang besar, sehingga apa yang sudah kita rencanakan akan bisa terwujud. Untuk bisa membangun mentalitas seperti ini amat diperlukan peran seorang mentor, apalagi jika keluarga kita tergolong orang-orang yang sekedar menjalani hidup belaka, sehingga tidak ada figur yang bisa kita teladani guna mengadopsi semangat dan tekadnya. Dengan adanya seorang mentor yang sudah terbukti berhasil, kita bisa dengan mudah terinspirasi untuk meniru keberhasilan dan apa yang ia lakukan dalam meraih pencapaian tersebut.
Selain itu, kita juga membutuhkan adanya orang-orang maupun resources yang bisa memberikan input inspirasional dalam hidup kita. Selanjutnya, kita membutuhkan komunitas yang mendukung. Dengan adanya ketiga hal ini, akan jauh lebih mudah untuk membangun dan memiliki mentalitas seorang pejuang, sehingga apapun yang kita rencanakan pasti bisa terwujud.
Perencanaan yang ideal
Untuk memastikan apa yang kita rencanakan dapat selalu terwujud, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:Pertama, kita perlu mengenali posisi atau keberadaan kita yang sekarang, serta goal atau tujuan yang ingin dicapai. Tanpa mengetahui dengan pasti kondisi dan tujuan yang ingin diraih, perencanaan yang kita buat akan sia-sia, karena tidak ada kejelasan mengenai goal dan titik awal untuk mulai melangkah.Kedua, kita harus bersikap realistis; jangan membuat perencanaan yang muluk atau berlebihan. Buatlah perencanaan serealistis mungkin.Yang ketiga, pastikan kita melakukan perencanaan sedetil dan sesistematis mungkin.
Semakin detil perencanaan kita, peluang perwujudan rencana tersebut menjadi semakin besar.Keempat, kita perlu membuat beberapa perencanaan dengan tujuan yang sama - inilah yang disebut sebagai ‘perencanaan rangkap.'Kelima, pastikan kita memiliki orang-orang yang dapat memberi input atau masukan kepada kita guna mencapai rencana tersebut.
Semakin banyak orang yang menolong dan mempertajam kita dalam perencanaan yang kita buat, semakin baik rencana tersebut. Bicara tentang perencanaan yang ideal, alangkah baiknya jika kita membuat perencanaan setiap 6 bulan, tapi tujuan besar yang ingin kita raih minimal harus direncanakan untuk 3 atau 5 tahun ke depan.
Sementara itu, tujuan besar yang ingin kita raih tersebut harus mulai di-break down dengan apa yang ingin kita raih setiap tahun atau setiap 6 bulan. Hal ini akan menolong untuk mengevaluasi apakah perencanaan kita berjalan sesuai dengan yang direncanakan, atau justru sebaliknya.
Sebenarnya, selama kita bisa membuat perencanaan serealistis, sedetil dan sesistematis mungkin -apalagi jika kita membuat perencanaan setiap 3 atau 6 bulan dan perencanaan tersebut di-break down lagi menjadi per bulan atau per 2 minggu- akan jauh lebih mudah untuk mengevaluasi apakah perencanaan yang kita buat sudah berjalan dengan baik.
Pastikan Anda merencanakan hidup Anda dengan baik, karena perencanaan yang baik akan menghasilkan kesuksesan yang baik juga. Orang yang gagal membuat perencanaan adalah orang yang sedang merencanakan kegagalannya.
Faktor pertama adalah tidak adanya keluarga atau figur yang diteladani. Apabila seseorang melihat ayah atau ibunya (bahkan saudara-saudaranya) hanya sekedar menjalani hidup tanpa pernah membuat perencanaan, ia pun akan mulai terkondisikan untuk sekedar menjalani hidup belaka. Tapi akan berbeda jika ia memiliki orangtua atau saudara yang ‘well-planned' (merencanakan segala sesuatu dengan matang dan rapi).
"Orang yang gagal membuat perencanaan adalah orang yang sedang merencanakan kegagalannya sendiri."
Dengan sendirinya ia akan mulai membuat perencanaan untuk memastikan agar perkembangan yang diharapkan dapat tercapai di waktu-waktu mendatang.Selain faktor keluarga, ada pula faktor komunitas (orang-orang yang memberi pengaruh di sekitar kita).
Jika seseorang bergaul dengan orang-orang yang hanya menjalani hidup belaka, tanpa disadari pola pikir, filosofi dan cara hidup dari orang-orang di sekelilingnya biasanya akan mulai mempengaruhi orang yang bersangkutan. Itu sebabnya, sangat penting untuk memperhatikan dengan siapa kita bergaul, karena jika kita sungguh-sungguh ingin meraih kesuksesan, perencanaan adalah sesuatu yang sifatnya wajib. Apabila kita rela bersusah-payah membangun dan merencanakan hidup kita pada saat ini, di kemudian hari kita justru akan menikmati seluruh usaha dan kerja keras kita. Karena itu, pastikan Anda terus belajar untuk membuat perencanaan dalam setiap aspek kehidupan dengan teratur dan rapi. Anda tidak akan pernah menyesali rancangan tersebut.Faktor ketiga adalah faktor mentalitas.
Mereka yang memiliki keluarga atau bergaul dengan orang-orang yang hanya sekedar menjalani hidup, tanpa sadar akan memiliki konsep pikir, pola hidup, filosofi dan mentalitas sebagai seorang survivor belaka. Dengan kata lain, keinginan dan mentalitas untuk meraih sesuatu tidak ada lagi dalam diri mereka. Orang-orang seperti ini tidak akan bisa hidup di tengah tekanan dan tantangan, sehingga tanpa disadari, perlahan tapi pasti ia akan mulai tergeser dari area persaingan yang ada.
Orang seperti ini biasanya mudah sekali menjadi down, karena -di sisi lain- tidak ada orang yang tidak ingin menjadi lebih baik. Masalahnya, menjadi lebih baik dalam hidup ini tidak akan terjadi dalam sekejap mata. Dibutuhkan usaha, disiplin diri, kerja keras serta perencanaan yang harus dijalani dengan baik dan konsisten. Contohnya, setiap orang pasti menghadapi tantangan atau tekanan tertentu di tempat kerja. Biasanya, orang-orang yang hanya menjalani hidup semata tidak akan pernah betah berada di sebuah pekerjaan/perusahaan yang menetapkan target atau memberikan tekanan tertentu. Ia akan lebih memilih untuk tinggal di zona nyaman. Sebagai akibatnya, ia akan mulai tergeser dari persaingan yang ada dan pada akhirnya tidak mampu bertahan.Faktor keempat adalah kondisi hati; di mana ini merupakan faktor yang sangat penting. Bagi orang-orang tertentu yang pernah membuat perencanaan dan mengalami kegagalan, trauma dan kefrustrasian dapat menjadi sebuah penghalang.
Selama kondisi hati seperti ini tidak ditanggulangi, biasanya orang-orang tersebut tanpa sadar akan terkondisikan untuk hanya menjalani hidup sebagaimana adanya. Kalaupun ada orang lain yang berusaha untuk memacu dirinya, ia akan cenderung untuk terus mengingat kembali kegagalannya di masa lalu, sehingga ia tidak memiliki daya dorong yang dibutuhkan untuk mengambil langkah baru. Seandainya orang yang bersangkutan mau menanggulangi kefrustrasian, trauma dan perasaan gagal yang selama ini menguasainya, ia akan bisa membuat perencanaan bagi hidupnya, sehingga pada akhirnya ia dapat menjadi bagian dari orang-orang sukses.Sebenarnya, ada banyak orang yang memiliki kemampuan yang cukup baik untuk membuat perencanaan. Sayangnya, kemampuan merencana yang baik itu tidak didukung oleh drive atau daya dorong untuk mewujudkan rencana tersebut, sehingga pada akhirnya rencana hanya tinggal rencana. Seringkali penyebabnya adalah karena orang yang bersangkutan cenderung memiliki mentalitas yang menginginkan segala sesuatunya sudah tersedia sehingga ia tinggal melangkah.
Orang yang memiliki mentalitas ‘cari gampang' seperti ini tidak mau mencari tahu apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan kapasitasnya. Kalaupun ia berusaha, ia ingin langsung melihat hasil usahanya pada hari yang sama. Sebagai akibatnya, jika ia tidak mendapati hasil yang diharapkan, apa yang sudah ia rencanakan hanya akan tertinggal di atas kertas belaka - tidak terwujud dalam tindakan nyata. Dalam hal ini, mau tidak mau mentalitas dan pola pikir orang yang bersangkutan harus diubah terlebih dahulu.Jika seseorang memiliki komunitas yang kurang mendukung dan mentalitasnya belum terbangun untuk membuat perencanaan, orang seperti itu seperti berada dalam ‘lingkaran setan'; ia tidak memiliki faktor pendukung, tekad yang besar, kemampuan untuk merencana, atau persiapan apapun.
Untuk bisa meninggalkan hal-hal negatif tadi dan membuat perencanaan untuk meraih sukses, hal pertama yang dibutuhkan adalah mentor. Ketika ada seseorang yang bisa menjadi mentor dalam hidupnya, ia akan bisa menerima arahan dan dibawa melewati suatu proses persiapan. Melalui hal-hal ini, tekad dan kesungguhan untuk melangkah akan menjadi jauh lebih mudah dibangun.
Dengan demikian, meskipun ia tidak berada di lingkungan yang kondusif, setidaknya ia memiliki seseorang yang mengharapkan dan terus mendukung dia untuk menjadi berhasil. Selama masih ada helping hand, masih ada harapan bagi orang yang berada dalam ‘lingkaran setan', asalkan orang yang bersangkutan bersedia menyambut helping hand itu. Selama masih ada orang yang mau menolong -dan orang yang ditolong mau meresponi dengan baik- akan selalu ada hasil.
Seringkali seseorang mendapati 1 fase dalam hidup ini di mana Tuhan ikut campur tangan dengan cara mengirimkan orang lain untuk menolong dirinya. Ketika ia tidak meresponinya dengan baik, kesempatan itu berlalu dan akhirnya penyesalan lah yang timbul. Karenanya, pastikan Anda terus belajar meresponi setiap pertolongan yang datang. Mungkin pertolongan itu kadang kala menyinggung ego atau harga diri kita, tetapi pada akhirnya pertolongan itu akan menolong diri kita sendiri.
Indikator penguji
Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menguji apakah perencanaan yang kita buat sudah cukup baik. Yang pertama, apakah perencanaan tersebut sudah cukup detil dan sistematis? Semakin detil dan sistematis perencanaan yang kita buat, semakin baik perencanaan tersebut.Indikator yang kedua adalah perencanaan yang jauh ke depan; bukan hanya sekedar dari hari ke hari, melainkan untuk 1 atau 2 tahun ke depan, atau (minimal) setengah tahun ke depan. Ketika kita mengetahui apa yang akan dicapai setengah tahun ke depan, dengan sendirinya langkah-langkah yang akan kita ambil setiap hari (minggu, bahkan bulan) akan menjadi sangat sistematis dan detil.Indikator ketiga, apakah perencanaan itu cukup realistis?
Sebuah perencanaan yang tidak realistis secara otomatis akan berakhir pada kegagalan. Lalu, indikator terakhir dari perencanaan yang baik adalah perencanaan yang ‘rangkap' - dengan kata lain, jika plan A gagal, kita memiliki plan B. Semua orang bisa membuat perencanaan. Selama ia tahu dengan pasti apa yang ingin dicapai, ia hanya perlu belajar memahami langkah-langkah untuk menggapai apa yang ingin diraihnya. Ketika ia mulai melakukan langkah-langkah tersebut, tanpa disadari sebenarnya ia sedang membuat perencanaan.
Semua manusia punya kemampuan untuk membuat perencanaan. Tuhan menganugerahkan otak yang dilindungi oleh tempurung kepala yang sangat keras dengan tujuan agar kita bisa mempergunakan otak untuk merencanakan/merancang apa yang ingin kita raih di waktu mendatang. Contoh yang paling sederhana dalam membuat perencanaan adalah ibu-ibu rumah tangga yang membuat planning menu selama seminggu ke depan. Contoh lainnya yang seringkali alpa dilakukan dan membawa efek negatif di kemudian hari adalah perencanaan dalam menggunakan uang. Jika kita tidak membuat perencanaan dengan baik, maka gaji sebulan bahkan THR yang baru kita terima dapat habis hanya dalam seminggu. Padahal, jika kita bisa membuat perencanaan dengan baik dan tidak lupa menabung, pengelolaan keuangan kita pasti akan lebih teratur dan terencana.
Contoh yang lain lagi adalah dalam hal keluarga. Pasangan muda yang baru menikah biasanya tidak merencanakan kapan mereka akan memiliki anak. Dengan adanya desakan dari orangtua atau keluarga, biasanya mereka memilih untuk cepat-cepat memiliki anak. Padahal, memiliki anak di jaman sekarang juga berarti peningkatan dalam hal pengeluaran, apalagi dengan bertambahnya usia anak. Kita pasti tidak ingin menyekolahkan anak di sekolah yang ‘asal-asalan'. Masalahnya, sekolah yang baik tidak ada yang murah. Itu berarti, kita harus membuat perencanaan dari awal: apakah secara ekonomi kita sudah cukup mapan untuk mempunyai anak, atau apakah anak kita sudah cukup siap untuk mendapatkan adik? Tanpa perencanaan yang baik, ini semua justru akan menjadi beban bagi kita sendiri, dan kondisi perekonomian pun tidak kunjung menjadi mapan karena banyaknya tanggungan yang harus dipikul sementara pemasukan kita masih terbatas.Inilah yang sering menjadi alasan mengapa banyak orang masih menjalani kehidupan yang begitu-begitu saja, atau bahkan lebih buruk, ditambah dengan adanya inflasi, resesi dan krisis ekonomi yang semakin memberatkan.
Saya pribadi sudah menikah selama 8 tahun, tapi saya baru memiliki 1 orang anak. Bukan karena kami tidak bisa atau tidak mau, tetapi karena kami merencanakannya. Saya menghendaki anak saya lahir ketika kondisi perekonomian kami sudah lebih mapan sehingga kami tidak akan ‘terbebani' oleh anak kami, dan di sisi lain anak kami pun tidak akan terlunta-lunta.
Faktor penyebab kegagalan
Ada 5 hal yang dapat menyebabkan seseorang gagal melaksanakan rencana yang disusunnya. Yang pertama adalah kurangnya tekad dan kekonsistenan. Setelah membuat perencanaan, orang yang bersangkutan harus belajar mendisiplin diri sendiri untuk melakukan setiap langkah yang sudah ia rencanakan dengan detil dan konsisten, sehingga apa yang dilakukannya dapat terus mengalami peningkatan. Tanpa tekad, konsistensi dan disiplin, kita tidak akan pernah bisa melihat sebuah rencana terwujud dalam realita.Penyebab kedua adalah kurangnya persiapan. Kadang kala kita sudah merencanakan sesuatu dengan baik, tapi gagal di tengah jalan karena tidak adanya persiapan.
Penyebab ketiga adalah kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat, seperti suami atau isteri, anak-anak maupun keluarga. Kadang, kurangnya dukungan bisa melemahkan fighting spirit yang kita miliki sehingga membuat kita gagal meraih rencana.
Yang keempat adalah mentoring. Seringkali seseorang gagal mewujudkan rencana karena ia tidak memiliki mentor yang bisa memberi arahan, menolong untuk menetapkan langkah-langkah persiapan ataupun menerapkan pendisiplinan pribadi atas hidup orang yang bersangkutan.Penyebab yang terakhir adalah campur tangan Tuhan, seperti yang terdapat dalam istilah ‘Manusia merencana, Tuhan juga yang menentukan'. Itu sebabnya, kita perlu terus belajar membangun kerohanian dan keimanan kita, sehingga campur tangan Tuhan bisa terus nyata dalam hidup kita. Mungkin orang menyebutnya sebagai keberuntungan, namun sesungguhnya keberuntungan itu sendiri merupakan pekerjaan Tuhan yang Ia lakukan secara diam-diam.Jenis mentalitas yang dibutuhkan untuk mencapai apa yang kita rencanakan adalah kekonsistenan dan fighting spirit - diperlukan adanya driving force yang tidak akan padam oleh situasi dan kondisi di sekitar kita.
Selain itu juga dibutuhkan tekad yang besar, sehingga apa yang sudah kita rencanakan akan bisa terwujud. Untuk bisa membangun mentalitas seperti ini amat diperlukan peran seorang mentor, apalagi jika keluarga kita tergolong orang-orang yang sekedar menjalani hidup belaka, sehingga tidak ada figur yang bisa kita teladani guna mengadopsi semangat dan tekadnya. Dengan adanya seorang mentor yang sudah terbukti berhasil, kita bisa dengan mudah terinspirasi untuk meniru keberhasilan dan apa yang ia lakukan dalam meraih pencapaian tersebut.
Selain itu, kita juga membutuhkan adanya orang-orang maupun resources yang bisa memberikan input inspirasional dalam hidup kita. Selanjutnya, kita membutuhkan komunitas yang mendukung. Dengan adanya ketiga hal ini, akan jauh lebih mudah untuk membangun dan memiliki mentalitas seorang pejuang, sehingga apapun yang kita rencanakan pasti bisa terwujud.
Perencanaan yang ideal
Untuk memastikan apa yang kita rencanakan dapat selalu terwujud, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:Pertama, kita perlu mengenali posisi atau keberadaan kita yang sekarang, serta goal atau tujuan yang ingin dicapai. Tanpa mengetahui dengan pasti kondisi dan tujuan yang ingin diraih, perencanaan yang kita buat akan sia-sia, karena tidak ada kejelasan mengenai goal dan titik awal untuk mulai melangkah.Kedua, kita harus bersikap realistis; jangan membuat perencanaan yang muluk atau berlebihan. Buatlah perencanaan serealistis mungkin.Yang ketiga, pastikan kita melakukan perencanaan sedetil dan sesistematis mungkin.
Semakin detil perencanaan kita, peluang perwujudan rencana tersebut menjadi semakin besar.Keempat, kita perlu membuat beberapa perencanaan dengan tujuan yang sama - inilah yang disebut sebagai ‘perencanaan rangkap.'Kelima, pastikan kita memiliki orang-orang yang dapat memberi input atau masukan kepada kita guna mencapai rencana tersebut.
Semakin banyak orang yang menolong dan mempertajam kita dalam perencanaan yang kita buat, semakin baik rencana tersebut. Bicara tentang perencanaan yang ideal, alangkah baiknya jika kita membuat perencanaan setiap 6 bulan, tapi tujuan besar yang ingin kita raih minimal harus direncanakan untuk 3 atau 5 tahun ke depan.
Sementara itu, tujuan besar yang ingin kita raih tersebut harus mulai di-break down dengan apa yang ingin kita raih setiap tahun atau setiap 6 bulan. Hal ini akan menolong untuk mengevaluasi apakah perencanaan kita berjalan sesuai dengan yang direncanakan, atau justru sebaliknya.
