Buat seorang agen properti, open house merupakan aktivitas nan vital dalam upaya menjual ataupun menyewakan properti. Lewat open house, penjualan ataupun penyewaan tersebut bisa lebih mulus, lebih mengalir.
Apa sesungguhnya open house itu? Dan bagaimana open house nan ideal?
Berikut ini beberapa poin tentang hal tersebut:
1. Secara ringkas dan sederhana, dapat kita sebutkan bahwa open house adalah aktivitas mencari pembeli ataupun penyewa properti. Itu dengan cara mengatur agar properti yang ditawarkan bisa dilihat leluasa.
Waktu untuk itu, sudah tentu, perlu diatur agen properti bersama pemilik properti.
Melalui open house, agen properti leluasa menerangkan seluk-beluk properti kepada calon pembeli/penyewa. Pun, sudah tentu calon pembeli/penyewa tersebut leluasa mengamati langsung properti tersebut.
2. Waktu untuk open house bervariasi. Bisa satu jam, tiga jam, atau bahkan seharian.
Walau begitu, sebaiknya open house cukup dilakukan satu jam.
Itu agar para peminat properti tersebut lebih terkumpul dalam satu waktu singkat. Alhasil, persaingan antar-mereka untuk mendapatkan properti akan lebih intensif. Ini tentu hal yang menguntungkan agen ataupun pemilik properti karena harga jual/sewa bisa naik.
3. Sebaiknya, open house dilakukan di hari libur kerja, antara lain Sabtu dan Minggu. Pertimbangan hal tersebut sederhana: di hari libur, peminat yang datang bisa lebih banyak.
Lagi-lagi, harga jual/sewa properti tersebut bisa terkatrol.
4. Perangkat untuk mengundang peminat properti tersebut tentu perlu ada. Untuk itu, berbagai hal bisa digelar agen properti.
Antara lain memasang spanduk di sekitar lokasi properti tersebut.
Cara lain yakni dengan menyebarkan undangan berbentuk kartu pos ataupun brosur ke lokasi potensial. Desainlah kartu pos ataupun brosur tersebut semenarik mungkin agar peminat tertarik mendatangi open house.
5. Selanjutnya, sudah tentu bahwa buku tamu sangat perlu hadir di open house. Agen properti perlu memastikan agar tiap tamu mengisi lengkap buku tamu tersebut. Termasuk mencantumkan nomor telepon genggam, telepon rumah, dan surat elektronik.
Dengan demikian, saat di waktu mendatang ingin menawarkan properti lain, agen properti bisa mengandalkan nama-nama di buku tamu tersebut.
Singkat kata, buku tamu nan lengkap menjadi peranti menambah daftar klien sang agen properti.
6. Jangan lupa bahwa open house merupakan satu cara untuk meningkatkan popularitas nama agen properti ke target pasar. Bila spanduk ataupun perangkat open house lain sering beredar di satu kawasan—tentu nama sang agen dicantumkan--tentu nama agen properti dikenaloleh warga.
Otomatis, bila satu hari ingin bertransaksi properti, warga akan menghubungi agen tersebut, bukan?
No comments:
Post a Comment