Sebenarnya, selama kita bisa membuat perencanaan serealistis, sedetil dan sesistematis mungkin -apalagi jika kita membuat perencanaan setiap 3 atau 6 bulan dan perencanaan tersebut di-break down lagi menjadi per bulan atau per 2 minggu- akan jauh lebih mudah untuk mengevaluasi apakah perencanaan yang kita buat sudah berjalan dengan baik.
Pastikan Anda merencanakan hidup Anda dengan baik, karena perencanaan yang baik akan menghasilkan kesuksesan yang baik juga. Orang yang gagal membuat perencanaan adalah orang yang sedang merencanakan kegagalannya.
Labels:
Perencanaan Untuk Meraih Sukses
Ubah Dulu Yang Di Dalam
Saat renovasi rumah, si empunya rumah sudah merencanakan untuk memasang sebuah lukisan potret keluarga di ruang tamu yang telah ditatanya dengan indah. Lukisan itu telah dipesannya melalui seorang seniman pelukis wajah yang terkenal dengan harga yang tidak murah. Tetapi, saat lukisan itu tiba di rumah dan hendak di pasang, dia merasa tidak puas dengan hasil lukisan dan meminta si pelukis merevisiya sesuai dengan gambar yang dibayangkan.
Apa daya, setelah diperbaiki hingga ke tiga kalinya, tetap saja ada sesuatu yang tidak disukai pada lukisan tersebut sehingga setiap si pemilik rumah melintas ruang tamu, selalu timbul ketidakpuasan dan kekecewaan. Itu sangatlah mengganggu pikirannya. Menjadikan dirinya tidak senang, uring-uringan, jengkel, kecewa dan sebal dengan ruang tamunya yang indah itu. Semua gara-gara sebuah lukisan!
Suatu hari, datang bertamu satu keluarga sahabat ke rumah itu. Sahabat ini termasuk pengamat seni yang disegani di lingkungannya. Saat memasuki ruang tamu, setelah bertukar sapa dengan akrab dengan tuan rumah, tiba-tiba mereka bersamaan terdiam di depan lukisan potret keluarga itu. Si tuan rumah buru-buru menyela, "Teman, tolong jangan dipelototi begitu dong. Aku tahu, lukisan itu tidak seindah seperti yang aku mau, tetapi setelah di revisi beberapa kali jadinya seperti itu, ya udah lah, mau apalagi?" "Lho, apa yang salah dengan lukisan ini? Lukisan ini bagus sekali, sungguh aku tidak sekedar memuji. Si pelukis bisa melihat karakter obyek yang dilukisnya dan menuangkan dengan baik di atas kanvas, perpaduan warna di latar belakangnya juga mampu mendukung lukisan utamanya. Betul kan bu?" Tanyanya sambil menoleh kepada istrinya.
"Iya, lukisan ini indah dan berkarakter. Jarang-jarang kami melihat karya yang cantik seperti ini. Kamu sungguh beruntung memilikinya", si istri menambahkan dengan bersemangat. Kemudian mereka pun asyik terlibat diskusi tentang lukisan itu.
Setelah kejadian itu, setiap melintas di ruang tamu dan melihat lukisan potret keluarga itu, dia tersenyum sendiri teringat obrolan dengan sahabatnya. Kejengkelan dan kemarahannya telah lenyap tak berbekas.
Pembaca yang budiman,
Jika sebuah lukisan tidak bisa diubah atau banyak hal lain di luar diri kita yang tidak mampu kita rubah sesuai dengan keinginan kita atau selera kita, maka tidak perlu menyalahkan keadaan! Karena sesungguhnya, belum tentu lukisan atau keadaan luar yang bermasalah, tetapi cara pandang kitalah yang berbeda. Jika kita tidak ingin kehilangan kebahagiaan maka kita harus berusaha menerima perbedaan yang ada.
Dengan merubah cara berpikir kita yang di dalam, tentu kondisi diluar juga ikut berubah.
Di kesempatan yang baik ini, saya mengucapkan, Selamat hari natal 2007 dan Tahun Baru 2008! Mari kita pelihara semangat dan kebahagiaan kita, bukan dengan merubah dunia sesuai dengan keinginan kita, tetapi menerima perubahan dengan cara merubah yang ada di dalam diri kita terlebih dulu.
Salam sukses luar biasa!!!
Andrie Wongso
Apa daya, setelah diperbaiki hingga ke tiga kalinya, tetap saja ada sesuatu yang tidak disukai pada lukisan tersebut sehingga setiap si pemilik rumah melintas ruang tamu, selalu timbul ketidakpuasan dan kekecewaan. Itu sangatlah mengganggu pikirannya. Menjadikan dirinya tidak senang, uring-uringan, jengkel, kecewa dan sebal dengan ruang tamunya yang indah itu. Semua gara-gara sebuah lukisan!
Suatu hari, datang bertamu satu keluarga sahabat ke rumah itu. Sahabat ini termasuk pengamat seni yang disegani di lingkungannya. Saat memasuki ruang tamu, setelah bertukar sapa dengan akrab dengan tuan rumah, tiba-tiba mereka bersamaan terdiam di depan lukisan potret keluarga itu. Si tuan rumah buru-buru menyela, "Teman, tolong jangan dipelototi begitu dong. Aku tahu, lukisan itu tidak seindah seperti yang aku mau, tetapi setelah di revisi beberapa kali jadinya seperti itu, ya udah lah, mau apalagi?" "Lho, apa yang salah dengan lukisan ini? Lukisan ini bagus sekali, sungguh aku tidak sekedar memuji. Si pelukis bisa melihat karakter obyek yang dilukisnya dan menuangkan dengan baik di atas kanvas, perpaduan warna di latar belakangnya juga mampu mendukung lukisan utamanya. Betul kan bu?" Tanyanya sambil menoleh kepada istrinya.
"Iya, lukisan ini indah dan berkarakter. Jarang-jarang kami melihat karya yang cantik seperti ini. Kamu sungguh beruntung memilikinya", si istri menambahkan dengan bersemangat. Kemudian mereka pun asyik terlibat diskusi tentang lukisan itu.
Setelah kejadian itu, setiap melintas di ruang tamu dan melihat lukisan potret keluarga itu, dia tersenyum sendiri teringat obrolan dengan sahabatnya. Kejengkelan dan kemarahannya telah lenyap tak berbekas.
Pembaca yang budiman,
Jika sebuah lukisan tidak bisa diubah atau banyak hal lain di luar diri kita yang tidak mampu kita rubah sesuai dengan keinginan kita atau selera kita, maka tidak perlu menyalahkan keadaan! Karena sesungguhnya, belum tentu lukisan atau keadaan luar yang bermasalah, tetapi cara pandang kitalah yang berbeda. Jika kita tidak ingin kehilangan kebahagiaan maka kita harus berusaha menerima perbedaan yang ada.
Dengan merubah cara berpikir kita yang di dalam, tentu kondisi diluar juga ikut berubah.
Di kesempatan yang baik ini, saya mengucapkan, Selamat hari natal 2007 dan Tahun Baru 2008! Mari kita pelihara semangat dan kebahagiaan kita, bukan dengan merubah dunia sesuai dengan keinginan kita, tetapi menerima perubahan dengan cara merubah yang ada di dalam diri kita terlebih dulu.
Salam sukses luar biasa!!!
Andrie Wongso
Labels:
Ubah Dulu Yang Di Dalam
Bentuk Kepribadian yang Kuat
Untuk mencapai keberhasilan diperlukan seorang pemimpin yang memiliki ketegaran integritas pribadi, yaitu salah satu ukuran kepemimpinan yang unggul.
Dengan kualitas itu segala ucapannya bisa diandalkan oleh orang - orang yang bekerja dengannya. Kuatnya integritas pribadi membuat seorang pemimpin mampu mengendalikan kepentingan pribadinya. Faktor - faktor yang menumbuhkan ketegaran integritas pribadi pada diri seseorang adalah sebagai berikut :
Figur seorang pemimpin yang mampu mambakar semangat atau membangkitkan emosi para karyawannya, agar mereka bisa bekerja lebih gigih demi kemajuan bisnis akan menciptakan kemajuan bagi perusahaan untuk berkembang lebih lama. Untuk itu perlu bagi seorang pengusaha untuk membangun leadership (kepemimpinan) dengan cara menimbulkan image kepemim[inan yang baik, yaitu mampu merencanakan, mengelola serta melaksakan berbagai sistem dengan arah yang jelas.
Bakat seorang pemimpin bukan terletak pada kehebatan dalam mengelola masalah administratif, mampu bersikap profesional, mahir mengelola bisnis dan keuangan. Yang penting adalah kemampuannya dalam menggerakkan orang lain guna mencapai hasil yang lebih bila dibandingkan dilakukan sendiri. Keahlian mempengaruhi orang lain adalah bakat penting yang harus dimiliki oleh pemimpin.
Karakter yang kuat sebagai pemimpin. Kepemimpinan bukanlah semata - mata berkaitan dengan status tertentu yang ditandai dengan kemegahan jabatan. Guna membentuk tanggung jawab seorang pemimpin, setidaknya seorang pemimpin perusahaan atau pelaku bisnis harus memiliki karakter kepribadian tertentu, yaitu :
1. memiliki komitmen dan kesabaran orang hanya akan mau mengikuti pemimpin apabila ia memiliki komitmen terhadap "arah tujuan" yang jelas bagi anak buahnya.
2. Seorang pemimpin haruslah mampu mengelola ide atau gagasan yang dapat diikuti oleh orang lain.
3. Pemimpin harus bisa meyakinkan para pengikutnya denga cara-cara khasnya.
4. Ia harus sabar dan memiliki kepribadian yang kuat serta memiliki kharisma untuk mempengaruhi oranglain.
5. Ia harus memiliki visi mengenai masa depan perusahaan sebagai energi dalam menghadapi perubahan. Sebab bisnis akan bisa berjalan dengan baik dan dapat dimulai dengan baik apabila dikerjakan dan dikelola dengan sungguh - sungguh.
Dengan kualitas itu segala ucapannya bisa diandalkan oleh orang - orang yang bekerja dengannya. Kuatnya integritas pribadi membuat seorang pemimpin mampu mengendalikan kepentingan pribadinya. Faktor - faktor yang menumbuhkan ketegaran integritas pribadi pada diri seseorang adalah sebagai berikut :
Figur seorang pemimpin yang mampu mambakar semangat atau membangkitkan emosi para karyawannya, agar mereka bisa bekerja lebih gigih demi kemajuan bisnis akan menciptakan kemajuan bagi perusahaan untuk berkembang lebih lama. Untuk itu perlu bagi seorang pengusaha untuk membangun leadership (kepemimpinan) dengan cara menimbulkan image kepemim[inan yang baik, yaitu mampu merencanakan, mengelola serta melaksakan berbagai sistem dengan arah yang jelas.
Bakat seorang pemimpin bukan terletak pada kehebatan dalam mengelola masalah administratif, mampu bersikap profesional, mahir mengelola bisnis dan keuangan. Yang penting adalah kemampuannya dalam menggerakkan orang lain guna mencapai hasil yang lebih bila dibandingkan dilakukan sendiri. Keahlian mempengaruhi orang lain adalah bakat penting yang harus dimiliki oleh pemimpin.
Karakter yang kuat sebagai pemimpin. Kepemimpinan bukanlah semata - mata berkaitan dengan status tertentu yang ditandai dengan kemegahan jabatan. Guna membentuk tanggung jawab seorang pemimpin, setidaknya seorang pemimpin perusahaan atau pelaku bisnis harus memiliki karakter kepribadian tertentu, yaitu :
1. memiliki komitmen dan kesabaran orang hanya akan mau mengikuti pemimpin apabila ia memiliki komitmen terhadap "arah tujuan" yang jelas bagi anak buahnya.
2. Seorang pemimpin haruslah mampu mengelola ide atau gagasan yang dapat diikuti oleh orang lain.
3. Pemimpin harus bisa meyakinkan para pengikutnya denga cara-cara khasnya.
4. Ia harus sabar dan memiliki kepribadian yang kuat serta memiliki kharisma untuk mempengaruhi oranglain.
5. Ia harus memiliki visi mengenai masa depan perusahaan sebagai energi dalam menghadapi perubahan. Sebab bisnis akan bisa berjalan dengan baik dan dapat dimulai dengan baik apabila dikerjakan dan dikelola dengan sungguh - sungguh.
Labels:
Bentuk Kepribadian yang Kuat
To Do List Sebagai Pemimpin
Memilih menjadi seorang pemimpin tentunya ada banyak daftar kerja yang harus dipikul. Berikut ada beberapa hal yang perlu Anda asah.
Tugas seorangpemimpin atau pengusaha adalah kemampuan menggerakkan atau membantu karyawan dalam melaksanakan hubungan dengan klien. Seorang pemimpin atau pengusaha harus bisa meyakinkan orang lain (klien), dan tidak memikirkan diri sendiri.
Strategi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk bisa membangu leadership (kepemimpinannya) adalah :
* Memiliki visi dan menerapkan visinya
* Seorang pemimpin yang hakiki adalah yang mampu menelan pil pahit, mampu mengambil keputusan - keputusan penting dan mencapai dapat tujuan yang diharapkan.
* Memilliki kemampuan berkreasi dalam menjalankan kegiatannya.
* Memiliki energi dan antusiasme untuk mempengaruhi dan memotivasi orang lain.
* Mampu menghadapi tantangan dan mengatur anak buahnya dengan bijak.
Untuk mencapai keberhasilan mengelola bisnis, seorang pemimpin harus bisa menyusun konsep business plan yang jelas bagi perusahaannya dengan tujuan untuk menciptakan sinergi kepada anak buahnya sehingga terfokus pada satu visi, misi, dan business plan perusahaan.Kepemimpinan yang kuat sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan dan mengikuti perubahan jaman yang ada agar dapat menunjang cara kerja dan visi baru untuk masa depan.
Tantangan terberat bagi seorang pemimpin adalah menjaga gawang untuk mengawasi perubahan - perubahan yang terjadi di perusahaan, dan upaya menggerakkan sikap produktif tim SDM untuk mengetahui perkembangan perusahaan serta mencari inovasi baru untuk mendukung business plan perusahaan. Modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah jiwa kepemimpinannya sehingga mereka bisa membaca lebih dini problem solving strategic perusahaan.
Sumber : Buku MENGELOLA USAHA DENGAN TEPAT , Karangan : Jackie Ambadar, Miranty Abidin & Yanti Isa
Tugas seorangpemimpin atau pengusaha adalah kemampuan menggerakkan atau membantu karyawan dalam melaksanakan hubungan dengan klien. Seorang pemimpin atau pengusaha harus bisa meyakinkan orang lain (klien), dan tidak memikirkan diri sendiri.
Strategi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk bisa membangu leadership (kepemimpinannya) adalah :
* Memiliki visi dan menerapkan visinya
* Seorang pemimpin yang hakiki adalah yang mampu menelan pil pahit, mampu mengambil keputusan - keputusan penting dan mencapai dapat tujuan yang diharapkan.
* Memilliki kemampuan berkreasi dalam menjalankan kegiatannya.
* Memiliki energi dan antusiasme untuk mempengaruhi dan memotivasi orang lain.
* Mampu menghadapi tantangan dan mengatur anak buahnya dengan bijak.
Untuk mencapai keberhasilan mengelola bisnis, seorang pemimpin harus bisa menyusun konsep business plan yang jelas bagi perusahaannya dengan tujuan untuk menciptakan sinergi kepada anak buahnya sehingga terfokus pada satu visi, misi, dan business plan perusahaan.Kepemimpinan yang kuat sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan dan mengikuti perubahan jaman yang ada agar dapat menunjang cara kerja dan visi baru untuk masa depan.
Tantangan terberat bagi seorang pemimpin adalah menjaga gawang untuk mengawasi perubahan - perubahan yang terjadi di perusahaan, dan upaya menggerakkan sikap produktif tim SDM untuk mengetahui perkembangan perusahaan serta mencari inovasi baru untuk mendukung business plan perusahaan. Modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah jiwa kepemimpinannya sehingga mereka bisa membaca lebih dini problem solving strategic perusahaan.
Sumber : Buku MENGELOLA USAHA DENGAN TEPAT , Karangan : Jackie Ambadar, Miranty Abidin & Yanti Isa
Labels:
To Do List Sebagai Pemimpin
On Becoming A Leader
"Para pemimpin tidak memiliki minat untuk membuktikan diri sendiri, tetapi memiliki minat untuk mengekspresikan diri sendiri."
"Apa yang dianggap benar oleh para pemimpin adalah dalam keadaan suka maupun duka, bersikap benar satu sama lain. Hanya ketika kita mengetahui atas faktor apoakah kita diciptakan dan apa yang ingin kita buat, kita dapat memulai kehidupan kita_dan kita harus melakukannya sekalipun adanya konspirasi yang tidak disadari dari orang-orang atau berbagai peristiwa terhadap kita."
Para pemimpin sejati tidak merasa tertarik untuk membuktikan diri mereka. Namun di atas segalanya, hal yang paling mereka inginkan adalah mengekspresikan diri mereka seutuhnya. Pembuktian diri sendiri secara tidak langsung mencerminkan suatu pandangan yang terbatas dan statis dari diri sendiri, sedangkan pemimpin yang terus menerus mencari pengejawantahan ekspresi mereka sepenuhnya, berkeinginan untuk menjalani penciptaan kembali secara berkala. Bagi para pemimpim di dalam buku Bennis, kehidupan bukan suatu kompetisi melainkan pengembangan. Pendidikan dan masyarakat yang terstruktur kerap kali menghalangi kepemimpinan: "Apa yang perlu kita ketahui hilang tertutup oleh hal-hal yang menurut orang lain perlu kita ketahui." Pembelajaran yang riil adalah proses untuk mengingat hal-hal yang penting bagi Anda. Karena itu, menjadi seorang pemimpin adalah aksi untuk menjadi diri Anda sendiri yang lebih sejati.
Kepemimpinan adalah keterlibatan dalam hidup itu sendiri, karena kepemimpinan menuntut penyempurnaan visi unik Anda dan biasanya melibatkan kehidupan secara keseluruhan. Ketika orang-orang menyanggah, bahwa mereka tidak bisa memimpin, biasanya mereka berpikir tentang mengelola dan berpidato. Akan tetapi, kepemimpinan bervariasi pada setiap orang, dan pertanyaan utamanya bukan tentangn apakah Anda akan terbebani, tetapi bagaimana Anda tertantang untuk meloloskan diri dari kehidupan yang sedang-sedang saja dan konformitas, kemudian benar-benar memimpin diri Anda sendiri. Menurut Bennis (tokoh utama dalam kajian akademik tentang kepemimpinan), menjadi seorang pemimpin meliputi :
* Terus menerus belajar dan memiliki keingintahuan yang tak pernah mati
* Dorongan visi : para pemimpin pertama-tama menetapkan realitas mereka (apa yang mereka yakin mungkin) dan kemudian mulai "mengelola mimpi mereka".
* Mengembangkan kemampuan untuk mengkomunikasikan visi itu dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti visi tersebut.
* Mentoleransi ketidakpastian dan mengambil resiko : semacam keberanian tertentu.
* Integritas pribadi : pengenalan diri, keterusterangan, kematangan diri, keterbukaan terhadap kritik
* Menjadi seorang yang unik dan orisinil. "Para pemimpin belajar dari orang lain, tetapi tidak diciptakan oleh orang lain."
* Penciptaan kembali : untuk menciptakan hal-hal baru kadang-kadang perlu penciptaan kembali diri Anda sendiri. Anda mungkin dipengaruhi oleh gen-gen Anda dan lingkungan Anda, tetapi para pemimpin mengambil semua pengaruh mereka dan menciptakan sesuatu yang unik.
* Meluangkan waktu untuk berpikir dan merefleksikan diri yang dapat menghasilkan berbagai jawaban dan resolusi.
* Antusiasme terhadap hidup yang penuh harapan : yakin akan yang terbaik, bagi diri Anda dan orang lain
* Melihat keberhasilan di dalam keberuntungan dan kesenangan kecil sehari-hari, tidak hanya bertahun-tahun menunggu akan datangnya kesuksesan besar.
* Memanfaatkan lingkungan Anda, ketimbang menyerah padanya.
Apakah yang dimaksud dengan poin terakhir itu? Bennis percaya bahwa kehidupan bisnis abad ke-20 sebagian besar adalah tentang mengelola ketimbang memimpin, dengan oran-orang dan organisasi yang berfokus pada hal-hal kecil dan hasil jangka pendek. Pesannya adalah berhentilah menjadi produk dari lingkungan, waktu, dan tempat tertentu Anda.
Anda dapat memandang lingkungan sebagai latar belakang untuk mengembangkan kejeniusan tertentu anda, atau Anda dapat membiarkannya memperbudak pikiran Anda. Dalam banyak hal, jalan dari seseorang yang digerakkan oleh lingkungan merupakan jalan yang mudah karena tidak banyak membutuhkan pemikiran. Jalan seorang pemimpin yang diambil secara sadar, mungkin merupakan jalan yang lebih menantang, tetapi melibatkan potensi dan kepuasan yang lebih besar tanpa batas, belum lagi kesehatan yang lebih baik. Untuk memimpin, Anda harus membuat pernyataan kemerdekaan terhadap perkiraan orang lain, kebudayaan, zaman.
Anda harus memutuskan untuk hidup di dunia, tetapi di luar lingkungan yang ada di dalam dunia itu. Para pemimpin tidak semata-mata melakukan hal-hal yang baik yang berkaitan dengan kebudayaan mereka, melainkan menciptakan lingkungan baru , cara baru untuk melakukan sesuatu dan menjadi seseorang yang berarti.
"Apa yang dianggap benar oleh para pemimpin adalah dalam keadaan suka maupun duka, bersikap benar satu sama lain. Hanya ketika kita mengetahui atas faktor apoakah kita diciptakan dan apa yang ingin kita buat, kita dapat memulai kehidupan kita_dan kita harus melakukannya sekalipun adanya konspirasi yang tidak disadari dari orang-orang atau berbagai peristiwa terhadap kita."
Para pemimpin sejati tidak merasa tertarik untuk membuktikan diri mereka. Namun di atas segalanya, hal yang paling mereka inginkan adalah mengekspresikan diri mereka seutuhnya. Pembuktian diri sendiri secara tidak langsung mencerminkan suatu pandangan yang terbatas dan statis dari diri sendiri, sedangkan pemimpin yang terus menerus mencari pengejawantahan ekspresi mereka sepenuhnya, berkeinginan untuk menjalani penciptaan kembali secara berkala. Bagi para pemimpim di dalam buku Bennis, kehidupan bukan suatu kompetisi melainkan pengembangan. Pendidikan dan masyarakat yang terstruktur kerap kali menghalangi kepemimpinan: "Apa yang perlu kita ketahui hilang tertutup oleh hal-hal yang menurut orang lain perlu kita ketahui." Pembelajaran yang riil adalah proses untuk mengingat hal-hal yang penting bagi Anda. Karena itu, menjadi seorang pemimpin adalah aksi untuk menjadi diri Anda sendiri yang lebih sejati.
Kepemimpinan adalah keterlibatan dalam hidup itu sendiri, karena kepemimpinan menuntut penyempurnaan visi unik Anda dan biasanya melibatkan kehidupan secara keseluruhan. Ketika orang-orang menyanggah, bahwa mereka tidak bisa memimpin, biasanya mereka berpikir tentang mengelola dan berpidato. Akan tetapi, kepemimpinan bervariasi pada setiap orang, dan pertanyaan utamanya bukan tentangn apakah Anda akan terbebani, tetapi bagaimana Anda tertantang untuk meloloskan diri dari kehidupan yang sedang-sedang saja dan konformitas, kemudian benar-benar memimpin diri Anda sendiri. Menurut Bennis (tokoh utama dalam kajian akademik tentang kepemimpinan), menjadi seorang pemimpin meliputi :
* Terus menerus belajar dan memiliki keingintahuan yang tak pernah mati
* Dorongan visi : para pemimpin pertama-tama menetapkan realitas mereka (apa yang mereka yakin mungkin) dan kemudian mulai "mengelola mimpi mereka".
* Mengembangkan kemampuan untuk mengkomunikasikan visi itu dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti visi tersebut.
* Mentoleransi ketidakpastian dan mengambil resiko : semacam keberanian tertentu.
* Integritas pribadi : pengenalan diri, keterusterangan, kematangan diri, keterbukaan terhadap kritik
* Menjadi seorang yang unik dan orisinil. "Para pemimpin belajar dari orang lain, tetapi tidak diciptakan oleh orang lain."
* Penciptaan kembali : untuk menciptakan hal-hal baru kadang-kadang perlu penciptaan kembali diri Anda sendiri. Anda mungkin dipengaruhi oleh gen-gen Anda dan lingkungan Anda, tetapi para pemimpin mengambil semua pengaruh mereka dan menciptakan sesuatu yang unik.
* Meluangkan waktu untuk berpikir dan merefleksikan diri yang dapat menghasilkan berbagai jawaban dan resolusi.
* Antusiasme terhadap hidup yang penuh harapan : yakin akan yang terbaik, bagi diri Anda dan orang lain
* Melihat keberhasilan di dalam keberuntungan dan kesenangan kecil sehari-hari, tidak hanya bertahun-tahun menunggu akan datangnya kesuksesan besar.
* Memanfaatkan lingkungan Anda, ketimbang menyerah padanya.
Apakah yang dimaksud dengan poin terakhir itu? Bennis percaya bahwa kehidupan bisnis abad ke-20 sebagian besar adalah tentang mengelola ketimbang memimpin, dengan oran-orang dan organisasi yang berfokus pada hal-hal kecil dan hasil jangka pendek. Pesannya adalah berhentilah menjadi produk dari lingkungan, waktu, dan tempat tertentu Anda.
Anda dapat memandang lingkungan sebagai latar belakang untuk mengembangkan kejeniusan tertentu anda, atau Anda dapat membiarkannya memperbudak pikiran Anda. Dalam banyak hal, jalan dari seseorang yang digerakkan oleh lingkungan merupakan jalan yang mudah karena tidak banyak membutuhkan pemikiran. Jalan seorang pemimpin yang diambil secara sadar, mungkin merupakan jalan yang lebih menantang, tetapi melibatkan potensi dan kepuasan yang lebih besar tanpa batas, belum lagi kesehatan yang lebih baik. Untuk memimpin, Anda harus membuat pernyataan kemerdekaan terhadap perkiraan orang lain, kebudayaan, zaman.
Anda harus memutuskan untuk hidup di dunia, tetapi di luar lingkungan yang ada di dalam dunia itu. Para pemimpin tidak semata-mata melakukan hal-hal yang baik yang berkaitan dengan kebudayaan mereka, melainkan menciptakan lingkungan baru , cara baru untuk melakukan sesuatu dan menjadi seseorang yang berarti.
Labels:
On Becoming A Leader
Landasan Menjadi Pemimpin
Pemimpin bisnis ibarat nahkoda kapal, apakah ia mampu membawa kapalnya menuju pelabuhan atau kapalnya malah akan tenggelam menabrak batu karang ?
Seorang pemimpin yang tidak kompeten dan tidak mempunyai kemampuan motivasional tidak akan mampu membawa awak kapalnya mencapai tujuan perusahaan.
Untuk menjadi seorang pemimpin bisnis yang baik, ada delapan landasan yang perlu diperhatikan yaitu :
* Kemampuan Memimpin
Untuk mampu memimpin bisnis dengan baik diperlukan memberikan motivasi secara internal berupa slogan-slogan atau kampanye mutu yang bisa Anda gulirkan kepada karyawan. Seorang pemimpin yang baik ia harus bisa menyadari upaya mutu perusahaannya secara keseluruhan. Oleh karena itu, ia harus bisa "segera" memperbaiki hal-hal mendasar yang terjadi di permukaan perusahaan. Secara berkala seorang pemimpin yang baik ia harus rajin menyoroti cara kerja organisasi perusahaan yang dipimpinnya melalui langkah-langkah atau teknik kerja baru dalam memperbaiki peningkatan mutu usaha( contohnya: mengkaji ulang sistem kerja, sistem penggajian, perencanaan, & pola pelatihan yang selama ini diterapkan). Perubahan mendasar itu merupakan tantangan yang maha berat bagi seorang pemimpin untuk mewujudkan mutu perusahaannya.
* Jangan pernah merasa "paling pintar".
Seorang pemimpin yang merasa dirinya paling pintar, paling benar, dan tidak pernah mau menerima kritikan ataupun saran dari bawahan_ini harus dikikis habis pada diri Anda
* Jangan pernah mencari kambing hitam
Jika terjadi kesalahan atau kegagalan jangan pernah melemparkan kesalahan Anda itu dengan mengorbankan Anda. Semua laporan harus berdasarkan hasil kerja bawahan dan berdasarkan fakta, jadi jangan berdasarkan like or dislike.
* Upaya menjaga mutu
Untuk mengetahui apakah konsumen atau pelanggan puas dengan layanan perusahaan Anda perlu pemantauan serius dan sistematis. Dalam hal ini, Anda bisa menjalin kerjasama dengan lembaga riset untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk yang ditawarkan perusahaan bisnis Anda. Bisa juga dilakukan internal tergantung besarnya skala konsumen. Untuk itu Anda harus membuat sistem kepada setiap bagian dengan satu sasaran agar dapat mengetahui sejauh mana peningkatan kepuasan pelanggan. Bagusnya angka kepuasan pelanggan merupakan peningkatan mutu layanan dari perusahaan Anda. Dari sistem yang Anda terapkan, selain sasaran pencapaian uang, sasaran mutu produk bisnis Anda juga perlu dibidik agar tercapai kepuasan konsumen.
* Upaya pengedalian mutu
Masih banyak pemimpin perusahaan yang menganggap bahwa inspeksi (pemeriksaan) produk sama dengan upaya menjaga mutu secara sistematis. Padahal tujuan pengendalian mutu adalah mengurangi kegiatan pemeriksaan. Karena sering kali kegiatan pemeriksaan mengalami ‘human error’ dan untuk melakukan kegiatan pemeriksaan kerap menghabiskan biaya cukup besar. Sangat penting membangun komitmen mutu di seluruh lapisan karyawan, agar semua orang mempunyai target kerja untuk melakukan yang terbaik.
* Peningkatan mutu
Seorang pengusaha yang baik harus mampu mengolah peningkatan mutu melalui penghematan biaya berganda dengan cara menurunkan biaya pada bagian-bagian lain. Contohnya, sebuah perusahaan tidak perlu mempekerjakan dua orang programmer untuk mengelola operasi data inventaris dan catatan stok barang.
* Mengutamakan laporan berupa fakta, bukan spekulasi
Seorang pengusaha harus bisa mengungkapkan data-data perusahaan atau prediksi laju bisnis berdasarkan fakta yang terkumpul di lapangan, jangan pernah melakukan perkiraan-perkiraan berdasarkan dugaan yang tidak pasti atau spekulasi. Karena itu akan mengakibatkan perusahaan bisa berantakan, karena itu gunakan fakta atau bukti-bukti sebagai langkah untuk menunjang apa yang diyakininya.
* Upaya peningkatan mutu sesuai dengan budaya perusahaan
Dalam rangka peningkatan mutu akan berhasil apabila disesuaikan dengan kultur perusahaan.
* Seorang pemimpin perusahaan harus mampu menentukan sasaran perubahan
Setiap tahun pemimpin perusahaab harus bisa menentukan sasaran perusahaan pada setiap unit-unit kerja. Dengan menetapkan sasaran yang masuk akal dan realistis, memungkinkan munculnya peluang bagi perusahaan untuk meraih keuntungan. Oleh karena itu penting merencanakan sistem pelatihan yang memadai bagi karyawan. Untuk itu perlu melibatkan karyawan dalam proses kerja untuk ikut menentkan tercapai tidaknya sasaran.
* Tidak ada salahnya memperbaiki kinerja perusahaan
Untuk memperbaiki kinerja perusahaan, tidak ada salahnya mengikuti cara kerja karyawannya. Tidak ada salahnya mereka meniru yang terbaik bagi kemajuan perusahaan. Jadi tidak perlu malu mengikuti figur pengusaha yang terbaik sekalipun itu adalah pesaing Anda. Banyak perusahaan yang menganggap kalah gengsi bila pesaing dijadikan barometer bagi kinerja perusahaan Anda. Seorang pemimpin yang baik tidak akan mudah terkecoh oleh hal-hal sekecil apapun. Sebuah perusahaan dapat menganggap dirinya berbeda atau jauh lebih baik dari perusahaan lain karena kemampuan pemimpinnya membangun sistem kerja yang baik sehingga memberi nilai baik bagi usahanya dan membawa keuntungan. Karena itu penting bagi perusahaan untuk menjaga kualitas hubungan komunikasi antara pelanggan, antar staf dan rekan bisnis.
Seorang pemimpin yang tidak kompeten dan tidak mempunyai kemampuan motivasional tidak akan mampu membawa awak kapalnya mencapai tujuan perusahaan.
Untuk menjadi seorang pemimpin bisnis yang baik, ada delapan landasan yang perlu diperhatikan yaitu :
* Kemampuan Memimpin
Untuk mampu memimpin bisnis dengan baik diperlukan memberikan motivasi secara internal berupa slogan-slogan atau kampanye mutu yang bisa Anda gulirkan kepada karyawan. Seorang pemimpin yang baik ia harus bisa menyadari upaya mutu perusahaannya secara keseluruhan. Oleh karena itu, ia harus bisa "segera" memperbaiki hal-hal mendasar yang terjadi di permukaan perusahaan. Secara berkala seorang pemimpin yang baik ia harus rajin menyoroti cara kerja organisasi perusahaan yang dipimpinnya melalui langkah-langkah atau teknik kerja baru dalam memperbaiki peningkatan mutu usaha( contohnya: mengkaji ulang sistem kerja, sistem penggajian, perencanaan, & pola pelatihan yang selama ini diterapkan). Perubahan mendasar itu merupakan tantangan yang maha berat bagi seorang pemimpin untuk mewujudkan mutu perusahaannya.
* Jangan pernah merasa "paling pintar".
Seorang pemimpin yang merasa dirinya paling pintar, paling benar, dan tidak pernah mau menerima kritikan ataupun saran dari bawahan_ini harus dikikis habis pada diri Anda
* Jangan pernah mencari kambing hitam
Jika terjadi kesalahan atau kegagalan jangan pernah melemparkan kesalahan Anda itu dengan mengorbankan Anda. Semua laporan harus berdasarkan hasil kerja bawahan dan berdasarkan fakta, jadi jangan berdasarkan like or dislike.
* Upaya menjaga mutu
Untuk mengetahui apakah konsumen atau pelanggan puas dengan layanan perusahaan Anda perlu pemantauan serius dan sistematis. Dalam hal ini, Anda bisa menjalin kerjasama dengan lembaga riset untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk yang ditawarkan perusahaan bisnis Anda. Bisa juga dilakukan internal tergantung besarnya skala konsumen. Untuk itu Anda harus membuat sistem kepada setiap bagian dengan satu sasaran agar dapat mengetahui sejauh mana peningkatan kepuasan pelanggan. Bagusnya angka kepuasan pelanggan merupakan peningkatan mutu layanan dari perusahaan Anda. Dari sistem yang Anda terapkan, selain sasaran pencapaian uang, sasaran mutu produk bisnis Anda juga perlu dibidik agar tercapai kepuasan konsumen.
* Upaya pengedalian mutu
Masih banyak pemimpin perusahaan yang menganggap bahwa inspeksi (pemeriksaan) produk sama dengan upaya menjaga mutu secara sistematis. Padahal tujuan pengendalian mutu adalah mengurangi kegiatan pemeriksaan. Karena sering kali kegiatan pemeriksaan mengalami ‘human error’ dan untuk melakukan kegiatan pemeriksaan kerap menghabiskan biaya cukup besar. Sangat penting membangun komitmen mutu di seluruh lapisan karyawan, agar semua orang mempunyai target kerja untuk melakukan yang terbaik.
* Peningkatan mutu
Seorang pengusaha yang baik harus mampu mengolah peningkatan mutu melalui penghematan biaya berganda dengan cara menurunkan biaya pada bagian-bagian lain. Contohnya, sebuah perusahaan tidak perlu mempekerjakan dua orang programmer untuk mengelola operasi data inventaris dan catatan stok barang.
* Mengutamakan laporan berupa fakta, bukan spekulasi
Seorang pengusaha harus bisa mengungkapkan data-data perusahaan atau prediksi laju bisnis berdasarkan fakta yang terkumpul di lapangan, jangan pernah melakukan perkiraan-perkiraan berdasarkan dugaan yang tidak pasti atau spekulasi. Karena itu akan mengakibatkan perusahaan bisa berantakan, karena itu gunakan fakta atau bukti-bukti sebagai langkah untuk menunjang apa yang diyakininya.
* Upaya peningkatan mutu sesuai dengan budaya perusahaan
Dalam rangka peningkatan mutu akan berhasil apabila disesuaikan dengan kultur perusahaan.
* Seorang pemimpin perusahaan harus mampu menentukan sasaran perubahan
Setiap tahun pemimpin perusahaab harus bisa menentukan sasaran perusahaan pada setiap unit-unit kerja. Dengan menetapkan sasaran yang masuk akal dan realistis, memungkinkan munculnya peluang bagi perusahaan untuk meraih keuntungan. Oleh karena itu penting merencanakan sistem pelatihan yang memadai bagi karyawan. Untuk itu perlu melibatkan karyawan dalam proses kerja untuk ikut menentkan tercapai tidaknya sasaran.
* Tidak ada salahnya memperbaiki kinerja perusahaan
Untuk memperbaiki kinerja perusahaan, tidak ada salahnya mengikuti cara kerja karyawannya. Tidak ada salahnya mereka meniru yang terbaik bagi kemajuan perusahaan. Jadi tidak perlu malu mengikuti figur pengusaha yang terbaik sekalipun itu adalah pesaing Anda. Banyak perusahaan yang menganggap kalah gengsi bila pesaing dijadikan barometer bagi kinerja perusahaan Anda. Seorang pemimpin yang baik tidak akan mudah terkecoh oleh hal-hal sekecil apapun. Sebuah perusahaan dapat menganggap dirinya berbeda atau jauh lebih baik dari perusahaan lain karena kemampuan pemimpinnya membangun sistem kerja yang baik sehingga memberi nilai baik bagi usahanya dan membawa keuntungan. Karena itu penting bagi perusahaan untuk menjaga kualitas hubungan komunikasi antara pelanggan, antar staf dan rekan bisnis.
Labels:
Landasan Menjadi Pemimpin
Karakter Orang Pengarah (Director)
"Merayakan tindakan kepemimpinan dan kejujuran mereka," adalah prinsip hidup para pengarah ini.
Berikut adalah kebiasan yang dilakukan oleh seorang bertipe pengarah:
"Merayakan tindakan kepemimpinan dan kejujuran mereka," adalah prinsip hidup para pengarah ini. Mereka memiliki kesenangan memberikan arahan kepada orang lain dan tentu saja menginginkan orang lain untuk mengikuti arahan tersebut. Secara rinci, karakter orang tersebut adalah:
* Suka kecepatan dan kepastian.
* Fokus pada tugas / hasil.
* Suka komunikasi langsung (to the point).
* Sangat berorientasi pada tujuan.
* Mementingkan komunikasi 2 arah yang tepat dan jelas.
* Kukuh dengan tujuan dan sasaran mereka.
Mereka sangat tegas, cepat dan fokus terhadap apa yang mereka bicarakan. Tidak ada hal-hal yang bersifat tentatif, samar-samar atau sejenisnya. Semuanya sudah sangat teratur dan diatur sedemikian rupa sehingga diharapkan akan berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan.
Gaya Komunikasi dengan Orang Pengarah (Director)
Tipe ini relatif berbeda dengan tipe sebelumnya. Di tipe ini terlihat jelas ada nuansa ketegasan dan ketepatan yang dibutuhkan. Tidak ada kesan mencla-mencle. Lalu, bagaimana cara menghadapi orang demikian ?
berikut tips-tips yang harus diperhatikan:
* Dukung tujuan dan sasaran mereka.
* Tetap jaga hubungan profesional.
* Sadari bahwa mereka selalu merasa benar.
* Jika anda tidak setuju, kemukakan fakta - bukan perasaan pribadi.
* Kenali gagasan mereka - bukan mereka secara pribadi.
* Untuk mempengaruhi keputusan, sediakan tindakan alternatif dengan analisa pendukung kuat.
* Selalulah tepat, efisien dan terorganisir dengan baik.
Para directors ini lebih menyukai sesuatu yang bersifat rasional bukan emosional. Oleh karena itu, jangan menggunakan terminologi yang bersifat emosional dan psikologis karena tidak dapat dilihat secara fisikal dan faktual. Oleh karena itu, jika berhadapan dengan mereka, sediakan fakta dan data yang secukupnya dan berbicaralah secukupnya pula. Tidak berlebih dan tidak berkurang. Semuanya harus dalam tataran yang proporsional. Bagi tipe orang seperti ini, semuanya adalah fakta bukan fiksi. Setiap percakapan harus ada landasannya dan pada akhirnya memberikan sebuah hasil sebanding dengan waktu yang telah diinvestasikan untuk berbicara dengan kita.
Berikut adalah kebiasan yang dilakukan oleh seorang bertipe pengarah:
"Merayakan tindakan kepemimpinan dan kejujuran mereka," adalah prinsip hidup para pengarah ini. Mereka memiliki kesenangan memberikan arahan kepada orang lain dan tentu saja menginginkan orang lain untuk mengikuti arahan tersebut. Secara rinci, karakter orang tersebut adalah:
* Suka kecepatan dan kepastian.
* Fokus pada tugas / hasil.
* Suka komunikasi langsung (to the point).
* Sangat berorientasi pada tujuan.
* Mementingkan komunikasi 2 arah yang tepat dan jelas.
* Kukuh dengan tujuan dan sasaran mereka.
Mereka sangat tegas, cepat dan fokus terhadap apa yang mereka bicarakan. Tidak ada hal-hal yang bersifat tentatif, samar-samar atau sejenisnya. Semuanya sudah sangat teratur dan diatur sedemikian rupa sehingga diharapkan akan berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan.
Gaya Komunikasi dengan Orang Pengarah (Director)
Tipe ini relatif berbeda dengan tipe sebelumnya. Di tipe ini terlihat jelas ada nuansa ketegasan dan ketepatan yang dibutuhkan. Tidak ada kesan mencla-mencle. Lalu, bagaimana cara menghadapi orang demikian ?
berikut tips-tips yang harus diperhatikan:
* Dukung tujuan dan sasaran mereka.
* Tetap jaga hubungan profesional.
* Sadari bahwa mereka selalu merasa benar.
* Jika anda tidak setuju, kemukakan fakta - bukan perasaan pribadi.
* Kenali gagasan mereka - bukan mereka secara pribadi.
* Untuk mempengaruhi keputusan, sediakan tindakan alternatif dengan analisa pendukung kuat.
* Selalulah tepat, efisien dan terorganisir dengan baik.
Para directors ini lebih menyukai sesuatu yang bersifat rasional bukan emosional. Oleh karena itu, jangan menggunakan terminologi yang bersifat emosional dan psikologis karena tidak dapat dilihat secara fisikal dan faktual. Oleh karena itu, jika berhadapan dengan mereka, sediakan fakta dan data yang secukupnya dan berbicaralah secukupnya pula. Tidak berlebih dan tidak berkurang. Semuanya harus dalam tataran yang proporsional. Bagi tipe orang seperti ini, semuanya adalah fakta bukan fiksi. Setiap percakapan harus ada landasannya dan pada akhirnya memberikan sebuah hasil sebanding dengan waktu yang telah diinvestasikan untuk berbicara dengan kita.
Dampingi Klien bak Keluarga
Bill Clinton tampil di depan staff penting Cisco di hotel megah MGM Grand Hotel & Casino di Las Vegas. CEO Cisco John Chamber pun seolah terjewer kupingnya dan mendampingi klien di saat butuh pertolongan adalah hal utama dan penting.
Baru-baru ini perusahaan sistem jaringan internet terkemuka Cisco mengadakan internal gathering internasionalnya di Las Vegas, Amerika Serikat. Mem-book hampir seluruh kamar MGM Grand Hotel & Casino, tak ketinggalkan memanfaatkan Arena MGM yang biasa dipakai Mike Tyson manggung.
John Chamber, sang CEO sengaja mengundang Bill Clinton sebagai tamu kehormatan. Clinton disuruh “manggung” di ring tinju seperti biasanya Tyson atau Don King. Bukan untuk adu jotos tapi memberikan qoute penting.
Clinton saat jadi presiden dinilai memiliki reputasi yang bagus dalam hal ekonomi global. Prestasi menguatkan ekonomi AS, membangkitkan IT yang sempat dihajar bullbe dotcom, dan beberapa prestasi besar lainnya, ternyata bagi Clinton bukan prestasi utama dan sesuatu yang menjadi pikiran utama. Lantas? “My doughter!” katanya. Chelsea, putrinya saat itu justru sedang memerlukan bantuan, dalam kesulitan, ketika usianya menanjak remaja.
Lantas Clinton cerita panjang lebar. Ada kesulitan yang sedang dialami seorang khas remaja yang harus didampingi. Dan, itu semua membuatnya puas, semua jadi terlampaui. Dari yang disampaikan secara sederhana, Chamber pun kemudian menarik titik fokus utama tentang pendampingan terhadap orang yang sedang membutuhkan, jadikan seperti family.
Chamber pun kemudian di depan seluruh karyawan – utamanya sales – minta jangan tinggalkan “keluarga” yang sedang perlu bantuan, dampingi arahkan, hingga mampu bangkit dan berjalan kembali dengan normal bahkan kalau perlu bisa sehat/fit.
Di saat pertarungan bisnis kian hebat di berbagai lini, seperti Cisco saat ini sedang menghadapi guncangan hebat. Bukan hanya berpikir musuh di depan yang sudah kelihatan seperti Alcatel, Juniper, Northel yang tangible. Tapi tiba-tiba ada pendatang baru yang seolah “coming from behind” dan menikam semacam Huawei yang datang dengan jurus murah banget.
Mungkin Cisco sudah dicari orang, tapi para pencari barang boleh dan sah saja mengadunya dalam “event bidding”. Ketika bidding sudah masuk tahap adu harga, pesaing main jurus murah dan tawaran yang tidak masuk akal, undur diri bukan pilihan yang salah. Selain karena harga prokok produksi yang tinggi dari sisi material ditambah kualitas staff yang tak mungkin dibayar murah, harus dilakukan upaya penyelematan. Survival adalah naluri yang harus ditempuh. Sebab, kalau setiap saat sering undur diri, bisa menghancurkan diri.
Kutipan dari Clinton seolah menjewer kuping Chamber dan kemudian dipertanyakan kepada dirinya sendiri, juga kepada seluruh staff: benarkah kita telah meninggalkan ‘keluarga kita, family kita’? Maka gerakan yang sedang dilakukan kemudian adalah mengetuk kembali pelanggan-pelanggannya selama ini, yang sudah menjadi bagian dari keluarga network Cisco yang menemui kesulitan atau sedang susah, untuk dibantu lagi, didampingi lagi.
Bukan hanya di bisnis seperti Cisco tapi di banyak di jenis usaha lainnya, terutama jasa seperti konsultan, sistem integrator, bagaimana mendatangi pelanggan adalah hal penting. Sering kita terjebak untuk main “hit and run” yang hanya datang saat ada proyek tapi ketika klien ada kesulitan dan sudah di luar jatuh tempo project, kita lupakan. Ayoman, persahabatan dalam duka dan gembira akan melanggengkan kerjasama yang lebih konstruktif sehingga maju bersama.
www.detik.com
Baru-baru ini perusahaan sistem jaringan internet terkemuka Cisco mengadakan internal gathering internasionalnya di Las Vegas, Amerika Serikat. Mem-book hampir seluruh kamar MGM Grand Hotel & Casino, tak ketinggalkan memanfaatkan Arena MGM yang biasa dipakai Mike Tyson manggung.
John Chamber, sang CEO sengaja mengundang Bill Clinton sebagai tamu kehormatan. Clinton disuruh “manggung” di ring tinju seperti biasanya Tyson atau Don King. Bukan untuk adu jotos tapi memberikan qoute penting.
Clinton saat jadi presiden dinilai memiliki reputasi yang bagus dalam hal ekonomi global. Prestasi menguatkan ekonomi AS, membangkitkan IT yang sempat dihajar bullbe dotcom, dan beberapa prestasi besar lainnya, ternyata bagi Clinton bukan prestasi utama dan sesuatu yang menjadi pikiran utama. Lantas? “My doughter!” katanya. Chelsea, putrinya saat itu justru sedang memerlukan bantuan, dalam kesulitan, ketika usianya menanjak remaja.
Lantas Clinton cerita panjang lebar. Ada kesulitan yang sedang dialami seorang khas remaja yang harus didampingi. Dan, itu semua membuatnya puas, semua jadi terlampaui. Dari yang disampaikan secara sederhana, Chamber pun kemudian menarik titik fokus utama tentang pendampingan terhadap orang yang sedang membutuhkan, jadikan seperti family.
Chamber pun kemudian di depan seluruh karyawan – utamanya sales – minta jangan tinggalkan “keluarga” yang sedang perlu bantuan, dampingi arahkan, hingga mampu bangkit dan berjalan kembali dengan normal bahkan kalau perlu bisa sehat/fit.
Di saat pertarungan bisnis kian hebat di berbagai lini, seperti Cisco saat ini sedang menghadapi guncangan hebat. Bukan hanya berpikir musuh di depan yang sudah kelihatan seperti Alcatel, Juniper, Northel yang tangible. Tapi tiba-tiba ada pendatang baru yang seolah “coming from behind” dan menikam semacam Huawei yang datang dengan jurus murah banget.
Mungkin Cisco sudah dicari orang, tapi para pencari barang boleh dan sah saja mengadunya dalam “event bidding”. Ketika bidding sudah masuk tahap adu harga, pesaing main jurus murah dan tawaran yang tidak masuk akal, undur diri bukan pilihan yang salah. Selain karena harga prokok produksi yang tinggi dari sisi material ditambah kualitas staff yang tak mungkin dibayar murah, harus dilakukan upaya penyelematan. Survival adalah naluri yang harus ditempuh. Sebab, kalau setiap saat sering undur diri, bisa menghancurkan diri.
Kutipan dari Clinton seolah menjewer kuping Chamber dan kemudian dipertanyakan kepada dirinya sendiri, juga kepada seluruh staff: benarkah kita telah meninggalkan ‘keluarga kita, family kita’? Maka gerakan yang sedang dilakukan kemudian adalah mengetuk kembali pelanggan-pelanggannya selama ini, yang sudah menjadi bagian dari keluarga network Cisco yang menemui kesulitan atau sedang susah, untuk dibantu lagi, didampingi lagi.
Bukan hanya di bisnis seperti Cisco tapi di banyak di jenis usaha lainnya, terutama jasa seperti konsultan, sistem integrator, bagaimana mendatangi pelanggan adalah hal penting. Sering kita terjebak untuk main “hit and run” yang hanya datang saat ada proyek tapi ketika klien ada kesulitan dan sudah di luar jatuh tempo project, kita lupakan. Ayoman, persahabatan dalam duka dan gembira akan melanggengkan kerjasama yang lebih konstruktif sehingga maju bersama.
www.detik.com
Labels:
Dampingi Klien bak Keluarga
Kisah Pablo dan Bruno
Apakah Anda tidak bahagia? Jika Anda bisa pensiun lebih muda, tapi pensiun dengan sukses dan kaya.
Pada tahun 1801, di sebuah desa kecil di Italia, ada dua orang saudara sepupu bernama Pablo dan Bruno. Keduanya memiliki ambisi yang besar, pekerja keras, dan ingin menjadi orang terkaya di desanya. Pada suatu kesempatan, dating seorang kepala desa yang menugaskan mereka untuk memindahkan air dari sungai ke penampungan di tengah desa. Mereka diberi ember dan dibayar berdasarkan jumlah ember air yang bias mereka bawa setiap harinya.
Singkat ceritanya, mereka mulai menikmati kerja dan hasilnya. Mereka bisa membeli pondok dan keledai sendiri. Bruno merasa cita – citanya mulai terwujud, tapi Pablo tidak merasa demikian karena punggungnya terasa nyeri dan telapak tangannya lecet karena beban ember yang sangat berat. Hari Sabtu dan Minggu digunakan mereka untuk beristirahat. Setiap MInggu sore, mereka stress karena esok paginya, Senin, mereka harus mengangkut ember lagi.
Akhirnya, Pablo mencari akal bagaimana cara memindahkan air yang lebih efektif dan efisien. Pablo mendapat ide untuk membangun saluran pipa dari sungai ke desanya. Ide tersebut diceritakannya pada Bruno, tapi ditolak mentah – mentah. Menurut Bruno, ia sudah nyaman dengan kehidupan dan kondisi sekarang. Upahnya cukup besar, punya pondok dan keledai sendiri, tiap malam dapat beristirahat, akhir pekan bisa berlibur di pantai, gunung, olahraga, atau ke kedai kopi bersama teman – temannya.
Pablo akhirnya merealisasikan idenya sendiri. Dari pagi hingga sore hari ia mengangkut ember air, dan malam harinya membangun saluran pipa. Bruno dan teman – temannya selalu mengejek ide Pablo, tapi ia tak mempedulikannya. Pablo mempunyai visi jauh ke depan karena tidak selamanya ia kuat mengangkut ember. Bruno semakin kaya tapi semakin bungkuk dan melemah karena faktor usia. Meski mulai sakit dan menua, Bruno sadar betul bahwa ia tidak bisa berhenti mengangkut ember air karena upahnya akan hilang dan hidupnya akan susah.
Setelah lima tahun, saluran – saluran pipa Pablo selesai dan ia mulai menikmati hasil dari orang yang membeli air dan saluran pipanya. Saluran pipanya terus mengalirkan air dan menghasilkan uang. Meski sedang makan, istirahat, tidur, bahkan berlibur sekalipun, Pablo tetap mendapat kebebasan secara keuangan dan waktu.
Teringat akan saudaranya, Pablo mengajak Bruno yang sudah terlihat tua, lelah dan bungkuk itu. Bruno akhirnya melihat visi saudaranya itu dan membangun saluran pipa bersama – sama bahkan mengajaknya untuk membangun saluran pipa ke seluruh negeri.
Kalau boleh jujur, Pablo dan Bruno adalah orang yang mewakili kehidupan kita. Bruno mewakili orang yang sudah merasa puas dan merasa “safe” hanya dengan bekerja. Ketika usia menjelang tua, ia mulai bingung karena tenaga sudah semakin melemah tapi harus tetap bekerja untuk mendapat penghasilan.
Sementara itu, Pablo mewakili orang yang akan segera membangun usaha. Walaupun usaha u yang dimulainya dari kecil, ia tidak goyah walaupun teman – temannya menertawakan idenya, Pablo beranggapan bahwa suatu saat ia akan tua dan tak mampu bekerja lagi. Karena itulah ia harus bisa membangun suatu usaha dengan system yang baik dan tinggal menikmati hasil dari usahanya ketika tua.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda ingin menjadi Bruno atau Pablo? Tentunya Anda semua ingin menjadi Pablo yang dapat menikmati hari tua dengan bahagia karena berani merealisasikan idenya untuk membuat saluran air.
Jika ingin menjadi Pablo, segera buat ide usaha sekecil apa pun mulai sekarang. Selama masih ada kesempatan, gunakan kesempatan emas Anda, segeralah bertindak, dan jangan tunggu sampai nanti. SEgera bangun usaha dengan tekad yang kuat dan jangan pernah goyah meskipun ditertawakan siapa saja karena hasilnya akan dinikmati oleh Anda sendiri. Selain itu, Anda juga bisa membuktikan hasilnya kepada orang lain, terutama pada mereka yang pernah menertawakan Anda.
Anda harus menjadi seorang Pablo dan segera Retired Young, Retired Rich, seperti buku Robert T.Kiyosaki. Apakah Anda tidak bahagia? Jika Anda bisa pension lebih muda, tapi pensiun dengan sukses dan kaya, pesan saya adalah : “Lakukan sekarang sebelum anda membutuhkan.”
Pada tahun 1801, di sebuah desa kecil di Italia, ada dua orang saudara sepupu bernama Pablo dan Bruno. Keduanya memiliki ambisi yang besar, pekerja keras, dan ingin menjadi orang terkaya di desanya. Pada suatu kesempatan, dating seorang kepala desa yang menugaskan mereka untuk memindahkan air dari sungai ke penampungan di tengah desa. Mereka diberi ember dan dibayar berdasarkan jumlah ember air yang bias mereka bawa setiap harinya.
Singkat ceritanya, mereka mulai menikmati kerja dan hasilnya. Mereka bisa membeli pondok dan keledai sendiri. Bruno merasa cita – citanya mulai terwujud, tapi Pablo tidak merasa demikian karena punggungnya terasa nyeri dan telapak tangannya lecet karena beban ember yang sangat berat. Hari Sabtu dan Minggu digunakan mereka untuk beristirahat. Setiap MInggu sore, mereka stress karena esok paginya, Senin, mereka harus mengangkut ember lagi.
Akhirnya, Pablo mencari akal bagaimana cara memindahkan air yang lebih efektif dan efisien. Pablo mendapat ide untuk membangun saluran pipa dari sungai ke desanya. Ide tersebut diceritakannya pada Bruno, tapi ditolak mentah – mentah. Menurut Bruno, ia sudah nyaman dengan kehidupan dan kondisi sekarang. Upahnya cukup besar, punya pondok dan keledai sendiri, tiap malam dapat beristirahat, akhir pekan bisa berlibur di pantai, gunung, olahraga, atau ke kedai kopi bersama teman – temannya.
Pablo akhirnya merealisasikan idenya sendiri. Dari pagi hingga sore hari ia mengangkut ember air, dan malam harinya membangun saluran pipa. Bruno dan teman – temannya selalu mengejek ide Pablo, tapi ia tak mempedulikannya. Pablo mempunyai visi jauh ke depan karena tidak selamanya ia kuat mengangkut ember. Bruno semakin kaya tapi semakin bungkuk dan melemah karena faktor usia. Meski mulai sakit dan menua, Bruno sadar betul bahwa ia tidak bisa berhenti mengangkut ember air karena upahnya akan hilang dan hidupnya akan susah.
Setelah lima tahun, saluran – saluran pipa Pablo selesai dan ia mulai menikmati hasil dari orang yang membeli air dan saluran pipanya. Saluran pipanya terus mengalirkan air dan menghasilkan uang. Meski sedang makan, istirahat, tidur, bahkan berlibur sekalipun, Pablo tetap mendapat kebebasan secara keuangan dan waktu.
Teringat akan saudaranya, Pablo mengajak Bruno yang sudah terlihat tua, lelah dan bungkuk itu. Bruno akhirnya melihat visi saudaranya itu dan membangun saluran pipa bersama – sama bahkan mengajaknya untuk membangun saluran pipa ke seluruh negeri.
Kalau boleh jujur, Pablo dan Bruno adalah orang yang mewakili kehidupan kita. Bruno mewakili orang yang sudah merasa puas dan merasa “safe” hanya dengan bekerja. Ketika usia menjelang tua, ia mulai bingung karena tenaga sudah semakin melemah tapi harus tetap bekerja untuk mendapat penghasilan.
Sementara itu, Pablo mewakili orang yang akan segera membangun usaha. Walaupun usaha u yang dimulainya dari kecil, ia tidak goyah walaupun teman – temannya menertawakan idenya, Pablo beranggapan bahwa suatu saat ia akan tua dan tak mampu bekerja lagi. Karena itulah ia harus bisa membangun suatu usaha dengan system yang baik dan tinggal menikmati hasil dari usahanya ketika tua.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda ingin menjadi Bruno atau Pablo? Tentunya Anda semua ingin menjadi Pablo yang dapat menikmati hari tua dengan bahagia karena berani merealisasikan idenya untuk membuat saluran air.
Jika ingin menjadi Pablo, segera buat ide usaha sekecil apa pun mulai sekarang. Selama masih ada kesempatan, gunakan kesempatan emas Anda, segeralah bertindak, dan jangan tunggu sampai nanti. SEgera bangun usaha dengan tekad yang kuat dan jangan pernah goyah meskipun ditertawakan siapa saja karena hasilnya akan dinikmati oleh Anda sendiri. Selain itu, Anda juga bisa membuktikan hasilnya kepada orang lain, terutama pada mereka yang pernah menertawakan Anda.
Anda harus menjadi seorang Pablo dan segera Retired Young, Retired Rich, seperti buku Robert T.Kiyosaki. Apakah Anda tidak bahagia? Jika Anda bisa pension lebih muda, tapi pensiun dengan sukses dan kaya, pesan saya adalah : “Lakukan sekarang sebelum anda membutuhkan.”
Labels:
Kisah Pablo dan Bruno
Entrepreneur Dapat Mengubah Nasib
Banyak definisi wirausaha (entrepreneur) dalam kamus besar Bahasa Indonesia “Wirausaha adalah orang yang pangdai atau berbakat mengenai produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.”
Menurut Paulus Winarto dalam bukunya First Step to be an Entrepreneur, lima ciri untuk disebut entrepreneur unggulan adalah sebagai berikut :
1. Berani mengambil resiko
Artinya berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh resiko. Seperti pendapat Billi P.S.Lim, Anda harus berani gagal, oleh karena memiliki usaha tidak selalu mendapatkan keuntungan, bahkan mungkin kerugian dan kebangkrutan. Selain itu Anda juga tidak memperoleh hasil yang fixed atau gaji seperti saat bekerja. Namun jika Anda tidak mencobanya dengan berani gagal, bagaimana Anda akan tahu bahwa hasilnya akan gagal. Di sinilah Anda harus bermimpi dan punya keyakinan untuk sukses dan niscaya akan sukses.
2. Menyukai tantangan
Melihat segala hal sebagai tantangan bukanlah suatu masalah. Akibat kondisi perekonomian yang tidak stabil, para entrepreneur sejati tidak melihat hal ini sebagai suatu ancaman, tetapi peluang untuk mendapatkan kesuksesan. Mereka malah lebih giat dan memacu usaha dengan ide – ide dan kreativitasnya.
3. Punya daya tahan tinggi
Seorang entrepreneur harus memiliki banyak akal dan tidak mudah putus asa karena ia harus segera bangkit dari kegagalan. Banyak cerita tentang wirausaha sukses yang telah melakukan banyak kegagalan. Anda tentu mengetahui perusahaan otomotif Honda. Pemilikinya Soichiro Honda, mengatakan: “Sukses hanya dapat diraih dengan kesalahan beberapa kali. Kesuksesan saya mewakili 1% kerja yang dihasilkan dari 99% kesalahan”. Contoh lainnya, semua orang pasti mengenal Thomas Alva Edison, sang penemu lampu. Tahukah Anda, pada usia tujuh tahun, ia pernah dikeluarkan dari sekolah karena dianggap murid terbelakang. Untungnya ibunya pernah mengajar sehingga selama tiga tahun Edison kecil sekolah, diajar, dibimbing oleh ibunya di rumah. Percobaan – percobaan yang dilakukan Edison sejak usia 10 tahun hingga menjelang akhir hayatnya di usia 80 tahun merupakan hasil dari pendidikan yang diajarkan okeh ibunya di rumah. Edison yang lahir tahun 1987 ini benar – benar orang yang ulet dan pantang menyerah. Kesunyian yang ia rasakan akibat kurangnya pendengaran justru dinikmati dengan caranya sendiri. Ia pernah dipandang rendah dan diremehkan tapi tetap memiliki daya tahan yang tinggi saat berusaha menghasilkan lampu yang sangart bermanfaat untuk kehidupan manusia sekarang ini.
Apakah pernah Anda bayangkan, jika Edison tidak memiliki daya tahan yang tinggi dan membuktikan bahwa pandangan enteng orang terhadap dirinya tidak benar, mungkin sampai sekarang kita masih hidup tanpa lampu.
4. Punya visi jauh ke depan
Bagi seorang entrepreneur, setiap yang dilakukannya harus punya tujuan jangka panjang meski dimulai dengan langkah yang amat kecil. Ia harus memiliki target usaha dalam satu tahun, lima tahun, sepuluh tahun, dan seterusnya.
5. Selalu berusaha memberikan yang terbaik
Entrepreneur akan mengerahkan semua potensi yang dimilikinya. Jika dirasakan kurang, ia akan merekrut orang – orang yang berkompeten untuk memberi yang terbaik bagi pelanggannya. Entrepreneur yang sukses akan selalu memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggannya. Ia selalu mencari networking untuk mendapatkan informasi bermanfaat demi kepuasan pelanggan.
Menurut saya, “Entrepreneur adalah orang yang memiliki keberanian untuk mempertimbangkan resiko-resiko dalam memulai suatu usaha atau bisnis apapun dengan suatu komitmen yang tinggi untuk membahagiakan diri sendiri, keluarga, maupun orang banyak.” Itulah wirausaha atau entrepreneur. Memang kalau melihat syarat – sayarat yang diajukan di atas, sangatlah sulit menjadi seorang entrepreneur. Namun, masih banyak orang yang ingin menjadi entrepreneur dengan alasan mengubah nasib atau mengangkat derajat hidup seperti pernyatan “Tuhan tidak akan mengubah nasib Anda kalau Anda sendiri tidak mau mengubahnya.”
Seperti dijelaskan di atas, ada 3 golongan manusia yang dapat meraih sukses dan tentunya kaya, antara lain menjadi derektur di perusahaaan besar dgn gaji dan fasilitas yang sangat besar. Akan tetapi, biasanya seseorang akan di angkat menjadi direktur setelah bekerja di atas 10 tahun atau memiliki pengalaman atau keahlian yang luar biasa. Bagi Anda yang masih berstatus mahasiswa atau baru mulai bekerja, bisa Anda bayangkan bahwa untuk menjadi seorang direktur si sebuah perusahaan besar sangatlah tak mudah.
Golongan lainnya, salesman. Mereka juga bisa sukses dengan mendapatkan banyak uang karena biasanya komisi dari penjualan barang yang dijualnya sangat besar. Tapi jika penjualan tidak memenuhi target, ia pasti akan stres karena tekanan dari atasan.
Sedangkan menjadi entrepreneur, Anda dapat mengangkat diri langsung menjadi direktur walau di perusahaan kecil sekalipun, tapi tetap ada kebanggaan di hati dan jiwa bahwa Anda adalah direktur sebuah perusahaan. Secara otomatis Anda akan mengangkat derajat diri sendiri. Lihatlah kartu nama yang mencantumkan posisi sebagai direktur. Apakah Anda tidak bangga pada diri sendiri?? Seperti kata pepatah “Janganlah menjadi ekor gajah selamanya, jadilah kepala, walaupun kepala semut sekalipun.” Teman – teman dari sebuah ‘kepala’ adalah ‘kepala’, sedangkan teman – teman dari sebuah ‘ekor’ adalah ‘ekor’ juga. Kalau memiliki teman ‘kepala’, maka nasib dan hidup kita secara perlahan akan berubah. Lebih banyak peluang usaha, bisnis atau ide yang kita peroleh dibandingkan.
Menurut Paulus Winarto dalam bukunya First Step to be an Entrepreneur, lima ciri untuk disebut entrepreneur unggulan adalah sebagai berikut :
1. Berani mengambil resiko
Artinya berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh resiko. Seperti pendapat Billi P.S.Lim, Anda harus berani gagal, oleh karena memiliki usaha tidak selalu mendapatkan keuntungan, bahkan mungkin kerugian dan kebangkrutan. Selain itu Anda juga tidak memperoleh hasil yang fixed atau gaji seperti saat bekerja. Namun jika Anda tidak mencobanya dengan berani gagal, bagaimana Anda akan tahu bahwa hasilnya akan gagal. Di sinilah Anda harus bermimpi dan punya keyakinan untuk sukses dan niscaya akan sukses.
2. Menyukai tantangan
Melihat segala hal sebagai tantangan bukanlah suatu masalah. Akibat kondisi perekonomian yang tidak stabil, para entrepreneur sejati tidak melihat hal ini sebagai suatu ancaman, tetapi peluang untuk mendapatkan kesuksesan. Mereka malah lebih giat dan memacu usaha dengan ide – ide dan kreativitasnya.
3. Punya daya tahan tinggi
Seorang entrepreneur harus memiliki banyak akal dan tidak mudah putus asa karena ia harus segera bangkit dari kegagalan. Banyak cerita tentang wirausaha sukses yang telah melakukan banyak kegagalan. Anda tentu mengetahui perusahaan otomotif Honda. Pemilikinya Soichiro Honda, mengatakan: “Sukses hanya dapat diraih dengan kesalahan beberapa kali. Kesuksesan saya mewakili 1% kerja yang dihasilkan dari 99% kesalahan”. Contoh lainnya, semua orang pasti mengenal Thomas Alva Edison, sang penemu lampu. Tahukah Anda, pada usia tujuh tahun, ia pernah dikeluarkan dari sekolah karena dianggap murid terbelakang. Untungnya ibunya pernah mengajar sehingga selama tiga tahun Edison kecil sekolah, diajar, dibimbing oleh ibunya di rumah. Percobaan – percobaan yang dilakukan Edison sejak usia 10 tahun hingga menjelang akhir hayatnya di usia 80 tahun merupakan hasil dari pendidikan yang diajarkan okeh ibunya di rumah. Edison yang lahir tahun 1987 ini benar – benar orang yang ulet dan pantang menyerah. Kesunyian yang ia rasakan akibat kurangnya pendengaran justru dinikmati dengan caranya sendiri. Ia pernah dipandang rendah dan diremehkan tapi tetap memiliki daya tahan yang tinggi saat berusaha menghasilkan lampu yang sangart bermanfaat untuk kehidupan manusia sekarang ini.
Apakah pernah Anda bayangkan, jika Edison tidak memiliki daya tahan yang tinggi dan membuktikan bahwa pandangan enteng orang terhadap dirinya tidak benar, mungkin sampai sekarang kita masih hidup tanpa lampu.
4. Punya visi jauh ke depan
Bagi seorang entrepreneur, setiap yang dilakukannya harus punya tujuan jangka panjang meski dimulai dengan langkah yang amat kecil. Ia harus memiliki target usaha dalam satu tahun, lima tahun, sepuluh tahun, dan seterusnya.
5. Selalu berusaha memberikan yang terbaik
Entrepreneur akan mengerahkan semua potensi yang dimilikinya. Jika dirasakan kurang, ia akan merekrut orang – orang yang berkompeten untuk memberi yang terbaik bagi pelanggannya. Entrepreneur yang sukses akan selalu memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggannya. Ia selalu mencari networking untuk mendapatkan informasi bermanfaat demi kepuasan pelanggan.
Menurut saya, “Entrepreneur adalah orang yang memiliki keberanian untuk mempertimbangkan resiko-resiko dalam memulai suatu usaha atau bisnis apapun dengan suatu komitmen yang tinggi untuk membahagiakan diri sendiri, keluarga, maupun orang banyak.” Itulah wirausaha atau entrepreneur. Memang kalau melihat syarat – sayarat yang diajukan di atas, sangatlah sulit menjadi seorang entrepreneur. Namun, masih banyak orang yang ingin menjadi entrepreneur dengan alasan mengubah nasib atau mengangkat derajat hidup seperti pernyatan “Tuhan tidak akan mengubah nasib Anda kalau Anda sendiri tidak mau mengubahnya.”
Seperti dijelaskan di atas, ada 3 golongan manusia yang dapat meraih sukses dan tentunya kaya, antara lain menjadi derektur di perusahaaan besar dgn gaji dan fasilitas yang sangat besar. Akan tetapi, biasanya seseorang akan di angkat menjadi direktur setelah bekerja di atas 10 tahun atau memiliki pengalaman atau keahlian yang luar biasa. Bagi Anda yang masih berstatus mahasiswa atau baru mulai bekerja, bisa Anda bayangkan bahwa untuk menjadi seorang direktur si sebuah perusahaan besar sangatlah tak mudah.
Golongan lainnya, salesman. Mereka juga bisa sukses dengan mendapatkan banyak uang karena biasanya komisi dari penjualan barang yang dijualnya sangat besar. Tapi jika penjualan tidak memenuhi target, ia pasti akan stres karena tekanan dari atasan.
Sedangkan menjadi entrepreneur, Anda dapat mengangkat diri langsung menjadi direktur walau di perusahaan kecil sekalipun, tapi tetap ada kebanggaan di hati dan jiwa bahwa Anda adalah direktur sebuah perusahaan. Secara otomatis Anda akan mengangkat derajat diri sendiri. Lihatlah kartu nama yang mencantumkan posisi sebagai direktur. Apakah Anda tidak bangga pada diri sendiri?? Seperti kata pepatah “Janganlah menjadi ekor gajah selamanya, jadilah kepala, walaupun kepala semut sekalipun.” Teman – teman dari sebuah ‘kepala’ adalah ‘kepala’, sedangkan teman – teman dari sebuah ‘ekor’ adalah ‘ekor’ juga. Kalau memiliki teman ‘kepala’, maka nasib dan hidup kita secara perlahan akan berubah. Lebih banyak peluang usaha, bisnis atau ide yang kita peroleh dibandingkan.
Sukses Bergaul
Pergaulan sehari-hari memilki andil sangat besar bagi keberhasilan. Kalau sehari-harinya hanya bergaul dengan orang loyo, risau, pesimis, tidak memiliki semangat hidup, berarti hamper dipastikan Anda pun akan sama dengan mereka. Anda akan gagal untuk meraih sukses di masa depan.
Namun sebaliknya, jika berteman dan bergaul dengan orang – orang yang sukses, memiliki semangat luar biasa, memiliki optimisme yang besar, selalu memiliki mimpi (dream) yang besar untuk meraih kesuksesan, berarti Anda sudah berada di jalur yang tepat dan benar. Anda akan mudah sekali meraih kesuksesan dan keberhasilan.
Terus terang saya tidak menganjurkan Anda hanya bergaul denganorang yang sukses saja. Anda boleh saja dan diwajibkan bergaul dengan siapa saja (satpam, tukang becak, pembantu, dan lain-lain) karena mungkin mereka dapat membantu Anda juga. Tetapi, alangkah baiknya jika bergaul lebih banyak dengan orang yang telah sukses agar Anda bisa lebih cepat meraih kesuksesan. Saya sendiri termasuk orang yang sangat senang bergaul baik terhadap satpam, pembantu, tukang bangunan, dan lain-lain. Namun jumlah teman yang sukses harus lebih banyak untuk selalu memberi dorongan kepada saya untuk lebih sukses, sukses, dan sukses lagi.
Banyak yang terjadi di hadapan kita bahwa teman dan lingkungan pergaulan merupakan salah satu ‘sarana’ yang dapat membawa kita kea rah yang lebih positif maupun kea rah yang lebih negative. Contoh yang paling mudah, jika teman-teman sekeliling adalah perokok. Akibatnya, Anda bisa ikut-ikutan menjadi perokok. Akan tetapi, jika temannya adalah orang-orang yang sukses, Anda yang belum sukses akan ikut-ikutan menjadi sukses.
Oleh karena itu, pandai – pandailah memilih teman dalam suatu lingkunga pergaulan karena pengaruhnya sangat besr dalam pengembangan diri dan kehidupan Anda sendiri. Kita sudah memiliki komitmen untuk mengembangkan diri menjadi entrepreneur yang suskes sehingga harus memilih teman – teman yan gtelah sukses di bidangnya, terutama teman entrepreneur yang sukses.
Sebagai gambaran, jika belum menjadi orang yang berhasil dan belum menjadi entrepreneur yang sukses, maka sesungguhnya Anda sangat memerlukan pengetahuan – pengetahuan praktis yang dapat diperoleh dari orang-orang yang sukses dan berhasil menjadi entrepreneur. Anda harus memiliki mentor / guru yang dapat memberikan pengetahuan mengenai cara meraih keberhasilan dan kesuksesan tersebut. Oleh karena itu, Anda harus memperluas pergaulan dan memperbanyak teman (networking) dengan oran-orang yan gtelah sukses dan entrepreneur yang berhasil.
Hingga sekarang ini saya sering mengikuti seminar-seminar motivasi sukses. Selain memperoleh ilmu motivasi, saya juga mencari networking sebanyak-banyaknya dengan orang-orang yang juga memiliki tujuan yang sama, yaitu sukses. Saya juga bergabung dalam Global Success Club, suatu club yang memberikan motivasi kepada anggotanya untuk sukses secara global dan memiliki satu tujuan yang sama, yaitu sukses dalam kehidupan.
Hal tersebut bisa Anda terapkan. Jika Anda misalnya, masih seorang karyawan/pegawai, tidak masalah.. Satu-satunya langkah yang harus Anda kerjakan mulai saat ini bukan hanya membangun pertemanan dengan orang-orang senasib, tapi dengan entrepreneur yang telah sukses dan berhasil.
Semakin hari Anda akan memiliki banyak teman entrepreneur. Jika banyak bergaul dengan mereka, maka pada saat itu akan banyak sekali keinginan untuk untuk menjadi entrepreneur sukses seperti mereka. Menjadi entrepreneur itu bebas, tidak terikat dengan waktu, tidak ada lagi bos yang marah – marah, berpeluang untuk mendapatkan uang yang lebih banyak dibandingkan jika bekerja sebagai bawahan di suatu perusahaan, dan yang paling penting adalah bisa ikut membahagiakan orang banyak (karyawan dan pelanggan).
Selalu perbanyak teman-teman entrepreneur yang sukses. Semakin banyak teman yang sukses, semakin cepat juga kita meraih kesuksesan. Entrepreneur yang sukses selalu optimis dan bersemangat. Jadi, jika bergaul dengan entrepreneur yang sukses, Anda juga akan memiliki sikap optimis dan selalu bersemangat.
Jangan sekali-kali memusuhi, iri, ataupun tidak senang dengan keberhasilan seorang entrepreneur yang sukses karena itu berarti Anda memusuhi, iri, atau tidak senang denga lingkungan dunia entrepreneur sukses. Dengan demikian, bagaimana Anda bisa masuk ke dalam lingkungannya kalau Anda memusuhi atau tidak senang dengan lingkungan entrepreneur sukses tadi.
Saya akan memberi kunci dalam sukses bergaul.
* Cari teman baru yang sukses dan kaya sebanyak-banyaknya tanpa meninggalkan teman-teman lama yang Anda miliki.
* Cari teman-teman yang bisa menunjang atau memberikan motivasi untuk mengubah hidup Anda menjadi sukses dan berhasil. Biasanya mereka memiliki karakter yang rajin, energik, giat, optimis, konstruktif, realistis, selalu berpikiran positif, dan ceria.
Kedua hal tersebut di atas bisa didapatkan bila bergabung dengan suatu club yang dirasakan cocok. Carilah klub yang bisa memberi lebih banyak teman dan memiliki visi untuk menunjang kesuksesan Anda.. Selain tu, Anda juga bisa memperbanyak teman dengan mengikuti seminar, pelatihan, dan lain-lain. Bahkan di zaman internet sekarang ini, banyak orang yang mencari teman dengan mengikuti suatu mailing list / e-groups (electronic groups).
Pesan saya, pilih dan perbanyak teman-teman bergaul yang lebih sukses dari Anda. Pilihlah yang lebih hebat dan lebih pintar karena Anda dapat belajar banyak dari pengalaman mereka. Punya banyak teman sangat menyenangkan, apalagi teman-teman yang punya komitmen sama dengan kita, yaitu meraih kesuksesan dan keberhasilan. Dengan banyak teman, kita akan lebih ooptimis menghadapi hidup. Ketika sedang jatuh, ada teman yang akan selalu memotivasi dan mengingatkan kita untuk kembali bangkit.
Jadi, bagi siapa pun yang ingin menjadi entrepreneur suskes, mulailah mencari teman-teman wirausaha yang telah sukses. Belajarlah dari mereka. Tanyakan bagaimana mereka meraih sukses. Biasanya, karena teman, mereka akan memberi pelajaran yang sangat berharga untuk membuat Anda lebih cepat menjadi seperti mereka.
Namun sebaliknya, jika berteman dan bergaul dengan orang – orang yang sukses, memiliki semangat luar biasa, memiliki optimisme yang besar, selalu memiliki mimpi (dream) yang besar untuk meraih kesuksesan, berarti Anda sudah berada di jalur yang tepat dan benar. Anda akan mudah sekali meraih kesuksesan dan keberhasilan.
Terus terang saya tidak menganjurkan Anda hanya bergaul denganorang yang sukses saja. Anda boleh saja dan diwajibkan bergaul dengan siapa saja (satpam, tukang becak, pembantu, dan lain-lain) karena mungkin mereka dapat membantu Anda juga. Tetapi, alangkah baiknya jika bergaul lebih banyak dengan orang yang telah sukses agar Anda bisa lebih cepat meraih kesuksesan. Saya sendiri termasuk orang yang sangat senang bergaul baik terhadap satpam, pembantu, tukang bangunan, dan lain-lain. Namun jumlah teman yang sukses harus lebih banyak untuk selalu memberi dorongan kepada saya untuk lebih sukses, sukses, dan sukses lagi.
Banyak yang terjadi di hadapan kita bahwa teman dan lingkungan pergaulan merupakan salah satu ‘sarana’ yang dapat membawa kita kea rah yang lebih positif maupun kea rah yang lebih negative. Contoh yang paling mudah, jika teman-teman sekeliling adalah perokok. Akibatnya, Anda bisa ikut-ikutan menjadi perokok. Akan tetapi, jika temannya adalah orang-orang yang sukses, Anda yang belum sukses akan ikut-ikutan menjadi sukses.
Oleh karena itu, pandai – pandailah memilih teman dalam suatu lingkunga pergaulan karena pengaruhnya sangat besr dalam pengembangan diri dan kehidupan Anda sendiri. Kita sudah memiliki komitmen untuk mengembangkan diri menjadi entrepreneur yang suskes sehingga harus memilih teman – teman yan gtelah sukses di bidangnya, terutama teman entrepreneur yang sukses.
Sebagai gambaran, jika belum menjadi orang yang berhasil dan belum menjadi entrepreneur yang sukses, maka sesungguhnya Anda sangat memerlukan pengetahuan – pengetahuan praktis yang dapat diperoleh dari orang-orang yang sukses dan berhasil menjadi entrepreneur. Anda harus memiliki mentor / guru yang dapat memberikan pengetahuan mengenai cara meraih keberhasilan dan kesuksesan tersebut. Oleh karena itu, Anda harus memperluas pergaulan dan memperbanyak teman (networking) dengan oran-orang yan gtelah sukses dan entrepreneur yang berhasil.
Hingga sekarang ini saya sering mengikuti seminar-seminar motivasi sukses. Selain memperoleh ilmu motivasi, saya juga mencari networking sebanyak-banyaknya dengan orang-orang yang juga memiliki tujuan yang sama, yaitu sukses. Saya juga bergabung dalam Global Success Club, suatu club yang memberikan motivasi kepada anggotanya untuk sukses secara global dan memiliki satu tujuan yang sama, yaitu sukses dalam kehidupan.
Hal tersebut bisa Anda terapkan. Jika Anda misalnya, masih seorang karyawan/pegawai, tidak masalah.. Satu-satunya langkah yang harus Anda kerjakan mulai saat ini bukan hanya membangun pertemanan dengan orang-orang senasib, tapi dengan entrepreneur yang telah sukses dan berhasil.
Semakin hari Anda akan memiliki banyak teman entrepreneur. Jika banyak bergaul dengan mereka, maka pada saat itu akan banyak sekali keinginan untuk untuk menjadi entrepreneur sukses seperti mereka. Menjadi entrepreneur itu bebas, tidak terikat dengan waktu, tidak ada lagi bos yang marah – marah, berpeluang untuk mendapatkan uang yang lebih banyak dibandingkan jika bekerja sebagai bawahan di suatu perusahaan, dan yang paling penting adalah bisa ikut membahagiakan orang banyak (karyawan dan pelanggan).
Selalu perbanyak teman-teman entrepreneur yang sukses. Semakin banyak teman yang sukses, semakin cepat juga kita meraih kesuksesan. Entrepreneur yang sukses selalu optimis dan bersemangat. Jadi, jika bergaul dengan entrepreneur yang sukses, Anda juga akan memiliki sikap optimis dan selalu bersemangat.
Jangan sekali-kali memusuhi, iri, ataupun tidak senang dengan keberhasilan seorang entrepreneur yang sukses karena itu berarti Anda memusuhi, iri, atau tidak senang denga lingkungan dunia entrepreneur sukses. Dengan demikian, bagaimana Anda bisa masuk ke dalam lingkungannya kalau Anda memusuhi atau tidak senang dengan lingkungan entrepreneur sukses tadi.
Saya akan memberi kunci dalam sukses bergaul.
* Cari teman baru yang sukses dan kaya sebanyak-banyaknya tanpa meninggalkan teman-teman lama yang Anda miliki.
* Cari teman-teman yang bisa menunjang atau memberikan motivasi untuk mengubah hidup Anda menjadi sukses dan berhasil. Biasanya mereka memiliki karakter yang rajin, energik, giat, optimis, konstruktif, realistis, selalu berpikiran positif, dan ceria.
Kedua hal tersebut di atas bisa didapatkan bila bergabung dengan suatu club yang dirasakan cocok. Carilah klub yang bisa memberi lebih banyak teman dan memiliki visi untuk menunjang kesuksesan Anda.. Selain tu, Anda juga bisa memperbanyak teman dengan mengikuti seminar, pelatihan, dan lain-lain. Bahkan di zaman internet sekarang ini, banyak orang yang mencari teman dengan mengikuti suatu mailing list / e-groups (electronic groups).
Pesan saya, pilih dan perbanyak teman-teman bergaul yang lebih sukses dari Anda. Pilihlah yang lebih hebat dan lebih pintar karena Anda dapat belajar banyak dari pengalaman mereka. Punya banyak teman sangat menyenangkan, apalagi teman-teman yang punya komitmen sama dengan kita, yaitu meraih kesuksesan dan keberhasilan. Dengan banyak teman, kita akan lebih ooptimis menghadapi hidup. Ketika sedang jatuh, ada teman yang akan selalu memotivasi dan mengingatkan kita untuk kembali bangkit.
Jadi, bagi siapa pun yang ingin menjadi entrepreneur suskes, mulailah mencari teman-teman wirausaha yang telah sukses. Belajarlah dari mereka. Tanyakan bagaimana mereka meraih sukses. Biasanya, karena teman, mereka akan memberi pelajaran yang sangat berharga untuk membuat Anda lebih cepat menjadi seperti mereka.
Labels:
Sukses Bergaul
Sukses Pikiran
Untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses dan berhasil, kita harus selalu berpikir positif.
Sedapat mungkin menghilangkan pikiran negatif yang muncul dalam pikiran. Anda harus selalu berpikiran positif dan yakin terhadap segala sesuatu. Jika membuat susatu usaha, yakinlah bahwa Anda akan mendapatkan keuntungan. Selain itu, produk Anda juga bisa diminati banyak orang. Saya bisa mempekerjakan banyak karyawan. Saya bisa membahagiakan karyawan. Semua hal-hal positif inilah gyang harus Anda bangun. Percayalah, bila hanya pikiran positif yang ada dalam pikiran, maka usaha akan sukses dan berhasil.
Jangan sekali-kali ada dalam pikiran Anda seperti ini : kalau membuat suatu usaha, maka saya akan mendapatkan (takut menghadapi kerugian. Saya takut dan takut). Akhirnya Anda takut dan tidak jadi membuka dan mengalami kerugian karena yang ada hanyalah pikiran negative, seperti kerugian.
Dalam melaksanakan suatu usaha, kita tidak akan pernah tahu apakah usaha tersebut akan maju atau mundur. Untuk itulah mulailah berpikiran positif dan percaya terhadap diri sendiri, serta menghilangkan pikiran negative yang muncul. Segera mulailah membuka usaha baru walaupun itu kecil.
Seandainya Anda mengalami kegagalan, segera motivasilah diri dengan pikiran-pikiran positif bahwa Anda sebetulnya tidak gagal. Katakan dengan keras pada diri Anda bahwa,”Saya hanya sedang melakukan pembelajaran yang sangat luar biasa berharganya bagi saya sendiri.”
Anda harus berpikir positf terhadap usaha dan masa depan. Katakan dengan semangat seperti seorang pejuang kemerdekaan sejati, “Aku pasti sukses.” Katakan juga pada diri sendiri,”Aku harus bisa menjadi entrepreneur yang sukses dan berhasil.”
Sedapat mungkin menghilangkan pikiran negatif yang muncul dalam pikiran. Anda harus selalu berpikiran positif dan yakin terhadap segala sesuatu. Jika membuat susatu usaha, yakinlah bahwa Anda akan mendapatkan keuntungan. Selain itu, produk Anda juga bisa diminati banyak orang. Saya bisa mempekerjakan banyak karyawan. Saya bisa membahagiakan karyawan. Semua hal-hal positif inilah gyang harus Anda bangun. Percayalah, bila hanya pikiran positif yang ada dalam pikiran, maka usaha akan sukses dan berhasil.
Jangan sekali-kali ada dalam pikiran Anda seperti ini : kalau membuat suatu usaha, maka saya akan mendapatkan (takut menghadapi kerugian. Saya takut dan takut). Akhirnya Anda takut dan tidak jadi membuka dan mengalami kerugian karena yang ada hanyalah pikiran negative, seperti kerugian.
Dalam melaksanakan suatu usaha, kita tidak akan pernah tahu apakah usaha tersebut akan maju atau mundur. Untuk itulah mulailah berpikiran positif dan percaya terhadap diri sendiri, serta menghilangkan pikiran negative yang muncul. Segera mulailah membuka usaha baru walaupun itu kecil.
Seandainya Anda mengalami kegagalan, segera motivasilah diri dengan pikiran-pikiran positif bahwa Anda sebetulnya tidak gagal. Katakan dengan keras pada diri Anda bahwa,”Saya hanya sedang melakukan pembelajaran yang sangat luar biasa berharganya bagi saya sendiri.”
Anda harus berpikir positf terhadap usaha dan masa depan. Katakan dengan semangat seperti seorang pejuang kemerdekaan sejati, “Aku pasti sukses.” Katakan juga pada diri sendiri,”Aku harus bisa menjadi entrepreneur yang sukses dan berhasil.”
Labels:
Sukses Pikiran
Lakukan Ini dan Anda Akan Disambut Hangat Di mana Saja
Kawan sejati tidak dihasilkan dengan membuatnya tertarik kepada kita lebih dahulu.
Mengapa harus membaca buku ini untuk mendapatkan teman? Mengapa tidak belajar teknik yang digunakan oleh mereka yang mampu memperoleh teman, mereka yang dikenal di dunia? Siapa dia? Anda mungkin besok akan bertemu dengannya, sedang berjalan. Tatkala Anda berada dalam jarak sepuluh kaki darinya, dia akan mulai menggoyangkan ekornya. Kalau Anda berhenti dan menepuk-nepuknya, dia nyaris akan melompat keluar dari kulitnya, untuk menunjukkan kepada Anda betapa ia menyukai Anda. Dan Anda tahu dibalik kehangatan yang ditunjukkan dari pihaknya, tidak ada motif yang tersembunyi : dia bukannya hendak menjual real-estate apa pun kepada Anda, dan dia juga tidak ingin mengawini Anda.
Pernahkah Anda berhenti dan berpikir bahwa seekor anjing adalah satu-satunya binatang yang tidak perlu bekerja untuk menghidupi dirinya? Seekor ayam perlu bekerja untuk menghidupi dirinya, sapi harus memberikan susunya, dan seekor burung kenari harus bernyanyi. Tapi seekor anjing tidak harus bekerja dan tidak memberi Anda sesuatu pun kecuali cinta.
Ketika saya berusia lima tahun, ayah membelikan saya anak anjing kecilberbulu kuning seharga lima puluh sen. Dia adalah sinar terang dan kesenangan pada masa kecil saya. Setiap sore sekitar pukul setengah lima, ia akan duduk di halaman depan dengan matanya yang memandang tajam ke jalan, dan begitu dia mendengar suara saya atau melihat saya menenteng ember menuju bukit, dia akan melompat datang seperti peluru yang ditembakkan, berlari kencang naik ke bukit untuk menyapa saya sambil berlompatan kegirangan dan mengonggong karena senangnya.
Tippy adalah sobat saya selama lima tahun. Kemudian suatu malam yang tragis_Saya tidak akan pernah melupakannya_dia mati, pada jarak sepuluh kaki di mana saya berada, mati tersambar petir. Kematian Tippy merupakan tragedi masa kecil saya.
Kau tidak penah membaca buku psikologi, Tippy. Kau tidak perlu membacanya. Kau sudah tahu berdasarkan naluri bahwa kau bisa berteman lebih banyak dalam waktu dua bulan, dengan cara menjadi sungguh-sungguh tertarik kepada orang lain dibandingkan dengan yang bisa kau lakukan dalam waktu dua tahun dengan cara mengusahakan orang lain yang tertarik padamu. Biarkan saya mengulanginya. Anda bisa mendapat lebih banyak teman dalam waktu dua bulan dengan cara menjadi tertarik pada orang lain dibandingkan dengan yang bisa Anda peroleh dalam waktu dua tahun dengan cara mengusahakan orang lain tertarik pada Anda.
Namun saya kenal, dan Anda pun kenal, orang-orang yang membuat kesalahan besar dalam kehidupan, yang berusaha mengayunkan orang lain agar menjadi tertarik kepada mereka. Tentu saja, cara itu tidak berhasil. Orang-orang tidak akan tertarik pada Anda. Mereka pun tidak tertarik pada saya. Mereka hanya tertarik pada diri mereka sendiri.
Perusahaan Telepon New York membuat satu studi terperinci mengenai pembicaraan lewat telepon, untuk mencari tahu kata apa yang paling sering digunakan. Anda sudah bisa menebaknya : yaitu kata ganti orang pertama, "Saya" , "Saya" , "Saya". Kata itu dipakai 3900 kali dalam 500 percakapan telepon. Tatkala Anda melihat sebuah foto berkelompok di mana Anda berada di dalamnya, foto siapa yang pertama kali Anda lihat?
Kalau kita cuma berusaha memberi kesan kepada orang lain, dan berusaha menjadikan orang lain tertarik kepada kita, kita tidak akan pernah mempunyai banyak kawan yang sejati dan tulus. Kawan, kawan sejati, tidak dihasilkan dengan cara itu.
Alfred Adler, seorang psikolog terkenal dari Vienna, menulis sebuah buku dengan judul What Life Should Mean To You. Dalam buku itu, dia berkata : “ Individu yang tidak tertarik kepada kawan-kawannyalah yang memiliki kesulitan terbesar dalam hidup dan memberikan luka terbesar kepada orang lain. Dari antara para individu tersebutlah semua kegagalan manusia timbul. ”
Itu juga merupakan salah satu rahsia dari kepopuleran Theodore Roosevelt yang mengagumkan. Bahkan para pembantunya mencintainya. Pelayan prianya, James E. Amos, menulis sebuah buku tentang dirinya berjudul Theodore Roosevelt, Hero to his Valet. Dalam buku ini Amos menceritakan insiden menarik ini :
Istri saya suatu kali bertanya kepada Presiden tentang bobwhite (sejenis tanaman). Dia belum pernah melihat dan Presiden menjelaskan kepada istri saya dengan terperinci. Beberapa waktu kemudian telepon di pondok kami berdering. Istri saya menjawab telepon dan itu ternyata dari tuan Roosevelt sendiri. Dia meneleponnya untuk menyampaikan bahwa ada bobwhite di luar jendela kamar istri saya dan jika ia mau melongok ke luar, ia dapat melihatnya. Hal-hal kecil seperti itu sungguh merupakan sifat khas darinya. Tatkala dia melewati ke pondok kami meskipun kami belum terlihat, kami akan mendengarnya memanggil : “Oo-oo-oo, Annie?” atau “Oo-oo-oo, James!” Itu hanya sapaan ramah saat dia lewat.
Bagaimana bisa para pegawai tidak menyukai seorang lelaki seperti itu? Bagaimana setiap orang bisa tidak menyukainya? “Tapi tatkala ia melihat Alice, si pembantu dapur," tulis Archie Butt, "Dia tanyakan kepada Alice apakah masih membuat roti jagung?" Alice mengatakan kepadanya bahwa ia kadang-kadang membuatnya untuk para pembantu, tapi tak seorang pun memakannya.
'Wah..mereka memperlihatkan selera buruk,' Roosevelt membalas, 'dan saya akan sampaikan pada Presiden begitu saya berjumpa dengannya.' Alice membawa sepotong untuknya dipiring dan dia pergi ke kantor sambil memakannya saat dia berjalan dan menyapa tukang kebun dan pesuruh ketika dia lewat... "Dia menyapa setiap orang, persis seperti yang dilakukannya pada masa lalu, Ike Hoover, yang pernah menjadi kepala pelayan di gedung putih selama lima puluh tahun, berkata dengan mata penuh air mata: 'Itu satu-satunya hari bahagia yang kami peroleh dalam waktu dua tahun, dan tak seorangpun dari kami yang akan menukarkannya dengan uang seratus dollar.' "
Saya sudah menemukan dari pengalaman pribadi bahwa seseorang bisa memenangkan perhatian, waktu dan kerjasama bahkan dari orang-orang yang paling sukar, dengan cara sungguh-sungguh berminat pada diri mereka. Kalau kita ingin berkawan, biarkan diri kita melakukan sesuatu untuk orang lain_Hal-hal yang memerlukan waktu, energi, rasa tidak mementingkan diri dan pemikiran. Memperlihatkan minat yang sungguh-sungguh kepada orang lain bukan hanya memberi kawan bagi Anda, melainkan juga akan menarik pelanggan setia untuk perusahaan Anda.
Penunjukkan minat seperti halnya dengan prinsip lain dari hubungan manusia, haruslah tulus. Cara ini harus memberikan imbalan, bukan hannya kepada orang yang memperlihatkan minatnya, melainkan juga untuk orang yang menerima perhatian itu. Ini merupakan jalur dua arah_kedua pihak memperoleh manfaat.
Kalau Anda ingin orang lain menyukai Anda, kalau Anda ingin mengembangkan persahabatan sejati, Kalau Anda ingin menolong orang lain sekaligus menolong diri Anda sendiri, simpan prinsip ini dalam pikiran Anda, : BERSUNGGUH-SUNGGULAH MENARUH MINAT PADA ORANG LAIN.
Mengapa harus membaca buku ini untuk mendapatkan teman? Mengapa tidak belajar teknik yang digunakan oleh mereka yang mampu memperoleh teman, mereka yang dikenal di dunia? Siapa dia? Anda mungkin besok akan bertemu dengannya, sedang berjalan. Tatkala Anda berada dalam jarak sepuluh kaki darinya, dia akan mulai menggoyangkan ekornya. Kalau Anda berhenti dan menepuk-nepuknya, dia nyaris akan melompat keluar dari kulitnya, untuk menunjukkan kepada Anda betapa ia menyukai Anda. Dan Anda tahu dibalik kehangatan yang ditunjukkan dari pihaknya, tidak ada motif yang tersembunyi : dia bukannya hendak menjual real-estate apa pun kepada Anda, dan dia juga tidak ingin mengawini Anda.
Pernahkah Anda berhenti dan berpikir bahwa seekor anjing adalah satu-satunya binatang yang tidak perlu bekerja untuk menghidupi dirinya? Seekor ayam perlu bekerja untuk menghidupi dirinya, sapi harus memberikan susunya, dan seekor burung kenari harus bernyanyi. Tapi seekor anjing tidak harus bekerja dan tidak memberi Anda sesuatu pun kecuali cinta.
Ketika saya berusia lima tahun, ayah membelikan saya anak anjing kecilberbulu kuning seharga lima puluh sen. Dia adalah sinar terang dan kesenangan pada masa kecil saya. Setiap sore sekitar pukul setengah lima, ia akan duduk di halaman depan dengan matanya yang memandang tajam ke jalan, dan begitu dia mendengar suara saya atau melihat saya menenteng ember menuju bukit, dia akan melompat datang seperti peluru yang ditembakkan, berlari kencang naik ke bukit untuk menyapa saya sambil berlompatan kegirangan dan mengonggong karena senangnya.
Tippy adalah sobat saya selama lima tahun. Kemudian suatu malam yang tragis_Saya tidak akan pernah melupakannya_dia mati, pada jarak sepuluh kaki di mana saya berada, mati tersambar petir. Kematian Tippy merupakan tragedi masa kecil saya.
Kau tidak penah membaca buku psikologi, Tippy. Kau tidak perlu membacanya. Kau sudah tahu berdasarkan naluri bahwa kau bisa berteman lebih banyak dalam waktu dua bulan, dengan cara menjadi sungguh-sungguh tertarik kepada orang lain dibandingkan dengan yang bisa kau lakukan dalam waktu dua tahun dengan cara mengusahakan orang lain yang tertarik padamu. Biarkan saya mengulanginya. Anda bisa mendapat lebih banyak teman dalam waktu dua bulan dengan cara menjadi tertarik pada orang lain dibandingkan dengan yang bisa Anda peroleh dalam waktu dua tahun dengan cara mengusahakan orang lain tertarik pada Anda.
Namun saya kenal, dan Anda pun kenal, orang-orang yang membuat kesalahan besar dalam kehidupan, yang berusaha mengayunkan orang lain agar menjadi tertarik kepada mereka. Tentu saja, cara itu tidak berhasil. Orang-orang tidak akan tertarik pada Anda. Mereka pun tidak tertarik pada saya. Mereka hanya tertarik pada diri mereka sendiri.
Perusahaan Telepon New York membuat satu studi terperinci mengenai pembicaraan lewat telepon, untuk mencari tahu kata apa yang paling sering digunakan. Anda sudah bisa menebaknya : yaitu kata ganti orang pertama, "Saya" , "Saya" , "Saya". Kata itu dipakai 3900 kali dalam 500 percakapan telepon. Tatkala Anda melihat sebuah foto berkelompok di mana Anda berada di dalamnya, foto siapa yang pertama kali Anda lihat?
Kalau kita cuma berusaha memberi kesan kepada orang lain, dan berusaha menjadikan orang lain tertarik kepada kita, kita tidak akan pernah mempunyai banyak kawan yang sejati dan tulus. Kawan, kawan sejati, tidak dihasilkan dengan cara itu.
Alfred Adler, seorang psikolog terkenal dari Vienna, menulis sebuah buku dengan judul What Life Should Mean To You. Dalam buku itu, dia berkata : “ Individu yang tidak tertarik kepada kawan-kawannyalah yang memiliki kesulitan terbesar dalam hidup dan memberikan luka terbesar kepada orang lain. Dari antara para individu tersebutlah semua kegagalan manusia timbul. ”
Itu juga merupakan salah satu rahsia dari kepopuleran Theodore Roosevelt yang mengagumkan. Bahkan para pembantunya mencintainya. Pelayan prianya, James E. Amos, menulis sebuah buku tentang dirinya berjudul Theodore Roosevelt, Hero to his Valet. Dalam buku ini Amos menceritakan insiden menarik ini :
Istri saya suatu kali bertanya kepada Presiden tentang bobwhite (sejenis tanaman). Dia belum pernah melihat dan Presiden menjelaskan kepada istri saya dengan terperinci. Beberapa waktu kemudian telepon di pondok kami berdering. Istri saya menjawab telepon dan itu ternyata dari tuan Roosevelt sendiri. Dia meneleponnya untuk menyampaikan bahwa ada bobwhite di luar jendela kamar istri saya dan jika ia mau melongok ke luar, ia dapat melihatnya. Hal-hal kecil seperti itu sungguh merupakan sifat khas darinya. Tatkala dia melewati ke pondok kami meskipun kami belum terlihat, kami akan mendengarnya memanggil : “Oo-oo-oo, Annie?” atau “Oo-oo-oo, James!” Itu hanya sapaan ramah saat dia lewat.
Bagaimana bisa para pegawai tidak menyukai seorang lelaki seperti itu? Bagaimana setiap orang bisa tidak menyukainya? “Tapi tatkala ia melihat Alice, si pembantu dapur," tulis Archie Butt, "Dia tanyakan kepada Alice apakah masih membuat roti jagung?" Alice mengatakan kepadanya bahwa ia kadang-kadang membuatnya untuk para pembantu, tapi tak seorang pun memakannya.
'Wah..mereka memperlihatkan selera buruk,' Roosevelt membalas, 'dan saya akan sampaikan pada Presiden begitu saya berjumpa dengannya.' Alice membawa sepotong untuknya dipiring dan dia pergi ke kantor sambil memakannya saat dia berjalan dan menyapa tukang kebun dan pesuruh ketika dia lewat... "Dia menyapa setiap orang, persis seperti yang dilakukannya pada masa lalu, Ike Hoover, yang pernah menjadi kepala pelayan di gedung putih selama lima puluh tahun, berkata dengan mata penuh air mata: 'Itu satu-satunya hari bahagia yang kami peroleh dalam waktu dua tahun, dan tak seorangpun dari kami yang akan menukarkannya dengan uang seratus dollar.' "
Saya sudah menemukan dari pengalaman pribadi bahwa seseorang bisa memenangkan perhatian, waktu dan kerjasama bahkan dari orang-orang yang paling sukar, dengan cara sungguh-sungguh berminat pada diri mereka. Kalau kita ingin berkawan, biarkan diri kita melakukan sesuatu untuk orang lain_Hal-hal yang memerlukan waktu, energi, rasa tidak mementingkan diri dan pemikiran. Memperlihatkan minat yang sungguh-sungguh kepada orang lain bukan hanya memberi kawan bagi Anda, melainkan juga akan menarik pelanggan setia untuk perusahaan Anda.
Penunjukkan minat seperti halnya dengan prinsip lain dari hubungan manusia, haruslah tulus. Cara ini harus memberikan imbalan, bukan hannya kepada orang yang memperlihatkan minatnya, melainkan juga untuk orang yang menerima perhatian itu. Ini merupakan jalur dua arah_kedua pihak memperoleh manfaat.
Kalau Anda ingin orang lain menyukai Anda, kalau Anda ingin mengembangkan persahabatan sejati, Kalau Anda ingin menolong orang lain sekaligus menolong diri Anda sendiri, simpan prinsip ini dalam pikiran Anda, : BERSUNGGUH-SUNGGULAH MENARUH MINAT PADA ORANG LAIN.
Membuat Kesan Pertama yang Baik
Orang yang tersenyum cenderung mampu mengatasi, mengajar dan menjual lebih efektif, dan membesarkan anak-anak lebih bahagia. Senyum merupakan alat pengajaran yang jauh lebih efektif daripada hukuman.
Pada suatu pesta santap malam di New York, salah satu tamu, seorang wanita yang mendapat warisan uang, dengan bersemangat ingin membuat kesan pada semua orang. Dia sudah menghambur-hamburkan harta itu untuk mantel bulu musang, berlian, dan mutiara. Tapi dia belum melakukan sesuatu pun pada wajahnya. Wajah itu menampilkan kesuraman dan rasa mementingkan diri sendiri. Dia tidak menyadari apa yang diketahui semua orang yaitu bahw aekspresi yang terpantul dari wajah seseorang adalah jauh lebih penting daripada pakaian yang dikenakannya.
Charles Schwab mengatakan pada saya bahwa senyumnya bernilai sejuta dollar. Dan dia mungkin memang mengatakan yang sebenarnya. Karena kepribadian Schwab, daya tariknya, kemampuannya membuat orang menyukainya, hampir semuanya merupakan penyebab kesuksesannya yang luar biasa. Dan salah satu faktor yang sangar menyenangkan dari kepribadiannya adalah senyumnya yang memikat.
Senyum seorang bayi memiliki pengaruh yang sama. Dr. Stephen K.Sproul, seorang dokter hewan di Raytown, Missouri, menceritakan tentang satu harinya yang biasa, pada saat ruang tunggunya penuh dengan klien yang menunggu binatang kesayangan mereka disuntik. Tak seorang pun dari mereka yang berbicara satu sama lainnya. Dia menceritakannya pada salah satu dari kursus kami : "Ada enam atau tujuh klien yang sedang menunggu tatkala seorang wanita muda masuk, bersama bayi sembilan bulan dan seekor anak kucing. Kebetulan wanita itu duduk di sebelah seorang pria setengah baya yang kesal dengan pelayanannya yang mengharuskannya menunggu lama. Hal berikutnya yang dia tahu, bayi itu memandangnya dengan tersenyum lebar, senyum khas bayi. Apa yang dilakukan lelaki itu? Tentu saja, persis seperti Anda dan saya akan lakukan; dia membalas senyuman si bayi. Segera saja dia jadi mengobrol dengan wanita itu tentang anaknya dan cucu lelaki itu, kemudian serta merta mereka yang berada di ruang tunggu itu ikut bergabung dengan mereka, kemudian kebosanan dan ketegangan berubah menjadi satu pengalaman yang menyenangkan."
Profesor James V.McConnell, seorang psikolog di Universitas Michigan, mengekspresikan perasaannya mengenai senyuman. "Orang yang tersenyum cenderung mampu mengatasi, mengajar dan menjual lebih efektif, dan membesarkan anak-anak lebih bahagia. Ada jauh lebih banyak informasi tentang senyuman daripada sebuah kerut di kening. Karena senyum itulah yang mendorong semangat, alat pengajaran yang jauh lebih efektif daripada hukuman."
Manajer personalia dari sebuah toserba besar di New York menceritakan pada saya bahwa dia lebih berminat mempekerjakan seorang gadis penjual yang belum menyelesaikan sekolah tapi mempunyai senyum yang menyenangkan, daripada mempekerjakan seorang Ph.D yang berwajah muram.
Pimpinan dewan direktur dari salah satu perusahaan karet terbesar di Amerika menyampaikan pada saya bahwa, berdasarkan penelitiannya, orang jarang berhasil dalam hal apapun, kecuali mereka mendapat kesenangan dalam mengerjakannya. Pimpinan industri ini tidak menaruh banyak keyakinan dalam pepatah lama yang mengatakan bahwa hanya kerja keras yang merupakan kunci ajaib, yang mampu membuka pintu untuk memenuhi keinginan-keinginan kita. "Saya sudah kenal orang-orang," tambahnya, "yang berhasil karena mereka senang dan menikmati dalam menjalankan bisnis mereka. Belakangan saya juga melihat orang-orang itu berubah ketika kesenangan menjadi pekerjaan. Lalu bisnis mulai jadi tidak menyenangkan. Mereka kehilangan semua rasa sengan di dalamnya dan mereka gagal."
Anda harus senang ketika berjumpa dengan orang-orang, kalau Anda mengharapkan mereka senang bertemu dengan Anda. Anda tidak ingin terseyum? Mengapa? Ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama, paksa diri Anda untuk tersenyum. Kalau Anda sedang sendiri, paksa diri Anda untuk bersiul atau mendendangkan lagu. Bersikaplah seolah-olah Anda sudah bahagia. Berikut ini cara yang dipaparkan oleh psikolog dan filsuf William James: "Tindakan tampaknya mengikuti perasaan. Padahal sebenarnya tindakan dan perasaan berjalan bersama; dan dengan mengatur tindakan, yang berada di bawah kontrol langsung dari kehendak, kita bisa secara tidak langsung mengatur perasaan kita, yang tidak kita kehendaki langsung."
"Jadi, jalan menuju kebahagiaan kalau kegembiraan kita hilang, adalah duduk dengan riang lalu bertindak dan berbicaralah seolah-olah Anda memang bahagia..."
Semua orang di dunia ini mencari kebahagiaan_dan ada satu cara pasti untuk menemukannya yaitu dengan mengendalikan pikiran-pikiran Anda. Kebahagiaan tidak tergantung pada kondisi-kondisi dari luar, tp dari dalam. Bukan dari Apa yang Anda miliki, atau siapa Anda, atau dimana Anda, atau apa yang sedang Anda kerjakan, yang akan membuat Anda bahagia atau tidak bahagia. Melainkan apa yang Anda pikirkan tentang bahagia itu.
"tidak ada sesuatu yang baik atau buruk," ujar Shakespeare,"Hanya pikiranlah yang membedakannya."
Abe Lincoln pernah berkata,"Kebanyakan orang dapat merasa bahagia seperti yang mereka pikirkan." Dia benar. Saya melihat ilustrasi nyata dari kebenaran itu saat saya sedang berjalan menaiki tangga stasiun Kereta Api Long Island di New York. Tepat di depan saya, tiga atau empat puluh anak-anak cacat dengan tongkat penopang di ketiak, berusaha menaiki tangga itu. Satu anak lelaki harus di gendong. Saya terpana melihat kegembiraan dan keceriaan mereka. Saya menyampaikan hal ini pada salah satu lelaki yang menjaga anak-anak itu."Oh ya," jawabnya, "Apabila seorang anak sudah menyadari bahwa ia akan cacat seumur hidup, mulanya ia akan terpukul sekali; namun setelah dia mengatasi rasa terpukulnya, biasanya ia akan menyerahkan dirinya pada nasib, kemudian menjadi sama bahagianya sepoerti anak-anak normal."
Saya merasa sangat ingin mengangkat topi pada anak-anak itu. Mereka mengajarkan saya satu pelajaran yang saya harap tidak akan saya lupakan.
Pada suatu pesta santap malam di New York, salah satu tamu, seorang wanita yang mendapat warisan uang, dengan bersemangat ingin membuat kesan pada semua orang. Dia sudah menghambur-hamburkan harta itu untuk mantel bulu musang, berlian, dan mutiara. Tapi dia belum melakukan sesuatu pun pada wajahnya. Wajah itu menampilkan kesuraman dan rasa mementingkan diri sendiri. Dia tidak menyadari apa yang diketahui semua orang yaitu bahw aekspresi yang terpantul dari wajah seseorang adalah jauh lebih penting daripada pakaian yang dikenakannya.
Charles Schwab mengatakan pada saya bahwa senyumnya bernilai sejuta dollar. Dan dia mungkin memang mengatakan yang sebenarnya. Karena kepribadian Schwab, daya tariknya, kemampuannya membuat orang menyukainya, hampir semuanya merupakan penyebab kesuksesannya yang luar biasa. Dan salah satu faktor yang sangar menyenangkan dari kepribadiannya adalah senyumnya yang memikat.
Senyum seorang bayi memiliki pengaruh yang sama. Dr. Stephen K.Sproul, seorang dokter hewan di Raytown, Missouri, menceritakan tentang satu harinya yang biasa, pada saat ruang tunggunya penuh dengan klien yang menunggu binatang kesayangan mereka disuntik. Tak seorang pun dari mereka yang berbicara satu sama lainnya. Dia menceritakannya pada salah satu dari kursus kami : "Ada enam atau tujuh klien yang sedang menunggu tatkala seorang wanita muda masuk, bersama bayi sembilan bulan dan seekor anak kucing. Kebetulan wanita itu duduk di sebelah seorang pria setengah baya yang kesal dengan pelayanannya yang mengharuskannya menunggu lama. Hal berikutnya yang dia tahu, bayi itu memandangnya dengan tersenyum lebar, senyum khas bayi. Apa yang dilakukan lelaki itu? Tentu saja, persis seperti Anda dan saya akan lakukan; dia membalas senyuman si bayi. Segera saja dia jadi mengobrol dengan wanita itu tentang anaknya dan cucu lelaki itu, kemudian serta merta mereka yang berada di ruang tunggu itu ikut bergabung dengan mereka, kemudian kebosanan dan ketegangan berubah menjadi satu pengalaman yang menyenangkan."
Profesor James V.McConnell, seorang psikolog di Universitas Michigan, mengekspresikan perasaannya mengenai senyuman. "Orang yang tersenyum cenderung mampu mengatasi, mengajar dan menjual lebih efektif, dan membesarkan anak-anak lebih bahagia. Ada jauh lebih banyak informasi tentang senyuman daripada sebuah kerut di kening. Karena senyum itulah yang mendorong semangat, alat pengajaran yang jauh lebih efektif daripada hukuman."
Manajer personalia dari sebuah toserba besar di New York menceritakan pada saya bahwa dia lebih berminat mempekerjakan seorang gadis penjual yang belum menyelesaikan sekolah tapi mempunyai senyum yang menyenangkan, daripada mempekerjakan seorang Ph.D yang berwajah muram.
Pimpinan dewan direktur dari salah satu perusahaan karet terbesar di Amerika menyampaikan pada saya bahwa, berdasarkan penelitiannya, orang jarang berhasil dalam hal apapun, kecuali mereka mendapat kesenangan dalam mengerjakannya. Pimpinan industri ini tidak menaruh banyak keyakinan dalam pepatah lama yang mengatakan bahwa hanya kerja keras yang merupakan kunci ajaib, yang mampu membuka pintu untuk memenuhi keinginan-keinginan kita. "Saya sudah kenal orang-orang," tambahnya, "yang berhasil karena mereka senang dan menikmati dalam menjalankan bisnis mereka. Belakangan saya juga melihat orang-orang itu berubah ketika kesenangan menjadi pekerjaan. Lalu bisnis mulai jadi tidak menyenangkan. Mereka kehilangan semua rasa sengan di dalamnya dan mereka gagal."
Anda harus senang ketika berjumpa dengan orang-orang, kalau Anda mengharapkan mereka senang bertemu dengan Anda. Anda tidak ingin terseyum? Mengapa? Ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama, paksa diri Anda untuk tersenyum. Kalau Anda sedang sendiri, paksa diri Anda untuk bersiul atau mendendangkan lagu. Bersikaplah seolah-olah Anda sudah bahagia. Berikut ini cara yang dipaparkan oleh psikolog dan filsuf William James: "Tindakan tampaknya mengikuti perasaan. Padahal sebenarnya tindakan dan perasaan berjalan bersama; dan dengan mengatur tindakan, yang berada di bawah kontrol langsung dari kehendak, kita bisa secara tidak langsung mengatur perasaan kita, yang tidak kita kehendaki langsung."
"Jadi, jalan menuju kebahagiaan kalau kegembiraan kita hilang, adalah duduk dengan riang lalu bertindak dan berbicaralah seolah-olah Anda memang bahagia..."
Semua orang di dunia ini mencari kebahagiaan_dan ada satu cara pasti untuk menemukannya yaitu dengan mengendalikan pikiran-pikiran Anda. Kebahagiaan tidak tergantung pada kondisi-kondisi dari luar, tp dari dalam. Bukan dari Apa yang Anda miliki, atau siapa Anda, atau dimana Anda, atau apa yang sedang Anda kerjakan, yang akan membuat Anda bahagia atau tidak bahagia. Melainkan apa yang Anda pikirkan tentang bahagia itu.
"tidak ada sesuatu yang baik atau buruk," ujar Shakespeare,"Hanya pikiranlah yang membedakannya."
Abe Lincoln pernah berkata,"Kebanyakan orang dapat merasa bahagia seperti yang mereka pikirkan." Dia benar. Saya melihat ilustrasi nyata dari kebenaran itu saat saya sedang berjalan menaiki tangga stasiun Kereta Api Long Island di New York. Tepat di depan saya, tiga atau empat puluh anak-anak cacat dengan tongkat penopang di ketiak, berusaha menaiki tangga itu. Satu anak lelaki harus di gendong. Saya terpana melihat kegembiraan dan keceriaan mereka. Saya menyampaikan hal ini pada salah satu lelaki yang menjaga anak-anak itu."Oh ya," jawabnya, "Apabila seorang anak sudah menyadari bahwa ia akan cacat seumur hidup, mulanya ia akan terpukul sekali; namun setelah dia mengatasi rasa terpukulnya, biasanya ia akan menyerahkan dirinya pada nasib, kemudian menjadi sama bahagianya sepoerti anak-anak normal."
Saya merasa sangat ingin mengangkat topi pada anak-anak itu. Mereka mengajarkan saya satu pelajaran yang saya harap tidak akan saya lupakan.
Labels:
Membuat Kesan Pertama yang Baik
Kekuatan Penyusutan Tujuan
Kegagalan berbagai rencana kita karena mereka tidak memiliki tujuan. Ketika seorang manusia tidak mengetahui pelabuhan yang ia tuju, tidak akan ada angin yang arahnya benar.
Jika Anda tidak memiliki tujuan, Anda tidak akan memperoleh apa-apa. Sesederhana itu. Jika Anda memikirkannya, bagaimana bisa? Jika Anda tidak memilki tujuan, Anda tidak akan mengerjakan apa-apa. Jika Anda tidak mengerjakan apa-apa, bagaimana mungkin hidup Anda akan menjadi lebih baik dari saat ini?
Apa yang dimiliki sebagian besar orang adalah berbagai harapan, bukan tujuan. Saya menggunakan contoh-contoh berikut ini untuk mengilustrasikan perbedaannya. Jika Anda dan saya pergi ke mall dan bertanya kepada orang yang kita jumpai apa tujuan mereka, orang umumnya akan menjawab pada usia pensiun mereka ingin mandiri secara finansial. Kami kemudian akan melanjutkan pertanyaan kepada mereka dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
* Berapa banyak jumlah uang yang Anda perlukan untuk pensiun dan pada usia berapa? Rencana apa yang akan Anda lakukan untuk mendapatkan uang ini?
* Dimana akan Anda investasikan_saham, persekutuan, real estate, kombinasi?
* Jika masa pensiun dua puluh lima tahun lagi, apa yang Anda lakukan untuk mengatasi berbagai rintangan yang mungkin akan Anda hadapi, seperti biaya kuliah anak-anak Anda?
* Bagaimana jika negara ini mengalami resesi?
* Siapa diantara kelompok Anda yang akan menyuruh Anda keluar dari mobil mewah itu dan masuk ke mobil yang harganya tidak mahal sehingga Anda bisa mencapai tujuan keuangan Anda?
* Mengapa Anda menyusun tujuan ini terlebih dahulu?
* Apa motivasi Anda untuk mencapainay?
* Bagaimana menurut penglihatan Anda hasil akhir dari tujuan ini?
Jika kita menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini pada orang, kita kebanyakan akan mendapatkan pandangan kosong. Kebanyakan dari mereka akan mengaku bahwa mereka tidak pernah berpikir sedetail itu. Realitanya, apa yang dimiliki orang-orang ini adalah harapan.Mereka berharap bahwa pada suatu hari nanti, bagaimanapun, mereka akan mandiri secara finansial.
Mungkin mereka bekerja pada perusahaan yang tepat dan mendapatkna dana pensiun yang baik. Mungkin bibi mereka akan memenangkan undian. Tetapi kenyataanya adalah, mereka benar-benar tidak mengerti bagaimana cara mereka akan melakukannya.
Pertama dan paling utama, tanyakan kepada diri Anda sendiri,"Apa tujuan saya? Apa yang akan saya lakukan?" Pertanyaan berikutnya adalah, "Apakah itu realistik?" Sebagai contoh, jika Anda memulai bisnis baru dan Anda ingin melakukan penjualan $100juta dalam lima tahun, itu mungkin tidak realistis jika Anda tidak berada di negara super industri dan memiliki modal yang besar. Salah satu kesalahan terbesar manusia adalah mereka menyusun tujuan-tujuan yang tidak terjangkau. Sebuah tujuan harus bisa membuat Anda mengembang lebih jauh daripada sebelumnya tetapi seharusnya tidak terlalu luas sehingga seberapapun keras usaha Anda, Anda tidak akan mampu mencapainya.
Kemudian, susun jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tujuan Anda. Yang akan Anda lakukan adalah memecah tujuan yang lebih besar menjadi tujuan tujuan yang lebih kecil, tujuan yang lebih mudah dicapai. Menulis buku bisa jadi tugas yang menakutkan. Mungkin Anda memiliki beberapa gagasan, tetapi Anda harus menyelesaikan 196 halaman dalam susunan yang logis sehingga para pembaca akan merasa tertarik. Ketika sedang menulis buku saya, saya memecahnya menjadi beberapa tugas yang mudah diselesaikan. Pertama-tama saya membuat outline yang berisi tentang apa yang akan saya masukkan. Kemudian saya mulai menulis beberapa bab. Begitu buku selesai saya tulis, harus dilakukan proofreading. Saya kembali ke belakang dan merevisi beberapa bab dan sebagainya. Tiap tugas merupakan tugas kecil dan bisa dikerjakan. Hanya perlu menulis sebuah outline. Oke, saya bisa melakukannya. Mulailah dengan menulis beberapa bab yang lebih mudah. Oke, tidak ada masalah. Saya terus kerjakan dengan cara ini sampai sebuah buku berhasil saya selesaikan.
Kemudian, apa rencana Anda untuk mencapai tujuan Anda? Anda telah menyusun sebuah tujuan realistis untuk mencapai penjualan dua juta dollar dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Sekarang? Bagaimana cara Anda melakukannya? Percaya atau tidak, banyak orang lupa bagian ini. Mereka semua meresa hebat karena telah menyusun sebuah tujuan dan inign segera berlari ke luar sana serta mulai mengerjakannya tanpa berpikir dengan benar bagaimana cara mereka menyelesaikannya.
Semua ini harus tertulis di atas kertas. Anda tidak mungkin bisa mengemudi dari New York ke San Fransisco tanpa mengerti arahnya terlebih dahulu . Bagain terakhir adalah memvisualisasikan hasil akhir. Untuk berhasil Anda perlu percaya bahwa Anda benar-benar bisa mencapai tujuan Anda. Kurang memiliki perencanaan tujuan adalah masalah terbesar yang dimiliki orang-orang yang saya jumpai. Mereka tidak memiliki tujuan hidup, dan jika mereka memiliki sebuah tujuan, mereka tidak memiliki peta yang akan membawa mereka ke sana. Semua orang ingin mandiri keuangannya, tetapi sangat sedikit yang berhasil, banyak orang yang akan memulai bisnis, tetapi yang mereka lakukan hanyalah membicaraknnya secara umum. Mereka membuat generalisasi seperti "pada suatu hari nanti" dan "mungkin jika." Jika Anda ingin hidup Anda menjadi lebih baik, apapun keinginan Anda, Anda harus menyusun sebuah tujuan dan mengembangkan sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Jika Anda tidak memiliki tujuan, Anda tidak akan memperoleh apa-apa. Sesederhana itu. Jika Anda memikirkannya, bagaimana bisa? Jika Anda tidak memilki tujuan, Anda tidak akan mengerjakan apa-apa. Jika Anda tidak mengerjakan apa-apa, bagaimana mungkin hidup Anda akan menjadi lebih baik dari saat ini?
Apa yang dimiliki sebagian besar orang adalah berbagai harapan, bukan tujuan. Saya menggunakan contoh-contoh berikut ini untuk mengilustrasikan perbedaannya. Jika Anda dan saya pergi ke mall dan bertanya kepada orang yang kita jumpai apa tujuan mereka, orang umumnya akan menjawab pada usia pensiun mereka ingin mandiri secara finansial. Kami kemudian akan melanjutkan pertanyaan kepada mereka dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
* Berapa banyak jumlah uang yang Anda perlukan untuk pensiun dan pada usia berapa? Rencana apa yang akan Anda lakukan untuk mendapatkan uang ini?
* Dimana akan Anda investasikan_saham, persekutuan, real estate, kombinasi?
* Jika masa pensiun dua puluh lima tahun lagi, apa yang Anda lakukan untuk mengatasi berbagai rintangan yang mungkin akan Anda hadapi, seperti biaya kuliah anak-anak Anda?
* Bagaimana jika negara ini mengalami resesi?
* Siapa diantara kelompok Anda yang akan menyuruh Anda keluar dari mobil mewah itu dan masuk ke mobil yang harganya tidak mahal sehingga Anda bisa mencapai tujuan keuangan Anda?
* Mengapa Anda menyusun tujuan ini terlebih dahulu?
* Apa motivasi Anda untuk mencapainay?
* Bagaimana menurut penglihatan Anda hasil akhir dari tujuan ini?
Jika kita menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini pada orang, kita kebanyakan akan mendapatkan pandangan kosong. Kebanyakan dari mereka akan mengaku bahwa mereka tidak pernah berpikir sedetail itu. Realitanya, apa yang dimiliki orang-orang ini adalah harapan.Mereka berharap bahwa pada suatu hari nanti, bagaimanapun, mereka akan mandiri secara finansial.
Mungkin mereka bekerja pada perusahaan yang tepat dan mendapatkna dana pensiun yang baik. Mungkin bibi mereka akan memenangkan undian. Tetapi kenyataanya adalah, mereka benar-benar tidak mengerti bagaimana cara mereka akan melakukannya.
Pertama dan paling utama, tanyakan kepada diri Anda sendiri,"Apa tujuan saya? Apa yang akan saya lakukan?" Pertanyaan berikutnya adalah, "Apakah itu realistik?" Sebagai contoh, jika Anda memulai bisnis baru dan Anda ingin melakukan penjualan $100juta dalam lima tahun, itu mungkin tidak realistis jika Anda tidak berada di negara super industri dan memiliki modal yang besar. Salah satu kesalahan terbesar manusia adalah mereka menyusun tujuan-tujuan yang tidak terjangkau. Sebuah tujuan harus bisa membuat Anda mengembang lebih jauh daripada sebelumnya tetapi seharusnya tidak terlalu luas sehingga seberapapun keras usaha Anda, Anda tidak akan mampu mencapainya.
Kemudian, susun jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tujuan Anda. Yang akan Anda lakukan adalah memecah tujuan yang lebih besar menjadi tujuan tujuan yang lebih kecil, tujuan yang lebih mudah dicapai. Menulis buku bisa jadi tugas yang menakutkan. Mungkin Anda memiliki beberapa gagasan, tetapi Anda harus menyelesaikan 196 halaman dalam susunan yang logis sehingga para pembaca akan merasa tertarik. Ketika sedang menulis buku saya, saya memecahnya menjadi beberapa tugas yang mudah diselesaikan. Pertama-tama saya membuat outline yang berisi tentang apa yang akan saya masukkan. Kemudian saya mulai menulis beberapa bab. Begitu buku selesai saya tulis, harus dilakukan proofreading. Saya kembali ke belakang dan merevisi beberapa bab dan sebagainya. Tiap tugas merupakan tugas kecil dan bisa dikerjakan. Hanya perlu menulis sebuah outline. Oke, saya bisa melakukannya. Mulailah dengan menulis beberapa bab yang lebih mudah. Oke, tidak ada masalah. Saya terus kerjakan dengan cara ini sampai sebuah buku berhasil saya selesaikan.
Kemudian, apa rencana Anda untuk mencapai tujuan Anda? Anda telah menyusun sebuah tujuan realistis untuk mencapai penjualan dua juta dollar dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Sekarang? Bagaimana cara Anda melakukannya? Percaya atau tidak, banyak orang lupa bagian ini. Mereka semua meresa hebat karena telah menyusun sebuah tujuan dan inign segera berlari ke luar sana serta mulai mengerjakannya tanpa berpikir dengan benar bagaimana cara mereka menyelesaikannya.
Semua ini harus tertulis di atas kertas. Anda tidak mungkin bisa mengemudi dari New York ke San Fransisco tanpa mengerti arahnya terlebih dahulu . Bagain terakhir adalah memvisualisasikan hasil akhir. Untuk berhasil Anda perlu percaya bahwa Anda benar-benar bisa mencapai tujuan Anda. Kurang memiliki perencanaan tujuan adalah masalah terbesar yang dimiliki orang-orang yang saya jumpai. Mereka tidak memiliki tujuan hidup, dan jika mereka memiliki sebuah tujuan, mereka tidak memiliki peta yang akan membawa mereka ke sana. Semua orang ingin mandiri keuangannya, tetapi sangat sedikit yang berhasil, banyak orang yang akan memulai bisnis, tetapi yang mereka lakukan hanyalah membicaraknnya secara umum. Mereka membuat generalisasi seperti "pada suatu hari nanti" dan "mungkin jika." Jika Anda ingin hidup Anda menjadi lebih baik, apapun keinginan Anda, Anda harus menyusun sebuah tujuan dan mengembangkan sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Labels:
Kekuatan Penyusutan Tujuan
Subscribe to:
Posts (Atom)